Komposisi pemain yang diturunkan selalu mengalami perubahan dalam setiap pertandingan. Tentu hal ini, sangat disayangkan karena pelatih diberi kebebasan untuk memanggil pemain terbaik dari klub Liga 1 tanpa ada batasan, untuk memperkuat skuad garuda. Hanya Beto Goncalves yang selalu bermain dalam empat pertandingan sebagai starter.Â
Selain masalah komposisi pemain, pola permainan timnas Indonesia tidak jelas, masih sering mengandalkan umpan lambung atau sapu bersih ke depan, fisik pemain kedodoran dalam bermain 90 menit, dan setiap lini masih kurang dalam koordinasi sehingga pemain mudah kehilangan fokus serta kreatifitas. Dalam empat pertandingan yang sudah dimainkan, setiap pemain yang diturunkan pelatih belum bisa tampil secara baik.Â
Saat ini mental para pemain lagi jatuh, masih ada waktu sebulan untuk melakukan perbaikan atau penyegaran sebelum bertandang ke musuh bebuyutan Malaysia pada 19 November 2019.
Apa yang terjadi dengan timnas saat ini, PSSI harus segera mencari solusinya. Apakah PSSI masih akan menunggu hingga awal November 2019, ketika sudah ada ketua PSSI dan pengurus baru. Publik sepakbola tentunya berharap ketua PSSI Â terpilih dalam kongres kali ini, benar-benar dapat membawa angin perubahan. Tidak hanya sekedar numpang "jabatan" tanpa ada prestasi yang diberikan.Â
Selama 28 tahun ini, pecinta sepakbola tanah air sudah bosan dengan segala carut marut dan drama yang terjadi dalam persepakbolaan Indonesia. Perlu adanya langkah yang nyata dan bukti prestasi sepakbola dikancah Asia Tenggara, tidak perlu muluk-muluk prestasi ditingkat asia, karena dikawasan Asia Tenggara pun untuk saat ini masih terasa sulit.Â
Sepakbola Indonesia sudah tertinggal dari negara dikawasan Asia Tenggara untuk level senior. Thailand, Vietnam, Filipina dan Malaysia saat ini ada di jalur terdepan.
Harapan terdekat dan sudah di depan mata, yaitu Timnas kelompok umur Sea Games 2019 dan Kualifikasi Piala Asia U-19. Pecinta sepakbola tanah air, tentunya berharap timnas Sea Games 2019 asuhan Indra Sjafri dapat merebut medali emas, apalagi Sea Games kali ini digelar di Filipina, semoga memori indah saat merebut medali emas 1991 di filipina terulang kembali di Sea Games 2019 kali ini.Â
Berada di grup B, dan disebut sebagai grup neraka bersama Thailand, Indonesia, Vietnam, Singapura, Laos, Brunei Darussalam langkah kaki timnas garuda sangat berat untuk menuju podium, namun dengan tekad dan semangat juang tinggi dari seluruh pemain untuk berprestasi, semoga hal itu dapat terwujud.Â
Kemudian untuk Timnas U-19 yang akan berjuang dalam Kualifikasi Piala Asia U-19, semoga dapat menyusul prestasi adik-adiknya yaitu timnas U-16 yang sudah lebih dulu lolos ke Piala Asia U-16.Â
Tergabung dalam grup berasama Korea Utara, Hong Kong, dan Timor Leste semoga skuad asuhan Fakhri Husaini dapat lolos ke Piala Asia U-19 baik sebagai Juara grup maupun runner up terbaik. Jika kedua timnas tersebut, meraih hasil maksimal, ini dapat dijadikan sebagai obat penawar luka kegagalan timnas senior.Â
Hal ini menjadi alarm bagi PSSI, karena sejak tahun 2013, sejak Timnas U-19 juara Piala AFF U-19, timnas junior U-16 dan U-19 disegani di tingkat Asia, namun setelah menginjak usia 23 atau senior mereka bermain biasa saja bersama timnas senior. Sehingga menjadi tanda tanya, apa yang sesungguhnya terjadi dengan persepakbolaan Indonesia.Â