Mohon tunggu...
Ari Sony
Ari Sony Mohon Tunggu... Administrasi - Bung Arson, Pengamat dan Pemerhati Olahraga Khususnya Sepakbola

Olahraga adalah nadi yang harus selalu digerakkan, dan ketika menulis topik lainnya harus sesuai dengan sudut pandang sendiri dan pemikiran yang matang

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Sang Juara Bertahan Liverpool, Berpotensi Ciptakan Hari Patah Hati

10 Desember 2019   09:31 Diperbarui: 10 Desember 2019   10:56 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jordan Henderson mengangkat trofi Si Kuping Besar seusai Liverpool memastikan diri menjadi juara Liga Champions dengan mengalahkan Tottenham Hotspur di Stadion Wanda Metropolitano, 1 Juni 2019. (AFP/OSCAR DEL POZO)

Dalam 3 musim terakhir Liverpool menjadi klub sepakbola eropa yang beritanya selalu diikuti oleh seluruh pecinta sepakbola dunia. Liverpool ibarat sebuah properti mahal yang sangat dinikmati para penikmatnya. Dengan banyaknya jumlah pengikut dalam media sosial Facebook, Twitter, Instagram dan Youtube, menunjukkan kalau Liverpool merupakan klub sepakbola yang begitu digemari oleh penggemarnya di seluruh dunia.

Tercatat melalui akun facebook ada sekitar 35,4 juta pengikut, twitter ada sekitar 13,1 juta pengikut, Instagram ada sekitar 21,6 juta pengikut dan akun youtube ada sekitar 3,5 juta subscriber. Bahkan menurut Billy Hogan, yang pada tahun 2014 menjabat sebagai Direktur Komersial Liverpool dilansir Liverpool Echo, menyatakan pada tahun 2014 lalu "Riset kami menyatakan ada 580 juta fans Liverpool secara global. Besarnya fans yang kami miliki membuat kami mudah menjalankan bisnis".

Di bawah asuhan Jurgen Klopp, Liverpool menjelma menjadi klub yang sangat ditakuti lawan dan menjadi klub yang enak ditonton ketika bermain. Lonjakan prestasi yang diraih dalam 3 musim terakhir, mengembalikan pamor Liverpool menjadi klub yang disegani tidak hanya di liga Inggris tetapi juga di liga Champions.

Posisi runner up liga Champions pada musim 2017/2018 setelah kalah dari Real Madrid di Final dengan skor 1-3, dibayar lunas semusim berikutnya. Pada edisi liga Champions selanjutnya musim 2018/2019 Liverpool menjadi juara eropa usai mengalahkan lawan sesama wakil dari liga Inggris, Tottenham Hotspur dengan skor 2-0.

Selain itu, Liverpool menjad runner up liga Inggris musim 2018/2019 setelah bersaing seru dengan Manchester City dalam balapan menuju garis finis liga Inggris. Saling salip dan saling tikung, menjelang garis finish menjadi warna tersendiri dalam perburuan gelar. Apes bagi Liverpool, di pekan terakhir gelar juara dimenangkan Manchester City dengan selisih hanya terpaut satu angka.

Dengan hasil yang diraih musim sebelumnya, Liverpool optimis menatap musim baru. Berbekal skuad yang sudah pengalaman, dan menambal sedikit kekurangan pemain di musim lalu, Liverpool siap menantang kembali Manchester City dalam perburuan gelar liga Inggris musim 2019/2020. Dan tentunya berusaha mempertahankan gelar liga Champions.

Melihat hasil undian fase grup liga Champions, Optimisme lolos ke fase knock out sudah tergambar jelas di wajah fans Liverpool. Tergabung dalam Grup E bersama Napoli, FC Salzburg dan KRC Genk. Dalam kampanyenya untuk mempertahankan gelar liga Champions, Liverpool mengawali laga dengan kekalahan di markas Napoli dengan skor 0-1.

Di laga kedua, Liverpool akan menang besar melawab FC Salzburg karena sudah memimpin 3-0 di babak pertama. Tetapi, FC Salzburg tidak menyerah begitu saja dan tetap ngotot memberikan perlawanan ketat kepada Liverpool, hasilnya dalam tempo singkat skor berubah menjadi 3-3. Akhirnya Liverpool mampu menang tipis 4-3 lewat gol terakhir Mohamed Salah, setelah bersusah payah bermain di laga kandang.

Di laga ketiga dan keempat Liverpool bertemu dengan KRC Genk, Liverpool menang 4-1 ketika bermain tandang dan menang 2-1 ketika bermain di kandang. 

Berbekal catatan moncer di liga Inggris Liverpool menatap laga melawan Napoli dengan optimisme yang tinggi untuk meraih kemenangan. Apalagi, Napoli sedang tampil buruk di liga Italia. Namun, hasil akhir tidak seperti dugaan awal, Liverpool harus tertinggal lebih dulu oleh gol Dries Mertens menit ke-21, dan baru bisa disamakan oleh Dejan Lovren menit ke-65.

Sampai akhir laga skor 1-1 tidak berubah, hasil ini tetap menempatkan Liverpool sebagai pemuncak klasemen grup E dengan raihan poin 10, disusul Napoli di peringkat kedua dengan raihan 9 poin dan disusul FC Salzbourg di peringkat ketiga dengan raihan 7 poin.

Hasil laga pekan kelima grup E, belum meloloskan Liverpool ke babak knock out. Karena di laga terakhir harus berhadapan dengan FC Salzburg yang masih mempunyai kesempatan lolos ke babak knock out. 

Laga FC Salzburg melawan Liverpool akan menjadi laga penentu, tim mana yang akan lolos ke babak knock out ditentukan dalam 90 menit di stadion Red Bull Arena (Wals-Siezenheim). Kita kesampingkan dulu, laga Napoli melawan KRC Genk karena di atas kertas akan dimenangkan oleh Napoli.

Berkaca pada pertemuan leg pertama ketika bertanding di Anfield. Alarm peringatan, sudah harus diantisipasi oleh Liverpool sejak awal. Liverpool tidak boleh meremehkan FC Salzburg, lengah sedikit saja akan dibayar mahal oleh Liverpool. Tiga gol cepat yang bersarang ke gawang Liverpool, ketika sudah unggul 3-0 harus jadi catatan penting untuk Jurgen Klopp.

Kekalahan dengan skor minimal 0-1, 1-2, dan 2-3 akan membuyarkan semua impian fans Liverpool. Jika sampai Liverpool tidak lolos ke babak knock out, maka hari itu akan menjadi hari patah hati bagi seluruh pendukung Liverpool di penjuru dunia. Karena Liverpool memiliki basis pendukung sekitar 580 juta, yang tercatat di tahun 2014.

Jurgen Klopp, tentu tidak menginginkan hal itu terjadi. Bahkan Klopp sebelum laga mengibaratkan laga ini, sebagai sebuah partai final yang harus dimenangi. Tapi kendala masih saja, menyelimuti kubu the reds. Badai cedera dan pemain tidak dalam kondisi fit tidak menjadi salah satu persoalan yang harus segera dicari solusinya.

Dejan Lovren, Gini Wijnaldum, dan Adam Lallana dalam kondisi kurang fit. "Kami memiliki 14 pemain senior plus Curtis Jones dan Harvey Elliot dan pemain yang mungkin kembali untuk hari Selasa adalah Gini Wijnaldum dan Adam Lallana," kata pelatih berusia 52 tahun itu.

Persoalan lain, susahnya Liverpool mencetak clean sheet, dalam 13 pertandingan terakhir Liverpool gagal meraih clean sheet dalam 12 pertandingan. Untungnya 1 buah clean sheet tercipta pekan lalu, saat mengalahkan AFC Bournmouth dengan skor 3-0. Lini pertahanan Liverpool harus disiplin dan bekerja keras dalam menghalau setiap serangan Erling Haaland dkk.

Hasil imbang sudah cukup, mengantarkan Liverpool ke fase knock out. Tetapi, jika Liverpool hanya mengincar hasil imbang tentu sangat berbahaya. Karena pemain Salzburg Erling Haaland, bersiap untuk menghancurkan lini pertahanan Liverpool yang dikomandoi oleh Virgil Van Dijk. Juara Austria ini, bakal tampil habis-habisan dan akan terus menggempur pertahanan Liverpool demi meraih kemenangan. 

Selain Liverpool, tim besar lainnya yang berpotensi tidak lolos ke fase knock out, ialah Atletico Madrid Grup D, Inter Milan dan Borussia Dortmund sama dari Grup F, serta Chelsea dan Valencia sama-sama dari Grup H. 

Keseruan matchday terakhir babak penyisihan liga Champions patut kita ikuti, untuk melihat tim besar mana yang akan tersingkir dalam perebutan tiket terakhir fase knock out.

Salam hangat dan salam sepakbola.

Sumber : (1) (2)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun