Indonesia memiliki banyak sekali tempat-tempat yang indah dan menakjubkan. Namun demikian, mengapa hanya Bali yang bisa tersohor sampai ke seluruh dunia? Mengapa wilayah-wilayah Indonesia lainnya yang memiliki potensi yang tak kalah cantik dan menarik dengan Bali mengalami pertumbuhan yang stagnan?
Pertanyaan ini sebenarnya sudah terngiang-ngiang di telinga kita sejak lama. Mengapa, mengapa, dan mengapa?
Tak mudah menjawabnya dan menetapkan formula untuk menjawab pertanyaan tersebut. Oleh karena itu, pemerintah telah melakukan suatu survei untuk menjawab pertanyaan tersebut. Hasil survei menyatakan bahwa selama ini anggaran dana pariwisata di Indonesia dibagi rata ke semua tempat. Dengan dana yang begitu terbatas, ahirnya kita tidak dapat menciptakan momen untuk menarik para wisatawan ke sebuah daerah. Meskipun ada pertumbuhan, pertumbuhan pariwisata di daerah berjalan begitu lambat. Oleh karena itu, pemerintah mengeluarkan sebuah strategi baru agar bisa mempercepat pertumbuhan pariwisata di daerah tersebut.
KEK Mandalika dengan Sejuta Pesona
Untuk merealisasikan strategi tersebut, saat ini Pemerintah hanya akan berkonsentrasi dengan pengembangan 10 destinasi. Pemerintah mengandeng para investor untuk mengembangkan daerah-daerah pilihan tersebut sehingga memperoleh hasil yang maksimal. Diharapkan pada akhirnya pengembangan tersebut akan memberikan efek yang sangat baik bagi daerah-daerah sekitarnya.
Di antara ke-10 destinasi tersebut, Pemerintah telah menetapkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika yang berada di daerah Lombok menjadi salah satu daerah unggalan pariwisata.
Lima Kompasioner sangat beruntung karena setelah berkesempatan ikut serta dalam kunjungan kerja Menteri Koordinator Maritim dan Sumber Daya Alam, Bapak Rizal Ramli (8/2/16). Para Kompasioner ditemani oleh dua humas dari Menko Maritim dan Sumber Daya Alam, Ibu Hidanishfal dan Bapak Fauzan, juga berkesempatan untuk menjelajah KEK Mandalika yang memiliki luasnya sekitar 1035 ha.
Dalam kesempatan ini para Kompasioner bertemu dengan Ibu Indah Juanita, Deputy Project Director ITDC (Indonesian Tourism Development Corporation), pengembang KEK Mandalika. Menurut Indah Juanita KEK Mandalika memiliki potensi yang begitu besar jika dibandingkan dengan keadaan Nusa Dua Bali. Luas KEK Mandalika tiga kali lebih besar dibandingkan dengan luas Nusa Dua Bali. Selain itu, keadaan Nusa Dua Bali sungguh tandus saat pertama kali dikembangkan oleh BTDC (Bali Tourism Development Corporation). Namun, saat ini  Nusa Dua Bali sudah disulap menjadi sebuah tempat wisata yang ekslusif yang memberikan pengaruh yang sungguh baik bagi perkembangan pariwisata di Bali hingga saat ini.
KEK Mandalika memiliki kelebihan dibandingkan dengan Nusa Dua Bali karena pada dasarnya wilayah ini memiliki begitu banyak spot yang sungguh cantik. Wilayah tersebut juga akan dikembangkan dengan konsep yang sama dengan Nusa Dua Bali. Pemerintah akan mempersiapkan berbagai hal, mulai dari infrastruktur hingga berbagai kebijakan yang membuat para investor berebut menanamkan uangnya di sini.
Pemerintah akan menggandeng investor untuk membangun  36 hotel dengan kapasitas 10.600 kamar dalam waktu 15 tahun.  Selain itu, KEK Mandalika juga akan mengandeng investor untuk membangun beragam fasilitas lainnya, seperti resedinsial dengan 1.600 kamar, lapangan golf, marina, eco park, water park, theme park, equestrian, dan lain-lain.
Dengan pengembangan tersebut, KEK Mandalika akan menyedot banyak sekali tenaga kerja. Ibu Indah mengestimasi, jika 1 kamar hotel membutuhkan 1,5 orang, tenaga kerja yang akan dibutuhkan oleh KEK Mandalika adalah sekitar 15.900 orang. Jumlah tersebut akan semakin membengkak karena masih banyak fasilitas KEK Mandalika membutuhkan banyak tenaga, mulai dari pekerja pemula hingga pekerja ahli. Dengan demikian, KEK Mandalika membuka banyak sekali peluang kerja. Pada gilirannya, bukan hanya KEK Mandalika yang akan berkembang, juga daerah sekitar Mandalika (tempat para pekerja tinggal) pun berkembang. Di sana juga akan muncul kegiatan ekonomis yang akan menyejahterakan banyak orang.
Masih menurut Ibu Indah Indah, KEK Mandalika tidak menciptakan atraksi-atraksi di dalam KEK Mandalika. Para wisatawan diharapkan datang dan bermalam dalam hunian eksklusif dan dimanjakan dengan berbagai fasilitas lainnya. Kemudian mereka membelanjakan uangnya ke semua tempat wisata yang banyak bertebaran di daerah Lombok lainnya. Dengan demikian, KEK Mandalika menjadi pencetus perkembangan di tempat lainnya.
Pekerjaan Rumah dalam Pengembangan KEK Mandalika
Pemerintah akan mengucurkan dana sebesar 3,3 Triliun untuk membangun di KEK Mandalika, mulai dari jalan, parkir, solar cell, hingga fasilitas publik. Kawasan tersebut diproyeksikan dapat meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara sampai satu juta per tahun dan mendatangkan keuntungan hingga Rp14 triliun per tahun. Namun demikian, masih banyak pekerjaan rumah yang mesti dikerjakan dalam pengembangan KEK Mandalika. Hal tersebut adalah upaya yang mesti terintegrasi dengan banyak pihak.
Pekerjaan rumah tersebut mencakup pembangunan fasilitas hingga urusan pembebasan tanah. Sampai saat ini masih ada sekitar 135 hektar tanah yang menjadi sengketa dengan penduduk sekitar yang masih terus dibereskan. Selain itu, Pemerintah juga harus berupaya meyetarakan kualitas penduduk sekitar agar tenaganya dapat diserap di hotel-hotel dan fasilitas lainnya yang nantinya akan menggunakan tenaga mereka. Pemerintah akan membangun Balai Latihan Kerja untuk keperluan itu. Selain itu,  akan ada juga kerja sama dengan beberapa lembaga pendidikan dalam membangun sekolah tinggi pariwisata dan politeknik negeri pariwisata di Lombok untuk memenuhi kebutuhan tenaga terampil.
Untuk mempercepat pengembangan tersebut, pemerintah juga akan menyediakan kantor di mana para investor dapat mengurus hal-hal yang bersangkutan dengan perizinan dan lain-lain dalam satu atap. Dengan demikian, percepatan pengembangan KEK Mandalika akan berjalan sesuai dengan rencana.
Dari Pantai Kuta, Pusat Bau Nyale, hingga Tanjung Aan
Seperti yang disebutkan sebelumnya KEK Mandalika menyimpan sejuta potensi. Sebelum Kompasioner berpamitan dengan Ibu Indah, beliau berpesan agar kami tak melewatkan Tanjung Aan jika sudah sampai di KEK Mandalika. Anda dapat menyaksikan pemandangan yang sungguh indah di pantai berpasir dengan bentuk seperti butiran merica yang berwana putih.
Kami pun melanjutkan ke tempat ini. Kami melalui jalan kecil. Di samping kanan dan kiri jalan tampak pohon dan rumput hijau menjalar. Sekitar 15 menitan kami sampai ke tujuan kami. Sayangnya pada saat kami datang, pantainya dalam keadaan pasang. Menurut kabar, ketika tidak dalam keadaan pasang, tempat ini sungguh jauh lebih indah. Padahal dalam keadaan pasang seperti ini pun, Tanjung Aan tampak begitu indah. Kita dapat menapaki tangga buatan untuk melihat pantai dari atas.
Tanjung Aan masih sangat sepi. Tampaknya masih sangat sedikit wisatawan yang mengetahui tempat ini. Kami menghabiskan waktu banyak di tempat ini, mulai dari berselfi hingga berfoto dengan anak-anak pantai.
Selain itu, kami juga mampir di pantai Kuta. Tempatnya ini juga tak kalah indah. Pada saat kami datang pantai ini tidak terlalu bersih. Kemungkinan (semoga) karena tempat ini dijadikan tempat perayaan Hari Pers Nasional dari siang hingga pagi. Jadi, pantai masih dalam keadaan kurang bersih.
Nah yang terakhir bagi Anda yang akan datang ke Lombok pada tanggal 22-28 Februari 2016, KEK Mandalika juga akan menjadi pusat bau nyale, tradisi tahunan di Lombok di mana setiap orang akan turun ke pantai mencari nyale alias cacing laut. Sepertinya ini saat yang tepat untuk melihat keindahan dan tradisi Lombok. Sampai ketemu di sana ya!!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H