Dua pimpinan Komisi X DPR mendukung penghapusan UN. Mereka adalah Wakil Ketua Komisi X dari Golkar, Hetifah Sjaifudian, dan Wakil Ketua Komisi X dari Partai Demokrat Dede Yusuf.
Hetifah berpandangan UN menjadi tekanan bagi siswa, guru, hingga orang tua. Lebih baik, UN diganti asesmen kompetensi siswa secara berkala. Dede Yusuf menilai UN tak bikin cerdas karena anak hanya menghapal pelajaran.
Sementara dari Ikatan Guru Indonesia Ikatan Guru Indonesia (IGI), yang disampaikan oleh Ketua IGI Muhammad Ramli, ia mendukung wacana dihapusnya ujian nasional (UN). Ramli mengatakan tujuan diadakannya UN juga saat ini tidak jelas. UN, menurut Ramli, juga sudah tidak bisa menjadi syarat menentukan standar kelulusan siswa karena tantangan pendidikan di tiap daerah berbeda.Â
IGI menilai anggaran untuk UN yang dinilai besar tersebut, dapat dialihkan untuk pengangkatan guru, baik guru honorer atau guru rekrutan tes CPNS menjadi pegawai negeri sipil (PNS), karena saat ini jumlah guru masih kurang.
Apa sebenarnya yang mendasari mas Nadiem, untuk menghapus Ujian Nasional? Menurut ia, ada keinginan untuk menghindari dampak negatif dari UN tersebut.
"Banyak sekali aspirasi dari masyarakat. Sebenarnya dari guru, dari murid, dari orangtua yang sebenarnya banyak juga dari mereka yang inginnya bukan menghapus, tapi menghindari hal yang negatif," ujar Nadiem di Kantor Kemendikbud, Jakarta, Sabtu (30/11/2019).
Mas Nadiem mencontohkan, tingkat stres yang tinggi yang dirasakan oleh siswa saat persiapan ujian nasional. Kemudian, saat siswa menghadapi ujian, yang pelajarannya tidak mereka kuasai bidangnya, tentu hal ini mengakibatkan ada rasa khawatir yang berlebihan.
Meski wacana ini sudah dikaji, mas Nadiem mengatakan, kebijakan yang akan dilakukan tidak hanya sekadar menghapus UN. Namun, akan ada perbaikan sistem kelulusan bagi siswa nantinya.
"Jadi bukan semuanya ini wacana menghapus saja, tapi juga wacana memperbaiki esensi dari UN itu sebenarnya apa. Apakah menilai prestasi murid atau menilai prestasi sistem," kata Nadiem.
Sementara, kebijakan penghapusan UN baru akan direalisasikan setelah 2020. Mas Nadiem memastikan bahwa UN tetap dilaksanakan pada 2020. Gebrakan-gebrakan yang dilakukan mas Nadiem patut kita tunggu hasilnya, semoga apa yang dilakukan oleh mas Nadiem dapat memajukan mutu dan kualitas pendidikan Indonesia. Sehingga akan ada perubahan dalam diri guru, murid dan orang tua dalam menghadapi perubahan pendidikan yang saat ini terus dikaji dan dilakukan perbaikannya oleh mas Nadiem.