Mohon tunggu...
Ari Sony
Ari Sony Mohon Tunggu... Administrasi - Bung Arson, Pengamat dan Pemerhati Olahraga Khususnya Sepakbola

Olahraga adalah nadi yang harus selalu digerakkan, dan ketika menulis topik lainnya harus sesuai dengan sudut pandang sendiri dan pemikiran yang matang

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Lagu Didi Kempot Merasuki Skuad Timnas Indonesia dan Shin Tae-Yong Akan Memperbaiki Puing-Puing yang Ambyar

20 November 2019   02:03 Diperbarui: 20 November 2019   08:01 779
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pesepak bola timnas Indonesia berpose sebelum saat pertandingan kualifikasi Piala Dunia 2022 Grup G Zona Asia di Stadion Bukit Jalil, Kuala Lumpur, Malaysia, Selasa (19/11/2019). ANTARA FOTO/Rafiuddin Abdul Rahman/pd.

Nama Didi Kempot tengah menapaki kesuksesan kedua selama 30 tahun berkarir di belantika musik Indonesia. Ya, nama Didi Kempot seperti mendapatkan kejayaan kembali di Tahun 2019. Karena popularitas ini, Didi Kempot mendapat sebutan "Lord Didi" dan "Godfather of Broken Heart". 

Kesuksesan dan popularitas Didi Kempot tidak terlepas dari fans Didi Kempot, yang selalu menghadiri konser dimanapun Didi Kempot manggung. Komunitas Sobat Ambyar, merupakan sebutan nama untuk fans Didi Kempot, Karena lagu-lagu Didi Kempot mengisahkan tentang kesedihan dan patah hati.

Awal mula nama Didi Kempot kembali meroket di Tahun 2019, diawali setelah Didi Kempot tampil live di Taman Balekambang Solo pada tanggal 9 Juni 2019. Kemudian dilanjutkan saat Ngobam (Ngobrol Bareng Musisi) di Wedang Gulo Klopo Solo bersama Goffar Hilman, melakukan ngobam minggu malam, 14 Juli 2019. 

Ngobrol santai dan disertai dengan menyanyikan lagu hits Didi Kempot dihadiri oleh 1500-an penonton. Sejak Ngobam dengan Didi Kempot di upload di channel youtube tanggal 20 Juli 2019. 

Nama Didi Kempot mendadak viral di jagad raya media sosial. Segala kalangan dan usia mengunjungi channel youtube untuk mendengarkan lagu-lagu Didi Kempot. Bak mendapatkan durian runtuh, berbagai tawaran manggung dan konser sampai sekarang membanjiri dalam list manajemen Didi Kempot.

Lagu-lagu Didi Kempot yang bertemakan patah hati seakan-akan menyihir semua kalangan, dengan lagu andalannya, yang berjudul "pamer bojo", "Cidro" dan "Kalung Emas". Tidak hanya menghipnotis semua generasi dan kalangan pecinta musik, wabah Didi Kempot dan sebutan ambyar juga menular atau sedang merasuki Timnas Indonesia saat ini. Penggalan lirik lagu Didi Kempot yang berjudul "Suket Teki", sangat pas untuk menggambarkan skuad Timnas Indonesia saat ini.

Aku tak sing ngalah

Trimo mundur timbang loro ati

Tak oyako wong kowe wis lali

Ora bakal bali

Lirik lagu tersebut menggambarkan suasana hati pelatih timnas Indonesia yang telah dipecat oleh PSSI. Dan juga menggambarkan mental bertanding skuad timnas Indonesia sebelum melawan Malaysia sedang ambyar atau sedang rapuh di titik terendah.

Sebelum laga melawan Malaysia, Timnas Indonesia sudah menelan 4 kekalahan beruntun di ajang Kualifikasi Piala Dunia 2002 Zona Asia. Hasil buruk ini, membuat pelatih timnas Indonesia Simon McMenemy dipecat oleh PSSI setelah laga lawan Malaysia. 

Mungkin, karena masih kesal dan sakit hati Simon McMenemy tidak mendampingi skuad timnas Indonesia di pinggir lapangan saat lawan Malaysia, hanya duduk di kursi penonoton. 

Skuad Indonesia dipimpin oleh asisten pelatih Yeyen Tumena. Dengan situasi yang tidak kondusif seperti ini, skuad timnas Indonesia harus berhadapan dengan Malaysia, timnas Malaysia sendiri sedang berada dalam kondisi onfire setelah sebelumnya mengalahkan Thailand dengan skor 2-1.

Kondisi ini, memang tidak ideal akibatnya timnas Indonesia kembali kalah dari Malaysia dengan skor 0-2, gol di cetak melalui brace Safawi Rasid. Gol pertama Safawi Rasid melalui eksekusi tendangan bebas cantik, melengkung ke sudut pojok kiri gawang M. Ridho, yang gagal diantisipasi. 

Gol kedua, memanfaatkan blunder Yanto Basna, berusaha menahan-nahan bola agar bola keluar lapangan di dekat area kotak penalti , bola tersebut mampu direbut oleh Safawi Rasid dan akhirnya dikonversi gol melalui tendangan keras Safawi Rasid.

Kesalahan dari Yanto Basna, mengingatkan kejadian pada final leg pertama Piala AFF 2010 di stadion yang sama, ketika Maman Abdurrahman berusaha membiarkan bolanya keluar saat berusaha menjaga Norsahrul Ildan Talaha, tetapi bola mampu dicuri oleh pemain Malaysia tersebut, kemudian menggiring bola ke kotak penalti diumpankan ke Safee Sali dan akhirnya menjadi gol pertama yang menjadi awal malapetaka kekalahan timnas dari Malaysia. Akibatnya Indonesia gagal juara dan kejadian tersebut menjadi kontroversi pada saat itu.

Timnas Indonesia sebenarnya tidak tampil jelek-jelek amat, bahkan mempunyai banyak peluang melalui Febri Haryadi, Bayu Pradana, Greg Nwokolo dan penalti Osas Saha gagal dieksekusi secara sempurna. 

Dari sekian peluang yang didapat tidak ada yang berbuah gol. Momentum didapat saat skor masih 0-0, beberapa menit sebelum Malaysia mencetak gol pertama. Indonesia mendapatkan peluang emas melalui Febri Hariyadi, diawali serangan balik lewat Greg Nwokolo yang menggiring bola dengan berlari cepat menuju pertahanan Malaysia, melihat ruang kosong di sektor kanan Greg mengirim umpan terobosan kepada Febri, tinggal berhadapan dengan kiper Malaysia, Febri gagal menceploskan bola ke gawang karena di gagalkan oleh penyelamatan gemilang dari kiper Malaysia. 

Seandainya gol itu terjadi, mungkin alur jalan pertandingannya akan berbeda, timnas Indonesia akan tampil lebih percaya diri. Tapi apa mau dikata, karena suasana mental bertanding yang sedang ambyar dan dalam titik terendah para pemain tidak bisabermain dengan tenang.

Booooommm....!!!, 1 gol cantik ditambah 1 gol diawali blunder Yanto Basna, menjadi kekalahan kelima secara beruntun, sehingga timnas Indonesia masih berada di dasar klasemen tanpa poin. Ini menjadikan pukulan telak bagi skuad timnas, pengurus PSSI dan seluruh pecinta sepakbola Indonesia. terlebih lagi Indonesia berada satu grup dengan negara ASEAN lainnya yaitu Vietnam, Malaysia dan Thailand. Setelah melewati 5 laga tanpa kemenangan dan tidak mampu mencuri poin dari lawan adalah hasil memalukan.

Bersamaan dengan laga Malaysia Vs Indonesia, mantan pelatih Korea Selatan Shin Tae-yong telah bertemu dengan PSSI untuk memaparkan program kepelatihannya untuk Timnas Indonesia. Bekas pelatih timnas Korea Selatan itu menganggap tawaran itu sebagai tantangan. Tae-yong menyampaikan program kepelatihan dan berdiskusi tentang sepakbola Indonesia sekitar dua jam di hadapan Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan, dan jajaran pengurus PSSI lainnya.

"Bagi saya ini adalah sebuah tantangan. Saya tahu atmosfer sepakbola Indonesia sangat luar biasa dengan suporter yang fanatik. Saya juga melihat, pengurus federasi memiliki semangat yang kuat untuk membangun sepakbola Indonesia ke level yang tinggi," kata Tae-yong, yang dikutip dari situs resmi PSSI.

Tae-yong adalah pelatih yang sempat memimpin Korea Selatan di Piala Dunia 2018 Rusia. Dia juga pernah membawa Seongnam Ilhwa Chunma juara Liga Champions Asia 2010.

Iriawan menilai bahwa Indonesia saat ini sedang membutuhkan pelatih yang oke setelah berpisah dengan Simon McMenemy. Pria yang akrab disapa Iwan Bule itu pun segera mempelajari program yang dipaparkan Tae-yong.

"Timnas Indonesia membutuhkan pelatih yang handal. Shin Tae-yong salah satu pelatih yang memiliki prestasi dunia. Tentu kita akan mempelajari presentasi programnya. Keputusan akan diambil secara faktual dan obyektif melalui rapat komite eksekutif," kata Iriawan. (Sumber Detik)

Melihat keyakinan yang dilontarkan langsung oleh calon pelatih timnas Indonesia selanjutnya, yaitu Shin Tae-Yong, tentu saja kita optimis pelatih tersebut akan memperbaiki puing-puing kondisi persepakbolaan Indonesia yang saat ini ambyar. 

Dengan pengalamannya bersama Korea Selatan, saat berlaga di pentas dunia, hal ini diharapkan mampu ditularkan, ketika nantinya sudah resmi menangani timnas Indonesia. Semoga Shin Tae-Yong, bisa mempersembahkan gelar juara untuk timnas senior yang sudah puasa gelar sejak meraih medali emas Sea Games 1991. 

Awan cerah persepakbolaan Indonesia akan kembali kelihatan, apabila semua stakeholder pemangku kepentingan yang berkaitan dengan sepakbola Indonesia, mulai dari pemerintah, pengurus PSSI, klub, suporter, pelatih, pemain, sponsor, wasit, badan liga Indonesia, dan seluruh elemen lainnya bersatu padu menginstropeksi diri untuk memperbaiki carut marut kondisi sepakbola Indonesia saat ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun