Menekankan pada integrasi teknologi dan manusia, Age of Society 5.0 telah memberikan dampak besar pada berbagai aspek kehidupan, khususnya di bidang perekonomian. Bagi banyak mahasiswa baru, pemerataan ekonomi merupakan tujuan penting dalam mengurangi kesenjangan sosial. Data lembaga ekonomi global seperti Bank Dunia menunjukkan ketimpangan distribusi pendapatan.
Dalam inisiatif "Economic Equivalence Society Era 5.0", peran pemerintah menjadi sentral. Para mahasiswa baru berpendapat bahwa merupakan tanggung jawab pemerintah untuk menciptakan lingkungan yang mendukung kesetaraan akses dan manfaat dari teknologi. Sehubungan dengan penelitian universitas dan organisasi internasional seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), para mahasiswa ini menganalisis perlunya peraturan yang tepat untuk memandu inovasi teknologi menuju kesetaraan ekonomi.
Pada saat yang sama, hal ini juga menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana pemerintah dapat bertindak tanpa menghambat pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, mahasiswa baru menawarkan pendekatan inklusif yang mendorong kolaborasi publik-swasta. Dengan menghormati etika dan menghindari duplikasi, mereka membentuk opini berdasarkan informasi yang akurat untuk memahami kompleksitas masalah ini.
Dalam hal ini, para pelajar mengapresiasi upaya pemerintah dalam mendukung pelatihan keterampilan digital, kesetaraan akses terhadap Internet, dan kebijakan yang mendorong kewirausahaan. Secara keseluruhan, pendapat mereka mencerminkan keinginan untuk melihat pemerintah sebagai pemimpin dalam mencapai kesetaraan keuangan di era Society 5.0, mengambil langkah cerdas berdasarkan data yang dapat diandalkan.
