Mohon tunggu...
SONY CANDRA WIJAYA
SONY CANDRA WIJAYA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Problematika Kesenjangan Digital pada Bidang Pendidikan di Indonesia

7 Februari 2024   14:29 Diperbarui: 7 Februari 2024   14:34 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : https://bit.ly/ilustrasi-kesenjangan-teknologi-digital

                       Problematika kesenjangan digital di era teknologi yang serba instan berdampak signifikan terhadap perjalanan atau arah pendidikan di Indonesia. Kesenjangan digital tersebut tidaklah mudah diselesaikan seperti membalikkan telapak tangan. Perjalanan sejarah(history) pendidikan dapat dijadikan cerminan kepada para stakeholder untuk memberikan kebijakan ke arah penyelesaian problematika kesenjangan digital khususnya di bidang pendidikan. Bidang Pendidikan memiliki pengaruh yang vital karena seseorang yang mengalami atau menjadi bagian dari kesenjangan digital tidak lepas dari ketertinggalan atau ketidakcakapan dalam menggunakan teknologi digital.

            Kesenjangan digital di negara Indonesia menjadi salah satu masalah serius yang harus segera diatasi. Wilayah negara yang luas dan berbentuk kepulauan yang apabila dihitung lebih dari 17.000 pulau menjadikan tantangan sekaligus motivasi untuk memecahkan problematika kesenjangan tersebut. Selain tantangan geografis, era globalisasi yang saat ini telah menyeluruh hampir di seluruh penjuru negeri menjadikan seseorang yang menutup diri atau tidak ingin mengikuti perkembangan zaman akan semakin ketertinggalan, sedangkan mereka yang bersikap terbuka atau mengikuti perkembangan zaman tidak akan merasakan tergerus oleh perubahan. Langkah strategis dalam mengatasi permasalahan tersebut melibatkan para pemangku kepentingan, tidak terkecuali pemerintah yang dalam hal ini salah satu tangan kanannya adalah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

            Jika kita bercermin terjadinya problematika kesenjangan digital tidaklah muncul secara tiba-tiba ibarat Hantu Jelangkung. Kesenjangan digital terjadi karena beberapa sebab-sebab yang melekat dalam keseharian seseorang dan situasi di lapangan. Pertama, tidak meratanya perangkat digital(Android, Komputer, atau Laptop) yang dimiliki oleh peserta didik maupun sekolah dalam cakupan yang lebih luas. Jika perangkat saja terjadi kekurangan tentu penerapan di lapangan akan secara langsung terganggu. Kita dapat membayangkan jika pembelajaran seputar Teknologi Informasi dan Komunikasi(TIK) yang cenderung berproses pada praktik tetapi lebih banyak teori atau pengetahuan saja akan dirasakan kurang bermakna oleh peserta didik. Mereka tidak secara langsung menerapkan teori yang dipelajari untuk dipraktikkan disebabkan salah satunya kurang atau tidak tersedianya perangkat komputer atau perangkat lainnya yang mendukung proses pembelajaran dalam praktik di lapangan. Kedua, internet tidak merata yang terjadi di daerah-daerah pelosok atau terpencil. Kecepatan internet tidak dapat dibandingkan antara pulau Jawa yang menjadi pusat dari segala lini atau sektor dengan wilayah Indonesia bagian Timur atau wilayah terpencil lainnya. Internet menjadi syarat mutlak untuk pemanfaatan teknologi menjadi lebih maksimal. Ketiga, rendahnya pengetahuan seputar penggunaan teknologi digital. Pengetahuan seputar penguasaan teknologi tidak merata terjadi pada semua kalangan. Kalangan yang kesehariannya tidak lepas dengan teknologi misalnya programmer, Tim IT, dan pebisnis milenial atau pengusaha modern sudah menjadi makanannya, sedangkan bagi kalangan yang gagap teknologi(gaptek) seakan-akan kemajuan teknologi yang terus menerus kian dirasakan menakutkan atau menjadikan momok di setiap aktifitasnya yang mungkin menjumpai dengan teknologi.

            Problematika kesenjangan digital yang terjadi di Indonesia khususnya bidang Pendidikan menjadi kajian serius yang perlu dicermati dan diselesaikan oleh semua elemen. Beberapa masukan atau saran yang dapat mengatasi atau mengurangi terjadinya kesenjangan digital diantaranya setiap orang haruslah mempunyai motivasi dan daya pikir inovatif, serta keterbukaan menerima kemajuan teknologi. Jika sifat terbuka dan kemauan untuk belajar teknologi tinggi secara langsung akan berdampak besar terhadap penyelesaian problematika yang terjadi. Selain itu, seseorang atau elemen masyarakat yang telah menguasai atau dapat dikatakan cakap(mahir) teknologi seyogyanya menyebarkan atau membagikan ilmu(pengetahuan) yang dimilikinya kepada orang lain terutama yang masih kurang cakap teknologi karena ada pepatah atau peribahasa yang mengatakan bahwa “Apa gunanya kemenyan sebesar tungku jika tidak dibakar”. Jika diartikan lebih lanjut yakni pengetahuan yang dimiliki seseorang sebanyak apapun tidak akan bermanfaat atau tidak dapat dirasakan dampaknya jika tidak disebarkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun