Mohon tunggu...
Sonti Soraya Sinaga
Sonti Soraya Sinaga Mohon Tunggu... Karyawan Swasta -

a full time officer, sometimes a traveller

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Catatan Perjalanan Akhir Tahun Bersama Keluarga di Pekanbaru

1 September 2015   10:00 Diperbarui: 4 April 2017   16:17 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seperti biasa, di akhir tahun saya selalu menghabiskan malam tahun baru bersama keluarga. Hal ini adalah tradisi di keluarga saya sejak dahulu. Mungkin bukan hanya keluarga besar saya yang punya tradisi semacam ini dan memliharanya dari tahun ke tahun, tapi kebanyakan keluarga Batak juga masih melakukan hal yang sama.

Seringnya perayaan Natal dan tahun baru saya lalui bersama keluarga besar dari pihak ibu saya. Dan tahun 2013 kemarin saya melewati liburan tahun baru di kota Pekanbaru. Hampir tiap 2 tahun sekali kami semua berkumpul di momen Natal dan tahun baru di kota yang berbeda sekaligus reuni keluarga. Tapi kali itu saya merayakan Natal di Jakarta, saya datang ke Pekanbaru pada tanggal 28 Desember 2013.

Kedatangan saya ke Pekanbaru kali itu adalah untuk yang ketiga kali. Sebelumnya saat masih SMA, saya sudah datang ke sana bersama keluarga inti untuk mengunjungi tante dan sepupu saya yang telah lama bermukim di kota Pekanbaru. Tapi baru kali itu saya datang ke Pekanbaru dengan menggunakan pesawat, karena sebelumnya saya dan keluarga menggunakan bus malam dari kota Medan menuju Pekanbaru, yang membutuhkan waktu sekitar 12 jam.

Siang itu saya dijemput oleh sepupu saya di bandara Sultan Syarif Kasim. Ukuran bandara ini cukup besar menurut saya. Kata sepupu saya, bandara itu baru saja selesai dibangun, dan semuanya adalah bangunan baru, karena itu namanya menjadi Bandara Sultan Syarif Kasim II. Sedangkan bandara pertama berada tak jauh dari bandara baru itu, dan lebih difungsikan untuk pangkalan TNI AU.

Kebetulan saat itu saya sedang lapar, karena memang belum makan sejak pagi. Jadi setelah bertemu dengan sepupu-sepupu dan keponakan-keponakan saya, kami keluar dari bandara dan singgah ke sebuah kios pinggir jalan yang menjajakan berbagai gorengan yang tak jauh dari bandara. Kami sengaja tidak mencari makanan utama karena kami sedang menunggu mama dan sepupu saya yang sore itu juga akan tiba di Pekanbaru dengan pesawat. Jadi setelah makan, kami kembali ke bandara lagi untuk menjemput mama dan sepupu saya yang jadwal pesawatnya hampir bersamaan, mama saya dari Medan dan sepupu saya dari Jakarta. Setelah itu kami langsung menuju rumah sepupu saya di daerah Pasar Kodim.

Sore itu kami pun makan bersama dengan menu sederhana yang sudah dimasak oleh istri sepupu saya. Setelah makan kami lanjut bercengkerama bersama di rumah sederhana itu. Ya, rumah sepupu saya sederhana sekali, sebenarnya tidak cukup besar untuk tempat kami semua, tapi karena kami semua bersenang-senang di sana, jadi kami merasa nyaman saja. Malam harinya, kami yang masih muda, pergi ke pusat perbelanjaan yang letaknya tak jauh dari rumah sepupu saya itu. Lokasinya benar-benar dekat, sehingga kami bisa berjalan kaki ke sana.

Keesokan harinya adalah hari Minggu, jadi kami ke gereja bersama. Yang serunya dari kegiatan gereja bersama ini adalah adegan di dalam mobil, karena hanya ada 2 mobil, sementara kami semua total ada lebih dari 15 orang, dan beberapa di antara kami berbadan tambun, jadilah kami duduk sempit-sempitan di dalam mobil. Tapi tetap saja menyenangkan karena kami semua hanya tertawa dengan kondisi seperti itu.

Usai dari gereja, kami berkunjung ke rumah tante saya. Rumah tante saya ini lebih besar dan halamannya juga luas sekali jadi ruang gerak kami lebih banyak. Di sana kami masak bersama hingga sore hari tiba. Dan sore itu keluarga saya yang lain tiba dari Medan, dan makin ramailah kami di rumah tante saya itu. Suasana semakin riuh karena bisa berkumpul lagi dengan keluarga yang lama tak bertemu. Dan kami pun makan malam dengan jumlah orang yang lebih banyak lagi.

Keesokan harinya kami berjalan-jalan keliling kota Pekanbaru. Sebelum berangkat, kami yang bukan warga Pekanbaru bertanya terlebih dahulu, akan kemanakah kami dibawa untuk berjalan-jalan hari itu. Awalnya mereka juga bingung, karena tidak ada objek wisata yang cukup bagus untuk direkomendasikan sebagai tujuan wisata di sekitar Pekanbaru. Namun akhirnya kami diajak ke jembatan Sungai Siak, yang katanya masih baru dan cukup terkenal. Saya pikir tempatnya seperti apa, tapi ternyata (maaf, ini menurut saya) biasa saja. Tapi karena kami semua dalam suasana gembira, jadi ya kami senang-senang saja berada di sana. Kami duduk sejenak sambil makan gorengan dan minum es kelapa muda dengan suguhan pemandangan Sungai Siak yang (maaf lagi) tak indah.

[caption caption="Jembatan Sungai Siak"][/caption]

Setelah itu kami lanjut ke danau buatan yang ada di pinggiran kota Pekanbaru. Saya lupa tepatnya nama daerahnya, tapi lokasinya sudah dekat dengan Rumbai. Pemandangan di tempat ini bagi saya lebih baik dan lebih enak dilihat dibanding Sungai Siak, hanya kurang dirawat saja. Cuaca di danau buatan ini pun lebih sejuk dibanding cuaca di Sungai Siak. Di sana kami menghabiskan waktu lebih lama sambil mengobrol dan membeli makanan kecil yang dijajakan oleh pedagang kaki lima. Sederhana sekali memang, tapi yang seperti ini jarang sekali bisa saya rasakan di kota Jakarta. Sore hari kami keluar dari kawasan danau buatan itu dan kami berputar melewati komplek Camp Chevron Rumbai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun