Mangga Gadung ini tentu saja manis tetapi bagiku lebih manis cewek itu. Mengapa aku jadi melantur mengkhayal  seperti ini.
"Rumahmu mana?" sibuk dengan lamunanku membuat aku tidak tahu kalau Nana sudah kembali dari mengambil pisau dan pertanyaannya membuyarkan apa yang tengah aku bayangkan.
"Ooh, aku di sini kost. Di rumah kost Arjuna di sebelah timur sana, pasti kamu tahu tempatnya. Omong-omong kamu sudah kuliah atau masih sekolah?" aku semakin ingin tahu lebih banyak tentang cewek manis ini.
"Kelas 11 di SMA negeri 4" jawabnya sambil dia melanjutkan mengupas mangganya.
Selanjutnya sambil menikmati mangga kami pun terlibat obrolan diselingi bercandaan. Aneh dan ajaib juga, kami baru saling kenal tapi sudah menjadi akrab.
Menjelang petang akhirnya aku minta diri, rasanya masih ingin mengobrol lebih lama lagi tetapi ada rasa sungkan. Meski Nana sangat ramah tetapi aku tetap harus menjaga sikap.
"Ntar kita sambung chatting di WA ya?" Nana mengantar aku hingga di pintu pagar. Ajakannya untuk berlanjut ngobrol di WA membuat hatiku berbunga-bunga.
"Siaaap" kujawab sambil menjalankan motor dan melambaikan tangan, berlalu.
Senja perlahan kian temaram menyambut gelap malam. Namun di dalam hatiku terang.
(cermin: cerita mini}
***