Mohon tunggu...
Suko Waspodo
Suko Waspodo Mohon Tunggu... Dosen - lecturer
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ibadah Alam

27 Desember 2018   13:09 Diperbarui: 27 Desember 2018   13:16 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustr: T. Saranraj

harpa pada adven alam dipetik
tidak pernah berhenti dimainkan
lagu yang dinyanyikan bintang-bintang
tak akan pernah mati

lalu doa dibuat dan pujian diberikan
semua yang dekat dan jauh
lautan memandang ke langit
dan mencerminkan setiap bintang

ombaknya berlutut di atas untaian
seperti berlutut layaknya manusia
kunci putihnya membungkuk ke pasir
imamat laut

mereka menuangkan harta berkilauan
hadiah mutiara yang mereka bawa
dan semua bukit yang mendengarkan bumi
ambil lagu yang mereka nyanyikan

bumi hijau mengirim dupa ke atas
dari banyak kuil gunung-gunung
dari daun terlipat dan cangkir berembun
dia menuangkan anggur sakralnya

kabut di atas pagi hari berderak
bangkitlah putih seperti sayap doa
tirai altar dari perbukitan
adalah udara ungu matahari terbenam

angin dengan nyanyian pujian nyaring
atau rendah dengan isak kesakitan
sekujur guntur dari awan
air mata hujan yang menetes

dengan kepala terkulai dan cabang disilangkan
hutan senja pun bersedih
atau berbicara dengan bahasa pentakosta
dari semua daunnya yang diterangi matahari

langit biru adalah lengkungan kuil
silang salibnya bumi dan udara
barisan musik pawai gemerlap
paduan suara doa

alam menyimpan kerangka khidmat
tatkala tahun-tahunnya dimulai
semua tanda dan suaranya
senantiasa membuat malu
hati manusia yang tanpa doa

***
Solo, Kamis, 27 Desember 2018. 12:21
'salam damai penuh cinta'
Suko Waspodo
suka idea
antologi puisi suko

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun