Akhir pekan di Jakarta saja dan tak punya pilihan destinasi wisata? Kenapa tidak menyebrang ke Kepulauan Seribu di utara Jakarta? Kepulauan di bagian utara DKI Jakarta ini punya banyak pulau cantik dengan pantai menawan yang bisa dijadikan pilihan rekreasi saat akhir pekan tiba. Jaraknya bisa ditempuh dengan 3 jam menggunakan kapal biasa dari Muara Angke, atau jika punya dana lebih, ada kapal cepat yang tersedia dari Ancol. Ada banyak pilihan kapal yang tersedia untuk berwisata ke Kepulauan Seribu ini, pun pilihan paket wisata variatif sekali, yang bisa anda temukan di internet. Tapi jika ingin menyusun rencana perjalanan sendiri sangat memungkinkan untuk dilakukan.
Suatu ketika saya dan beberapa rekan sekantor sepakat untuk ikut paket wisata ke Pulau Harapan, salah satu destinasi wisata di Kepulauan Seribu. Kami bertemu dengan pemimpin tour di kawasan pelabuhan Muara Angke pada Sabtu pagi. Ini adalah kali pertama saya berlibur di Kepualauan Seribu, dan tentu saja ini juga jadi pengalaman pertama saya ke Muara Angke. Ketika tiba di sana, kami disambut oleh pasar ikan yang berbau khas produk makanan laut. Apalagi ketika itu hari masih pagi sekali jadi pasar itu ramai oleh pedagang yang baru menggelar dagangannya berupa hasil laut yang segar.
Setelah melewati tempat itu, tibalah di pelabuhan yang ternyata sudah sangat ramai oleh wisatawan yang kebanyakan berusia muda yang juga ingin berlibur ke Kepulauan Seribu. Kebanyakan mereka pergi berkelompok dalam sebuah paket wisata. Memang biaya paket wisata ke Kepulauan Seribu ini murah sekali, semuanya di bawah Rp 500.000,- dan karena banyaknya paket wisata ke sana, sehingga harganya cukup bersaing. Jadi tak heran jika kebanyakan peminatnya adalah anak muda yang baru bekerja, masih kuliah atau bahkan siswa sekolah menengah. Kapal-kapal penumpang di Muara Angke pun selalu penuh oleh peserta paket wisata tersebut, terutama di akhir pekan seperti ini.
Sejujurnya kondisi kapal penumpang dari Muara Angke ini sangat tidak nyaman, dan kelebihan muatan penumpang. Saya melihat duduk di tempat yang tidak aman untuk perjalanan laut, termasuk saya dan teman-teman saya. Tapi memang harganya murah sekali, dan ini yang disediakan dalam paket wisata, jadi kami tak punya pilihan. Dan karena kondisi kapalnya yang tidak begitu layak dan sarat penumpang, saya sarankan untuk tidak melakukan wisata ke Kepulauan Seribu di musim penghujan, karena ombak di Teluk Jakarta cukup tinggi dan membuat seisi kapal bergidik karena dihantam ombak (ini cerita dari teman saya yang pergi di akhir tahun). Pergilah sekitar musim kering, ketika ombak lebih tenang, jadi walaupun duduk di luar kabin kapal kita tidak perlu ketakutan melihat ombak yang berayun, hanya siap-siap saja kulit terbakar matahari selama perjalanan.
[caption caption="Kapal penumpang dari Muara Angke ke Kepulauan Seribu"][/caption]
Kapal-kapal penumpang di Muara Angke ini berangkat antara pukul 8-9 menuju berbagai pulau di Kepulauan Seribu. Dan kami tiba di Pulau Harapan sekitar pukul 12 siang. Sesampainya di sana, kami segera dibawa ke homestay untuk meletakkan barang dan makan siang. Selain menjadi kawasan pemukiman, warga di Pulau Harapan banyak menyediakan homestay untuk disewakan kepada wisatawan yang jumlahnya cukup banyak. Paket wisata kami termasuk biaya sewa homestay, makan dan sewa kapal. Makanan selalu diantar ke homestay setiap waktu makan tiba. Homestay yang kami tempati kondisinya bagus, nyaman dan bersih, fasilitasnya juga cukup memadai, listrik sepanjang hari, kasur yang empuk, berikut tv dan ac.
Setelah makan, kami kembali ke pelabuhan lalu naik kapal yang lebih kecil menuju spot snorkeling. Sebagai orang yang pertama kali ke Kepulauan Seribu, saya cukup terpukau dengan keindahan bawah laut di daerah ini. Memang pemandangannya tidak sebagus di Karimunjawa, Lombok, Belitung atau Tanjung Bira yang sudah pernah saya lihat sebelumnya, tapi saya kagum di DKI Jakarta, yang katanya lautnya sudah tercemar, masih ada terumbu karang yang bagus seperti itu dengan banyak ikan kecil warna-warni yang berenang. Hari itu kami dibawa ke dua spot snorkeling. Di spot kedua, lautnya lebih dangkal dan banyak binatang bulu babi, jadi kami harus berenang dengan lebih berhati-hati.
Saat matahari menurun kami menuju sebuah pulau tak berpenghuni (saya lupa namanya) untuk menikmati senja di sana. Sedikit informasi, semua pulau yang dijadikan tujuan wisata yang kami datangi selalu ramai oleh pengunjung. Jadi jika ingin berfoto, harus sedikit lihai mencari spot. Malam hari kami kembali ke Pulau Harapan. Setelah mandi dan makan, kami berkumpul di sebuah warung jagung bakar dekat pelabuhan. Di sana kami bersantai sambil menikmati jagung bakar dan bernyanyi diiringi petikan gitar yang dibawa salah satu teman saya.
[caption caption="Senja di Kepulauan Seribu"]
Hari Minggu pagi, setelah sarapan kami pergi lagi ke dua pulau lain, yang juga tak berpenghuni namun ramai oleh wisatawan. Lagi-lagi saya kagum melihat warna air laut yang bergradasi biru dengan pasir putih yang bersih ada di DKI Jakarta. Jarak antar pulau di sekitar Pulau Harapan itu kami tempuh selama sekitar 15-30 menit. Setelah puas berfoto di sana, kami kembali ke Pulau Harapan untuk makan siang dan berkemas untuk kembali ke Jakarta.
[caption caption="Foto panorama di salah satu pulau di Kepulauan Seribu"]