"Oke, mari kita lakukan itu daripada ..." dia berkata sambil mengalihkan perhatiannya kembali ke laut.
Aku juga melakukannya. Tidak perlu kata-kata lagi, kami kemudian hanya saling memeluk.
Tiba-tiba dia menatapku, aku bisa tahu dari cara dia menatapku; dia ingin memberitahu aku sesuatu. Suasananya sempurna, langit oranye bercahaya, ombak menghantam kaki kami, aku hanya merasakannya. Tatapannya berubah menjadi sangat serius, jantungku mulai berdegup lebih cepat.
Damn, dimana aku? Oh, ya ... buku ini ... halaman 69 ... kalimat ke dua ... Ya ampun, ini akan jadi malam yang panjang, bukan? Oke, mari kita tekan replay dan melanjutkan membaca .
(Inilah yang terjadi, apabila seorang yang biasa menulis fiksi, saat membaca cerita yang kurang menarik, pikirannya bergerak dengan imajinasi liarnya sendiri)
***
Solo, Rabu, 9 Januari 2019. 17:04
'salam hangat penuh cinta'
Suko Waspodo
suka idea
antologi puisi suko
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H