3. Pembentukan Jiwa Mandiri atau Merdeka,
Ki Hadjar Dewantara menegaskan jiwa mandiri siswa itu melalui kata-kata mereka lahir batin. Bahwa siswa diberikan kebebasan untuk berkreativitas sehingga mereka bisa menjadi lebih mandiri serta menjadi peserta didik yang aktif dan percaya diri.
Pendidikan dalam perspektif Ki Hadjar Dewantara memiliki asas trikon yang menjadi prinsip perubahan yang dapat dilakukan untuk mewujudkan transformasi pendidikan. Dimana asas trikon itu adalah kontinuitas, konvergensi, dan konsentris.
Prinsip Perubahan yang dikenalkan oleh Ki Hadjar Dewantara :
a. Kontinu : pengembangan dilakukan harus berkesinambungan, dilakukan secara terus-menerus dengan perencanaan yang baik.
b. Konvergen : pengembangan dilakukan dapat mengambil berbagai sumber dari luar, bahkan dari praktik pendidikan di luar negeri.
c. Konsentris : pengembangan pendidikan yang dilakukan harus tetap berdasarkan kepribadian kita sendiri.
Gagasan Ki Hadjar Dewantara yaitu :
Ing Ngarso Sung Tuladha (Pendidik berada di depan memberi teladan), Ing Madyo Mangun Karso (Pendidik selalu berada di tengah dan terus menerus memotivasi), Tut Wuri Handayani (Pendidik selalu mendukung dan mendorong peserta didik untuk maju) yang dimana diharapkan tidak menjadi semboyan atau slogan semata. Pemikiran Ki Hadjar Dewantara tentu sesuai dan sejalan dengan program pendidikan yang diusug saat ini yaitu pendidikan dengan pembelajaran paradigma baru atau program kebijakan merdeka belajar.
Refleksi Perjalanan Pendidikan Nasional
Setelah mempelajari perjalanan pendidikan nasional dari sebelum dan sesudah kemerdekaan berserta tokoh penting dalam pergerakan pendidikan, saya sadar bahwa pendidikan adalah sebuah pondasi utama suatu bangsa. Melalui pendidikan, nilai budaya dan karakter bangsa dapat dilestarikan menjadi kepribadian bangsa. Dalam hal ini profil pelajar pancasila merupakan dasar utama yang perlu diimplementasikan secara menyeluruh dan mendalam dalam jiwa generasi bangsa.