laksana angin bergerak menarikku
menuju kebutuhan akan keniscayaan
saat mataku mengikuti iramanya
pohon-pohon
menyaksikan dedaunan perlahan jatuh
aku merindukan kehadiran
matahari pagi
untuk meninggalkan kegelapan
malam berawan
malam yang berawan sepertinya
untuk senantiasa ada
tidak peduli jam berapa hari
saat aku mengangkat satu kaki
menempatkannya di depan yang lain
aku berjalan di garis yang membosankan
kesadaran bawah sadar
mengetahui bahwa ada sesuatu di sana
tetapi tidak tahu apa
seperti kelopak bunga yang beratnya
terlalu halus untuk dipegang dengan aman
pikiranku tertinggal
cukup keras untuk memberitahuku
mereka disana
dan cukup tenang
untuk menyembunyikan artinya
seakan diisi dengan tulang rapuh
tubuhku sakit
dalam perbedaan yang gelisah
untuk jawaban
yang mungkin tidak pernah kuterima
tetapi tepat saat angin
berhembus dengan lembut
aku menunggu
***
Solo, Minggu, 31 Maret 2019. 8:28 am
'salam hangat penuh cinta'
Suko Waspodo
suka idea
antologi puisi suko
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H