Mohon tunggu...
Sonta Frisca Manalu
Sonta Frisca Manalu Mohon Tunggu... Administrasi - I'm falling in love

You are never fully dressed without a smile

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

5 Kompasianer Ikuti Kunjungan Kerja Menteri Rizal Ramli ke Lombok

11 Februari 2016   19:33 Diperbarui: 12 Februari 2016   14:39 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siang itu telepon genggam saya berbunyi. Hmmmmm.... lagi-lagi dari nomor yang tidak saya kenal. Saya sebenarnya agak kurang suka mengangkat telepon dengan nomor yang tidak saya kenal. Namun akhirnya saya mengangkatnya. Dari seberang sana saya mendengar suara pria yang memperkenalkan diri sebagai perwakilan dari Mentri Koordinator Maritim dan Sumber Daya.

Saya sempat bingung mendengarkan  penjelasannya yang mengatakan bahwa saya adalah salah satu  pemenang kuis dan akan diberangkatkan ke Lombok bersama dengan lima orang lainnya. Awalnya saya pikir ini adalah modus penipuan baru. Ujung-ujungnya pasti panitia akan minta transfer uang untuk keberangkatan tersebut. Namun setelah beberapa menit fokus mendengarkan penjelasan Beliau, akhirnya saya baru ingat bahwa memang saya pernah mengikuti kuis pada saat acara Kompasianival pada tanggal 13 Desember 2015.

Saat itu Menteri Koordinator Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli didampuk sebagai pembicara dengan tema “Sang Juara” di acara tahunan kopi darat terbesar para blogger Kompasiana. Pada kesempatan tersebutlah Beliau mengajak para kompasianer untuk jalan-jalan melihat 10 destinasi wisata yang akan menjadi andalan wisata Indonesia. Saya kemudian memilih tempat wisata Lombok  yang sudah sejak dahulu memang saya impikan. Selain itu, saya juga mau melihat dari dekat Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika yang akan menjadi andalan wisata  yang sama prestisenya dengan Kawasan Nusa Dua Bali.

And here we are, pada tanggal 7 Februari 2016 pukul 16.00, lima orang Kompasianer yang kesemuanya berasal dari Jakarta bersama dengan salah satu Humas dari Kemenko Maritim, Bapak Efrimal Bachri, berkumpul di terminal 2F Bandara Sukarno Hatta, siap untuk berangkat menuju Bandara Internasional Lombok. Sesampainya di sana, hari sudah cukup malam, apalagi lampu jalan pun padam sehingga malam pun semakin gelap.  Namun kami tetap bersemangat dengan berbagai rangkaian kegiatan yang akan kami akan lakukan, mulai dari acara jalan-jalan melihat bagaimana KEK Mandalika dan berbagai tempat pariwisata lainnya, seperti tiga gili hingga Pantai Senggigi.

Kompasianer Bersama dengan Kemenko Rizal Ramli di Lombok

Jika hal-hal seperti jalan-jalan adalah hal yang cukup biasa (namun selalu ditunggu), pada kesempatan kali ini kami juga diminta untuk mengikuti dua acara yang akan diikuti oleh Bapak Menko Rizal Ramli. Acara tersebut adalah acara Konvensi Nasional Media Massa (bagian dari rangkaian Hari Pres Nasional) di mana Beliau didampuk sebagai salah satu pembicaranya. Kedua, kami juga diberi kesempatan untuk mengikuti kunjungan Beliau ke Pelabuhan Lembar di Kabupaten Lombok Barat .

Setelah Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara, selesai dengan pidatonya. Berikutnya adalah giliran Bapak Rizal Ramli diberi kesempatan untuk berbicara di atas panggung mengenai bagaimana menjawab tantangan pembangunan pers Maritim dalam menghadirkan kesejahteraan. Bapak Mentri yang hadir berpakaian batik berwarna hijau ini berbicara banyak tentang perubahan strategi parawisata yang sedang dilakukan demi pengembagan pembangunan Indonesia.

Sesi ini dimulai dengan sebuah pertanyaan mengapa di Indonesia hanya pariwisata Bali yang paling populer di di dunia. Padahal  jika mau jujur, ada banyak tempat wisata lainnya yang begitu cantik melebihi  Bali. Namun sampai saat ini mengapa tidak pernah ada destinasi  lain yang dapat menandingi popularitas Pulau Dewata tersebut.

Hal tersebutlah yang dipaparkan oleh Beliau. Menurutnya (yang didasarkan pada survei) selama ini anggaran promosi wisata di Indonesia dibagi secara merata ke semua daerah. Anggaran yang tidak seberapa tersebut akhirnya tidak memberikan efek yang signifikan bagi perkembangan wisata di tempat masing-masing. Semuanya berjalan apa adanya sehingga pertumbuhannya pun apa adanya. Dengan demikian, hasilnya pun menjadi tidak maksimal. Belajar dari hal tersebut, saat ini Pemerintah hanya akan fokus untuk mengembangkan 10 destinasi  andalan di Indonesia.

Namun pertanyaannya bagaimana dengan daerah-daerah lain yang tidak kebagian anggaran tersebut. Masih menurutnya daerah wisata lainnya akan mengikuti jika 10 destinasi ini bisa menciptakan momen untuk menarik wisatawan, baik dari dalam maupun luar negeri.

Strategi lainnya yang dilakukan  untuk menarik wisatawan adalah dengan memberikan visa bebas kepada 160-an Negara yang akan berkunjung ke Indonesia. Strategi tersebut tampaknya sudah memberikan  angin segar bagi kedatangan tamu asing di Indonesia yang diharapkan akhirnya akan menyejahterakan rakyat Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun