Mohon tunggu...
Sonya Alfinatasya
Sonya Alfinatasya Mohon Tunggu... Lainnya - A girl and woman who stucked in the same happy soul.

Hi there! Iam newbie!

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Cisadon, Desa Dekat Ibu Minim Kasih Sayang

5 Maret 2022   13:00 Diperbarui: 5 Maret 2022   13:06 1121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rumah Belajar Buatan Relawan Terdahulu
Rumah Belajar Buatan Relawan Terdahulu

Padahal, dari hasil pengamatan yang saya lakukan, desa ini masih terjamah bagi siapapun yang berniat mengunjunginya karena sebenarnya medan ke desa ini sering dilalui oleh para penggemar motor trail. para pengendara motor trail ini berkendara secara berkala dengan komunitasnya menyusuri jalan yang licin, berliku, dan berbatu.

Saya Bersama 10 teman baru saya yang mengunjunginya membutuhkan waktu sekitar 3 jam perjalanan dari vila penitipan motor ke desa tsb dengan berjalan kaki. Kami membawa berbagai bahan makanan mentah untuk persediaan makanan disana. Medan yang tersedia sebenarnya ada dua, yang landai dan yang lumayan curam juga ekstrim. Kami memilih medan yang landai agar tidak terlalu lelah karena sebagian dari kami adalah pemula.

Kami berhenti beberapa kali untuk beristirahat di warung milik warga, disana juga ada toilet tradisional yang terbuat dari bambu yang mana airnya terus mengalir membasahi tanah yang subur.

Setelah mengitari beberapa lapis bukit, akhirnya kami melihat samar-samar desa tujuan kami, Cisadon. Desa ini seperti kesepian, terlihat dari jauh beberapa rumah tradisional yang saling berjauhan di perbukitan yang landai. Dari jauh juga terlihat bendera Indonesia berkibar di tengah tanah yang lapang.

Hal pertama yang terlintas di benak saya adalah...

"Bagaimana bisa desa ini ada di dekat ibu kota..."

dokpri
dokpri

Namun, tak mau banyak overthinking karena tujuan saya adalah healing, saya dan teman-teman relawan langsung masuk ke desa Cisadon dan disambut oleh warga sekitar yang amat ramah. Terdapat beberapa anak-anak kecil juga yang berlarian kegirangan, karena guru yang dicintainya sudah datang. Ya, salah satu dari kami merupakan relawan yang sudah mengabdi beberapa tahun untuk mengajar anak-anak Cisadon.

Sesampainya disana, kami duduk dan minum di warung yang tersedia. Saya sendiri memilih untuk melihat-lihat suasana sekitar, karena saya menyadari saya tak akan bisa menemukan suasana sedemikian damai di mama kota. 

Saya melihat di halaman rumah warga banyak hasil kebun kopi yang sedang dijemur, dan memang ternyata demikianlah mata pencaharian warga sekitar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun