dalam hidup ini
kita terpahat
ke tulang
dibakar menjadi abu
dan abu kita
dibuang tanpa penyesalan
ke dalam empat angin
aku berharap aku bisa hidup
menemukan kenyamanan
di bawah sinar matahari
tetapi setiap sel di tubuhku
memberontak terhadap waktu
menangis melawan matahari
berbicara dalam bahasa roh
untuk satu-satunya tujuan
menciptakan kemarahan
melawan Tuhan
oh Tuhan ...
bagaimana Engkau
membuat kami demikian?
dan mengapa?
di atas segalanya
mengapa?
kita terbuat dari logam
dan pada akhirnya
paduan dengan matahari
nafas kita tertahan
untuk memicu api itu
didihkan
dan jika
keberuntungan menang
bangun setiap pagi
dalam kenyamanan
dan dengan senyum
mungkin senyum manis terakhir
***
Solo, Sabtu, 16 Februari 2019. 7:39
'salam damai penuh cinta'
Suko Waspodo
suka idea
antologi puisi suko
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H