Mohon tunggu...
Suko Waspodo
Suko Waspodo Mohon Tunggu... Dosen - lecturer
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Dinamika antara Eksekutif, Legislatif, dan Yudikatif

9 Februari 2019   08:25 Diperbarui: 9 Februari 2019   08:33 713
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustr: arsitekrumahidaman

Seperti disebutkan sebelumnya, senjata negara bangsa pada akhirnya ditugaskan untuk melindungi dan menegakkan hak-hak konstitusional warga negara dan karenanya, konstitusi adalah yang tertinggi sejauh tindakan mereka terkait. Namun, ada banyak pelanggaran terhadap hak konstitusional di negara-negara di seluruh dunia; demokrasi yang matang memastikan bahwa pada akhirnya tujuan menegakkan konstitusi adalah yang terpenting. 

Misalnya, kekacauan saat ini di Zona Euro adalah karena masing-masing negara anggota menafsirkan serikat mata uang bersama dengan caranya sendiri dan karenanya, setiap negara tidak dapat setuju dengan yang lain. Yang memperburuk situasi adalah bahwa karena mereka memiliki mata uang bersama dan mereka memiliki Parlemen Eropa dan pada saat yang sama memiliki konstitusi individu, menjadi sulit bagi mereka untuk bergaul dengan negara-negara lain.

Akhirnya, demi kepentingan demokrasi, masing-masing senjata berfungsi dengan baik dan tanpa melanggar tugas yang lain. Seperti yang dapat dilihat dalam contoh-contoh yang dikutip di sini, semua berhubungan dengan bagaimana masing-masing senjata demokrasi melakukan tugasnya. 

Kesimpulannya adalah agar demokrasi yang sehat dapat berkembang, harus ada pemeriksaan dan keseimbangan antara ketiga senjata ini dan pada saat yang sama mereka harus bekerja bersama untuk menegakkan konstitusi.

***
Solo, Sabtu, 9 Februari 2019. 8:08
'salam kritis penuh cinta'
Suko Waspodo
suka idea
antologi puisi suko

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun