Mohon tunggu...
Sony HeruPriyanto
Sony HeruPriyanto Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Meneliti dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mewirausahakan Siswa SMK WISATA INDONESIA

28 Desember 2022   18:40 Diperbarui: 28 Desember 2022   19:37 509
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kerangka kerja solusi pendidikan kewirausahaan terdiri dari 4 dimensi yaitu perubahan mindset, entrepreneurial learning, business skill dan ready skill, dengan penekanan media belajar penerapan proyek bisnis (Priyanto, 2012). Untuk menjalankannya, akan menggunakan konsepnya Shane (2003) yaitu perubahan entrepreneurial motivation (motivasi, kreatif, inovatif, mandiri, goal setting) cognitive factor (perubahan mindset), environmental condition (penyediaan sarpras bisnis), dan entrepreneurial opportunity (penyediaan proyek bisnis). Dengan penyiapan ini diharapkan siswa bisa mengenali peluang, mengembangkan ide bisnis, merakit sumberdaya, penciptaan pasar, pengembangan produk dan organisasi usaha.

Ada 3 hal penting dalam pembelajaran kewirausahaan yaitu substansi, bentuk dan aktivitas pembelajaran merupakan proses pembelajaran mulai dari proses pengenalan, penguatan dan pengembangan diri. Setelah dirinya siap, peserta didik akan diajar mengenali peluang dan mengembangkan ide yang kemudian dituangkan dalam pembuatan proposal bisnis. Setelah siap mereka diminta merealisasikan rencana bisnis tersebut dalam bisnis riel.

Program Kewirausahaan di SMK Wisata Indonesia

Tahun 2022, Universitas Agung Podomoro bekerjasama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI menyelenggarakan

PROGRAM INSENTIF PENGABDIAN MASYARAKAT TERINTEGRASI DENGAN MERDEKA BELAJAR KAMPUS MERDEKA BERBASIS KINERJA INDIKATOR KINERJA UTAMA BAGI PERGURUAN TINGGI SWASTA TAHUN 2022 berupa pendidikan kewirausahaan di SMK Wisata Indonesia.

Bentuk pembelajaran terdiri dari pendidikan & pelatihan, experience dan mentoring (Priyanto dan Sanjoyo, 2005). Sedangkan aktivitas pembelajaran terdiri dari proses pengenalan diri, pengenalan lingkungan dan peluang, pengembangan ide dan perakitan sumberdaya (Shane, 2003). Ketiga pembelajaran ini merupakan union dari model PBL dan ELM.

SMK Wisata Indonesia merupakan sekolah yang memiliki 3 jurusan yaitu Tata Boga, Perhotelan, dan Teknik Komputer & Jaringan. Sekolah ini terus mengembangkan diri untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan lulusan dengan salah satunya adalah mengembangan keterampilan kewirausahaan.

Permasalahan pengembangan kewirausahaan di SMK Wisata Indonesia adalah belum adanya komunitas pelajar/siswa yang bisa menjadi salah satu ekosistem pengembangan kewirausahaan di sekolah.  Untuk itu perlu dibentuk semacam Student Entrepreneurship Community (SEC) yang bisa dikelola dibawah OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah) atau dibawah Bidang Kesiswaan. Komunitas ini diarahkan untuk mengembangkan visi untuk merajut nilai-nilai, pengetahuan dan intensi berwirausaha, mulai dari penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan, mencoba langsung dan mentoring dari orang atau pihak yang relevan dengan pengembangan kewiruasahaan. Anggota komunitas merupakan siswa yang mengambil mata pelajaran kewirausahaan dan siswa-siswa lain yang telah menjalankan usaha serta siswa-siswa yang memiliki intensi untuk berwirausaha.

Mata pelajaran kewirausahaan merupakan subyek baru yang muncul akibat kebijakan Merdeka Belajar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. Karena subyek baru, perlu sekali pengayaan terhadap pengelola Sekolah dan guru terkait program pengembangan kewirausahaan.

Pembelajaran kewirausahaan di SMK Wisata Indonesia masih berupa peningkatan pengetahuan kewirausahaan dan jika ada, ada yang melakukan pendampingan keterampilan usaha. Ada hal penting, yang perlu diperhatikan dalam pengembangan kewirausahaan yaitu pengenalan diri secara fair, baik mengenai potensi maupun kelemahan siswa. Pengenalan diri ini perlu dimasukkan dalam kurikulum pendidikan kewirausahaan, termasuk di SMK Wisata Indonesia. Ketika siswa terpetakan potensi dan kelemahaanya, tahap berikutnya adalah mengembangkan potensi yang mereka miliki dan mengatasi masalah yang siswa hadapi. Dalam menghadapi generasi milenial, pemahaman potensi dan kelemahan secara fair akan menjauhkan mereka dari “halu” dalam berpikir dan berpresepsi.

Pendidikan dan pembelajaran kewirausahaan masih berjalan sendiri-sendiri, padahal dari sisi penyediaan pengembangan kewirausahaan, juga ada layanan dan perguruan tinggi. Seperti misalnya, Universitas Agung Podomoro yang memiliki visi dan misi pengembangan kewirausahaan, bisa menjalin kerjasama dengan pihak SMA/SMK dalam mengembangkan kurikulum dan satuan pembelajaran kewirausahaan. Untuk itu, perlu adanya link pembelajaran dengan Perguruan Tinggi untuk siswa baik yang dilakukan dosen maupun mahasiwa. Perlu ada bridging antara SMA dan Universitas, dimana ada program untuk siswa mendapat pengalaman proyek kuliah dan cara berpikir ilmiah, sehingga lulusan SMA/SMK siap menjadi mahasiswa, termasuk masuk di program studi kewirausahaan dan prodi lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun