Ambang batas untuk menentukan apakah suatu perusahaan akan menjadi manipulator atas laporan keuangan adalah dengan skor M --1,78 atau lebih tinggi, pada umumnya dan banyak dipakai termasuk saya adalah dengan score > -2,22. Jika M-score suatu perusahaan berada di bawah --2 (<-2,22), kecil kemungkinan perusahaan tersebut akan melakukan manipulasi/fraud laporan keuangan.
Berikut adalah sampel Perusahaan di Indonesia yang teridentifikasi laporan keuangan nya dimanupulasi dengan menggunakan Beneish M-Score, untuk nama perusahaannya saya samarkan dengan menggunakan kode.
Dari data tersebut diketahui laporan keuangan Perusahaan tersebut untuk tahun buku 2022, teridentifikasi melakukan manipulasi/fraud atas laporan keuangan.
2. Â Â F -- Score Model.
F-score model untuk mendeteksi kecurangan laporan keuangan. F-score ini dikembangkan oleh Dechow. Kecurangan laporan keuangan yang dihitung menggunakan fraud score model atau biasa disebut F-score, dimana model yang dikembangkan oleh Dechow. Â Ini merupakan Model F-score diklaim lebih komprehensif karena didasarkan pada semua pemeriksaan Acounting an Auditing Enforecements Realease (AAER) yang dikeluarkan antara tahun 1982 dan 2005.
Dechow F-Score merupakan metode pendeteksian fraud yang mengembangkan metode perhitungan Beneish M-Score, dan dinilai lebih komprehensif dibandingkan Beneish M-Score karena cakupan pengujian data meliputi keseluruhan dari Accounting and Auditing Enforcement Releases (AAERs) yang diterbitkan oleh SEC pada 1982 hingga 2005 dibandingkan dengan Beneish M-Score yang hanya meliputi AAERs pada 1982 hingga 1992. Apabila hasil f-score menunjukkan hasil lebih besar dari 1, maka terdapat indikasi fraud pada perusahaan dan jika hasil menunjukkan lebih kecil dari 1 maka menunjukkan bahwa perusahaan tidak terindikasi fraud.
Ada 7 faktor atau variable yang digunakan dalam formula F -- Score, diantaranya:
RSST: Â Â Â Â Â Accrual Quality
REC: Â Â Â Â Â Â Accounts Receivables/Average Total Assets
INV: Â Â Â Â Â Â Â Inventory/Average Total Assets