Sekitar tahun 2012, seorang teman saya pernah mengajak saya untuk ikut trip ke Anak Krakatau, cuma ketika itu saya menolak dengan alasan saya tidak suka naik gunung, karena saya pikir aktivitas di sana adalah naik gunung. Tapi bulan April 2015 lalu saya akhirnya menyetujui ajakan seorang rekan di kantor untuk ikut trip ke Anak Krakatau, karena tertarik dengan foto pantainya.
Dan berangkatlah saya dengan beberapa rekan sekantor ke sana dengan jalur yang mirip ke Kiluan. Kami menyebrang melalui Pelabuhan Merak ke Pelabuhan Bakauheni lewat tengah malam, dan tiba ketika subuh. Hanya kali ini kami mendapatkan kapal yang lebih baik, sehingga saya bisa tidur nyenyak selama penyebrangan itu. Dari Bakauheni kami menumpang angkot sewaan menuju Dermaga Canti untuk menyebrang ke Pulau Sebuku, pantai pertama yang kami kunjungi. Setelah dari Pulau Sebuku kami bergerak ke Pulau Cemara untuk snorkeling.
[caption caption="Kiri: Pulau Sebuku | Kanan: Pulau Umang-umang"][/caption]
Siang hari setelah snorkeling, kami menuju Pulau Sebesi, pulau utama di kumpulan pulau di Krakatau. Di pulau ini terdapat penginapan dan pemukiman warga. Setelah membersihkan diri, saya sempat tidur siang di penginapan. Lalu sekitar pukul 4 sore kami bergerak lagi ke Pulau Umang-umang. Saya suka sekali dengan pantai di sini, karena pantai di pulau tak berpenghuni ini landai, bersih dan sedikit berbatu. Saya puas bermain dengan kano di sini, lalu mengambil beberapa foto. Sunset bisa dinikmati di sisi barat pulau ini. Tapi hari itu tour guide mengajak kami menikmati sunset dari atas kapal. Untung saja saya sudah lebih dahulu menjelajahi pulau itu untuk mencari spot foto sunset ketika teman-teman saya masih asyik bermain di sisi utara pulau. Setelah matahari terbenam, kami semua kembali ke Pulau Sebesi untuk beristirahat.
[caption caption="View dari Pulau Sebesi"]
Berhubung keesokan harinya kami harus bangun pada dini hari untuk menuju Anak Krakatau, jadi malam ini saya memilih untuk tidur lebih awal. Pukul 3 pagi kami semua bangun dan berangkat menuju Anak Krakatau. Hari masih gelap ketika kami tiba di sana. Lalu satu per satu kami mulai mendaki Gunung Anak Krakatu yang menjadi kawasan cagar alam tersebut. Sebenarnya Anak Krakatau bukan gunung yang tinggi, hanya tidak ada jalur khusus pendakian, karena semuanya berpasir.
Sebagai orang yang pertama kali mendaki gunung, pendakian sungguh membuat saya lelah. Matahari sudah terbit ketika saya masih di tengah pendakian. Semakin ke atas, saya melihat view ke arah laut semakin terlihat indah. Di sisi lain saya melihat ada orang yang memilih tidak ikut mendaki hingga ke atas, mungkin mereka juga lelah seperti saya. Sempat terpikir untuk berhenti namun akhirnya saya tuntaskan pendakian itu. Katanya, Gunung Anak Krakatau itu masih aktif dan akan terus bertambah tingginya. Saat ini tingginya sekitar 450 meter, namun jalur pendakian hanya dibuka hingga ketinggian sekitar 200 meter. Jadi Anak Krakatau ini muncul akibat erupsi Gunung Krakatau di Pulau Rakata yang berada bersebrangan dengan Gunung Anak Krakatau ini.
[caption caption="View dari jalur pendakian Gunung Anak Krakatau"]
Di kaki Gunung Anak Krakatau ini ada info tentang sejarahnya. Menarik juga mengetahui sejarah Gunung Krakatau pada masa lalu, kedahsyatan erupsinya, hingga munculnya Gunung Anak Krakatau ini. Dan ketika sampai di pos pendakian terakhir senang juga rasanya sudah lelah mendaki lalu mendapatkan view yang indah dari atas. Matahari naik perlahan, kami pun kembali turun dari pendakian dan bergerak ke spot terakhir untuk snorkeling yaitu Lagoon Cabe yang tidak jauh dari Anak Krakatau. Sekitar pukul 11 pagi kami kembali ke Pulau Sebesi untuk mandi dan bersiap kembali ke Jakarta.
[caption caption="Kiri: Anak Krakatau dari jauh | Kanan: berfoto di pos pendakian terakhir Anak Krakatau"]
Baru kali ini saya melakukan trip yang mengagendakan aktivitas mendaki gunung. Jika ditanya apa saya mau naik gunung lagi, maka jawaban saya tetap tidak. Karena memang pada dasarnya saya tidak suka mendaki, saya adalah penikmat pantai. Tapi saya tetap salut untuk orang-orang yang suka naik gunung, karena aktivitas ini tidaklah mudah, dan memang pemandangan yang diperoleh di atas sana cantik sekali, walaupun buat saya pribadi, saya tetap lebih suka view pantai dan lautan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H