Saya sudah lupa sejak kapan tepatnya saya mengenal Muthiah Alhasany? Yang ada dalam ingatan saya, Mbak Muthiah adalah salah seorang admin Kompasiana yang sangat aktif dalam melaksanakan kegiatan di komunitas yang dikelolanya, yaitu Clickompasiana, Komunitas Commuterline di Kompasiana. Karena keaktifannya, tak ayal Clickompasiana pernah dinobatkan sebagai “The Best Communication” pada tahun 2019.
Sebagai seorang clicker, saya beberapa kali mengikuti acara Clickompasiana. Salah satunya adalah aktivitas terakhir yang Clickompasiana lakukan sebelum Covid-19 merebak, yaitu Explore Rawamangun. Saya sempat hampir batal mengikuti acara tersebut karena jalan dari rumah menuju titik kumpul di Stasiun MRT Rawamangun tidak dapat dilalui akibat banjir.
Namun, keseruan naik MRT Rawamangun-Kelapa Gading, semangkuk mie tasik, dan kunjungan ke Makam Pangeran Jayakarta tampaknya sangat menggoda untuk dilewatkan. Dengan demikian, saya menetapkan hati mengikuti acara tersebut meskipun mesti berputar-putar dulu hingga akhirnya sampai di titik kumpul.
Sepuluh menit dari waktu yang ditetapkan saya belum juga sampai di titik kumpul, padahal banyak teman Click yang sudah tiba, saya segera mengirimkan pesan pribadi ke Whatsap Mbak Muthiah, begitu sapaan saya kepada Beliau. Beliau segera merespons pesan saya dengan baik. Dua puluh menit saya tidak menampakkan hidung, beliau menjapri saya kembali menanyakan keberadaan saya.
Beliau juga menjapri semua clicker yang belum sampai dan menunggu kami dengan sabar. Bagi saya Mbak Muthiah adalah salah seorang event organizer yang sangat kompeten sehingga rasanya tak ada satu pun Clicker yang kecewa pada acara-acara yang dilaksanakan oleh Clickompasiana. Beliau juga toleran dan sabar menghadapi Clicker yang telat dengan berbagai alasan.
Pengetahuan Beliau yang lebih mengenai Kompasiana membuat saya pernah menjapri beliau, meminta saran mengenai suatu hal. Beliau menjawab pertanyaan secara mendetail dan sangat terbuka. Tidak semua orang mau menjawab pertanyaan saya karena takut jawaban mereka menjadi subjektif. Namun, jawaban Beliau menurut saya cukup objektif sehingga menjadi bahan pertimbangan saya untuk membuat sebuah keputusan.
Hal lainnya yang juga pernah kami diskusikan bagaimana tetap survive menjadi seorang fulltime blogger. Sekali lagi mantan wartawan yang juga jago bela diri ini, memberikan saran-saran yang bermanfaat bagi saya plus minusnya menjadi fulltime blogger. Dari bicaranya Beliau tampaknya bukan orang lagi yang ngototan dalam hal yang duniawi, tetapi lebih menitikberatkan kehidupannya kepada hal-hal yang sifatnya agamis dan kehidupan di masa depan di alam sana.
Hal tersebut dapat tercermin dari banyak feed Facebooknya dan saya sangat menghargai hal tersebut. Selain feed tersebut, di saat Covid-19 ini merebak Mbak Muthiah juga sering memamerkan makanan yang dimasaknya sendiri. Tentunya bukan untuk maksud ria karena berbagi meskipun hanya bentuk gambar dapat menginspirasi orang lain untuk mengisi banyak waktu luang di tengah badai Covid-19 dengan hal-hal yang bermanfaat.
Pembicaraan lainnya yang juga saya ingat dengan Beliau adalah kehidupannya beberapa tahun ke Turki untuk belajar ilmu agama di negara yang dipimpin oleh Recep Tayyip Erdorgan ini dengan biaya sendiri. “Aduh mahal juga ya Mbak kalau mesti bayar sendiri.” Kata saya sambil menghitung nilai tukar Rupiah terhadap mata uang Turki, Lira, mengakhiri pembicaraan dengan Beliau.
Tak terlalu banyak mungkin yang saya ketahui tentang Muthiah Alhansy, seorang perempuan berhijab yang memiliki special interest terhadap dunia politik Turki dan Timur Tengah.
Namun yang pasti saya tahu, Mbak Muthiah adalah orang yang konsisten dan produktif di Kompasiana dengan 1.408 artikel di laman Kompasiananya. Meskipun dalam pengakuan Beliau, Beliau acap kali naik turun mood-nya dalam menulis dan juga pernah tidak aktif menulis saat tinggal di negeri seberang. Namun saya rasa ini sudah menjadi prestasi yang bisa dibanggakan.
Akhir kata, saya ucapkan selamat atas konsistensinya berkarya selama 10 tahun di Kompasiana. Semoga makin banyak karya yang dihasilkan di tahun-tahun ke depan yang dapat menginspirasi kita semua. Teruslah berkarya!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H