Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), apatis adalah acuh tidak acuh, tidak peduli, dan masa bodoh. Ketika mahasiswa, yang merupakan salah satu kelompok masyarakat yang seharusnya paling bersemangat dalam berpendapat dan berpartisipasi dalam perkembangan sosial dan politik, menjadi apatis, hal itu bisa menjadi masalah serius. Dalam artikel ini, kita akan mencoba memahami akar permasalahan dari apatis mahasiswa dalam berpendapat dan mengapa hal ini perlu mendapat perhatian.
Ketidakpedulian Mahasiswa terhadap Isu Sosial dan Politik: Perlu Menggugah Kesadaran
Ketidakpedulian mahasiswa terhadap isu-isu sosial dan politik adalah tantangan yang perlu diatasi. Mahasiswa adalah kelompok yang memiliki potensi besar untuk membawa perubahan positif dalam masyarakat. Namun, ketika mereka menjadi apatis terhadap isu-isu ini, dampaknya bisa merugikan. Â Salah satu alasan utama ketidakpedulian mahasiswa adalah kurangnya akses atau pemahaman terhadap informasi yang relevan. Informasi tentang isu-isu tersebut mungkin tidak mudah diakses, atau mahasiswa mungkin tidak memiliki pemahaman yang memadai tentang kompleksitas isu-isu tersebut.
Beberapa mahasiswa mungkin merasa bahwa pendapat mereka tidak akan diperlukan dan berdampak bagi perubahan sosial dan politik. Hal ini bisa menghasilkan perasaan tidak berdaya yang menghambat motivasi mereka untuk berpartisipasi. Lingkungan sosial yang apatis atau tidak mendukung juga dapat mempengaruhi sikap mahasiswa. Jika teman-teman mereka tidak tertarik atau menghina ketertarikan mereka pada isu-isu tersebut, mahasiswa cenderung untuk mengikuti arus dan tidak aktif. Ketidakpedulian juga dapat muncul ketika mahasiswa merasa bahwa tidak ada instrumen partisipasi yang efektif. Mereka mungkin merasa bahwa cara mereka berpendapat atau berpartisipasi tidak akan dihargai atau didengarkan.
Kecemasan Mahasiswa terhadap Reaksi Negatif saat Berpendapat di Kampus
Kampus seharusnya menjadi tempat di mana kebebasan berpendapat dan berdebat dihargai, tetapi dalam beberapa kasus, mahasiswa mengalami kecemasan terhadap reaksi negatif saat mereka menyuarakan pendapat mereka. Kecemasan ini dapat menghambat pertukaran ide yang sehat di ruang akademik.
Salah satu kasus 3 Mahasiswa dari Universitas Lancang Kuning (Unilak), Pekanbaru, Riau diberhentikan atau drop out (DO) dari kampus dan dijemput polisi saat menggelar aksi memprotes kebijakan rektor. Dari peristiwa tersebut kita mengetahui bahwa kebebasan mengeluarkan pendapat tidak sepenuhnya dilindungi. Banyak efek yang ditimbulkan akibat DO yaitu dijauhi teman-teman atau kelompok sosial mereka, mendapatkan pelecehan
Mengapa Apatis Mahasiswa Perlu Diperhatikan?
Ketidakaktifan mahasiswa dalam berpendapat dan berpartisipasi dalam isu-isu sosial dan politik berdampak negatif pada masyarakat dan negara. Mahasiswa adalah kelompok masyarakat yang penuh potensi. Ketika mereka menjadi apatis, mahasiswa kehilangan ide-ide inovatif, dan semangat perubahan yang dapat membantu masyarakat dan negara berkembang. Aktivitas berpendapat dan berpartisipasi adalah peluang pendidikan yang berharga. Mahasiswa yang aktif berpartisipasi akan mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang isu-isu sosial dan politik.
Partisipasi yang aktif dalam proses demokratis adalah kunci keberhasilan demokrasi itu sendiri. Ketika mahasiswa apatis, demokrasi menderita akibat kurangnya variasi suara dan perspektif. Tanpa partisipasi aktif dari mahasiswa, perubahan positif dalam masyarakat dan negara menjadi sulit dicapai. Mahasiswa memiliki peran penting dalam membentuk masa depan yang lebih baik.
Menggugah Kesadaran Mahasiswa Apatis
Mengatasi ketidakpedulian mahasiswa terhadap isu sosial dan politik memerlukan usaha bersama dari berbagai pihak. Langkah yang dapat diambil untuk menggugah kesadaran mereka yaitu memberikan pendidikan yang lebih mendalam tentang isu-isu sosial dan politik dan meningkatkan akses terhadap informasi yang relevan dapat membantu mahasiswa memahami pentingnya isu-isu tersebut. Mendorong diskusi terbuka dan debat di kampus maupun di media, dapat membantu mahasiswa untuk merasa bahwa suara mereka dihargai dan dapat memengaruhi perubahan.Memberikan kesempatan nyata bagi mahasiswa untuk berpartisipasi dalam kegiatan sosial dan politik dapat membantu mereka merasa bahwa peran mereka penting. Mendukung inisiatif mahasiswa yang berusaha untuk membuat perubahan dapat memberikan motivasi tambahan kepada mereka. Membangun budaya kampus yang mendukung partisipasi aktif dalam isu-isu sosial dan politik dapat memengaruhi sikap mahasiswa.Â
Dalam mengatasi apatis mahasiswa, penting untuk memberikan pendidikan dan kesadaran tentang isu-isu penting, mendorong diskusi terbuka dan positif, serta menciptakan ruang yang aman bagi mahasiswa untuk berpendapat. Memotivasi mereka untuk merasa bahwa suara mereka memiliki dampak adalah langkah penting dalam mengatasi apatis dan membangun partisipasi aktif mahasiswa dalam masyarakat dan negara. Mahasiswa harus menyadari bahwa mereka adalah agen perubahan yang berpotensi besar dan bahwa berpendapat adalah salah satu cara untuk mewujudkan perubahan yang mereka inginkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H