Pemda mengklaim bahwa penanganan kawasan kumuh sudah berhasil, dilihat dari adanya akses masyarakat terhadap infrastruktur dan pelayanan. Contoh program yang telah dilaksanakan yaitu penyediaan sarana dan prasarana air bersih dan sanitasi dasar bagi masyarakat miskin, menata kembali lingkungan kumuh desa kilensari, Â pembangunan sarpras serta pemberian fasilitasi dan stimulan pembangunan perumahan kurang mampu di daerah suboh.
Kawasan kumuh si situbondo sudah banyak yang diubah menjadi RTH dan tempat tempat rekreasi. Dilansir dari radar banyuwangi pembangunan RTH di lokasi kumuh sudah dilakukan, namun aktivitas warga membuang sampah di lingkungan sekitar tetap dilakukan, meskipun sudah ada tempat untuk membuang sampah sementara.
Kawasan kumuh yang sukses diubah oleh pemerintah daerah menjadi destinasi wisata baru yaitu kampung blekok. Kampung Blekok merupakan hutan mangrove dengan kondisi kawasan kumuh, tempat pembuangan sampah dan keberadaan sampah plastik membuat hutan mangrove banyak yang mati serta muara sarang burung blekok.
Salah satu yang bisa menghilangkan permukiman kumuh yaitu dengan cara peningkatan pembukaan lapangan pekerjaan. Karena kawasan kumuh itu muncul akibat dari adanya ketidak mampuan masyarakat untuk membangun dan mengelola faisilitas, seperti tempat sanitasi. Banyak masyarakat yang masih menggunakan sungai untuk kegiatan mandi, cuci, dan digunakan untuk buang air di sungai. Hal ini diakibatkan karena masalah kemiskinan itu.
Untuk mengatasi kemiskinan diperlukan adanya untuk kesadaran masyarakat untuk menuntut ilmu yang tinggi. Karena salah satu yang bisa membuat keluar dari lingkaran setan yaitu pendidikan. Orang yang berpendidikan pikirannya selalu jalan untuk tidak tetap di dalam kemiskinan.Â
Dan juga orang yang berpendidikan memiliki persentase yang lebih besar untuk mencari pekerjaan, baik peerjaan negeri ataupun swasta. Biasanya di tempat pendidikan kita dituntut unntuk memikirkan masalah yang ada, sehingga secara tidak langsung mengubah mindset orang orang berpendidikan. Baik dari tingkah laku, berbicara, dan menghadapi masalah yang ada.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H