Mohon tunggu...
sonya dsavitri016
sonya dsavitri016 Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Probolinggo Universitas Panca Marga Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 18'

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Relevansi Perjalanan Pendidikan Nasional

26 Desember 2022   11:11 Diperbarui: 26 Desember 2022   11:15 4781
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Relevansi : Perjalanan Pendidikan Nasional dalam Pemikiran Ki Hadjar Dewantara

Perjalanan Pendidikan Indonesia : Pra dan Pasca Merdeka

Raden Mas Soewardi Soerjaningrat atau yang lebih kita kenal sebagai Ki Hadjar Dewantara merupakan sosok penting dalam dunia pendidikan terutama pada saat pergerakan kemerdekaan Indonesia adalah termasuk yang menjadi perhatian dari Ki Hadjar Dewantara adalah bidang pendidikan. Dalam sektor pendidikan yang semula diharapkan dapat diperuntukkan bagi seluruh rakyat namun kenyataannya yang hanya menempuh pendidikan hanya sebatas orang Belanda dan para bangsawan saja. Selain itu, pendidikan yang diberikan kepada rakyat dengan tujuan tertentu yaitu menjadi pekerja pada usaha perdagangan kolonial Belanda. Orang pribumi tidak bebas memilih dan mereka tidak berhak menentukan pekerjaan yang mereka inginkan selepas mereka memperoleh pendidikan dimana dalam hal mata pelajaran terdapat empat hal yaitu membaca, menulis, bahasa Belanda wajib dan berhitung.

Sebagai seorang aktivitis dan kecintaannya pada dunia pendidikan, Ki Hadjar Dewantara menyadari bahwa pendidikan tidak bisa dinikmati dengan sendiri saja, harus ada ruang yang dapat memfasilitasi rakyat untuk memperoleh pendidikan yang layak. Pada akhirnya tanggal 3 Juli 1922, Ki Hadjar Dewantara mendirikan sebuah Perguruan Taman Siswa. Melalui sekolah ini Ki Hadjar Dewantara berupaya menumbuhkan kesadaran untuk mengenyam pendidikan dan tidak lupa nilai-nilai kebangsaan serta rasa cinta terhadap bangsa dan tanah air. Menurut Mudyaharjo (2006:266) sistem persekolahan pada jaman kolonial Belanda abad ke-20 yang terdiri atas tiga jenjang pendidikan yaitu :

  1. Pendidikan Rendah (Large Onderwijs) > Sekolah Eropa dan Sekolah Bumuputra
  2. Pendidikan Menengah (Middlebaar Onderwijs)
  3. Pendidikan Tinggi (Hooger Onderwijs)

Perjalanan Pendidikan Indonesia : Pendidikan Ki Hadjar Dewantara dengan Tujuan Pendidikan

Tujuan pendidikan untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Ada beberapa poin penting mengenai tujuan pendidikan dan relevansinya dengan pemikiran Ki Hadjar Dewantara, yaitu :

1. Keimanan dan Ketaqwaan,

Dimana fungsi dan tujuan yang paling mendasar dalam pendidikan Ki Hadjar Dewantara yaitu membangun anak didik menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa. Selain itu, salah satu fatwa pendidikan yang dikemukakan oleh Ki Hadjar Dewantara yaitu tetep antep dan mantep yaitu sebuah fatwa yang disampaikannya untuk mempertebal keimanan anak didik dengan tujuan memilki keimanan yang kokoh tetap pada pendirian dan kuat keimannya.

2. Pembentukan Karakter atau Akhlak,

Pendidikan budi pekerti diarahkan pada pembentukan karakter bangsa yang sesuai dengan nilai-nilai agama dan budaya bangsa Karakter tersebut merupakan perilaku dan kepribadian dalam upaya pembiasaan untuk melakukan perbuatan terpuji yang dilakukan sejak kecil hingga dewasa. Ki Hadjar Dewantara mengharapkan pendidikan budi pekerti harus mempergunakan syarat-syarat yang selaras dengan jiwa kebangsaan menuju kesucian, ketertiban, dan kedamaian lahir batin.

3. Pembentukan Jiwa Mandiri atau Merdeka,

Ki Hadjar Dewantara menegaskan jiwa mandiri siswa itu melalui kata-kata mereka lahir batin. Bahwa siswa diberikan kebebasan untuk berkreativitas sehingga mereka bisa menjadi lebih mandiri serta menjadi peserta didik yang aktif dan percaya diri.

Pendidikan dalam perspektif Ki Hadjar Dewantara memiliki asas trikon yang menjadi prinsip perubahan yang dapat dilakukan untuk mewujudkan transformasi pendidikan. Dimana asas trikon itu adalah kontinuitas, konvergensi, dan konsentris.

Prinsip Perubahan yang dikenalkan oleh Ki Hadjar Dewantara :

a. Kontinu : pengembangan dilakukan harus berkesinambungan, dilakukan secara terus-menerus dengan perencanaan yang baik.

b. Konvergen : pengembangan dilakukan dapat mengambil berbagai sumber dari luar, bahkan dari praktik pendidikan di luar negeri.

c. Konsentris : pengembangan pendidikan yang dilakukan harus tetap berdasarkan kepribadian kita sendiri.

Gagasan Ki Hadjar Dewantara yaitu :

Ing Ngarso Sung Tuladha (Pendidik berada di depan memberi teladan), Ing Madyo Mangun Karso (Pendidik selalu berada di tengah dan terus menerus memotivasi), Tut Wuri Handayani (Pendidik selalu mendukung dan mendorong peserta didik untuk maju) yang dimana diharapkan tidak menjadi semboyan atau slogan semata. Pemikiran Ki Hadjar Dewantara tentu sesuai dan sejalan dengan program pendidikan yang diusug saat ini yaitu pendidikan dengan pembelajaran paradigma baru atau program kebijakan merdeka belajar.

Refleksi Perjalanan Pendidikan Nasional

Setelah mempelajari perjalanan pendidikan nasional dari sebelum dan sesudah kemerdekaan berserta tokoh penting dalam pergerakan pendidikan, saya sadar bahwa pendidikan adalah sebuah pondasi utama suatu bangsa. Melalui pendidikan, nilai budaya dan karakter bangsa dapat dilestarikan menjadi kepribadian bangsa. Dalam hal ini profil pelajar pancasila merupakan dasar utama yang perlu diimplementasikan secara menyeluruh dan mendalam dalam jiwa generasi bangsa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun