Internal audit sebagai pihak independent di dalam perusahaan, harus memastikan agar pencatatan atas transaksi tercatat sesaui dengan aturan yang berlaku, oleh sebab itu audit internal harus mempunyai pemahaman atas bisnis proses dan juga standart/paramenter dalam melakukan pemeriksaan khususnya laporan keuangan, dan tentunya audit internal harus memahami PSAK dan regulasi lainnya, contohnya adalah aturan perpajakan.
Selama pengalaman penulis, sering menemukan adanya kasus fraud atas laporan keuangan, diantaranya:
- Adanya penundaan biaya
- Adanya pengakuan Sales/revenue yang tidak seharusnya (Over,Under statement & Fiktif)
- Penjualan asset yang tidak dilaporkan dalam laporan keuangan
- Pencatatan atas inventory atau persediaan yang tidak semestinya antara catatan dan fisiknya.
- Adanya pergeseran atau penundaan atas kerugian yang digeser untuk tahun berikutnya
- Adanya manajemen override dalam melakukan kebijakan yang berdampak pada laporan keuangan
- Adanya pencatatan diakun-akun tertentu dipindahkan di akun yang tidak semestinya
- Adanya biaya fiktif yang tidak ada dokumen supporting nya dengan maksud dan tujuan tertentu
- Tidak konsistennya pencatatan atas transaksi laporan keuangan, contohnya metoda yang berubah-rubah.
Dari adanya beberapa fraud yang sering saya temukan, baik dalam proses general audit atau audit forensik atas laporan keuangan, saya biasanya menggunaan beberapa tools analisis untuk mengidentifikasi adanya potensi atas Fraud laporan keuangan, saya biasanya menggunakan:
a. Â Â Analisis Beneish M -- Score
b. Â Â Analisis F -- Score
c. Â Â Analisis Benford Law
Kita bahas dulu mulai dari Sejarah penemunya sampai dengan penggunaan model dari ketiga analisis tersebut.
1. Â Â Beneish M-Score
Pada tahun 1999, seorang Profesor akuntansi di Universitas Indiana menerbitkan "The Detection of Earnings Manipulation" in Financial Analysts Journal. (Ini adalah revisi menyeluruh dari metode yang pertama kali diterbitkannya pada tahun 1997.) Messod Beneish bukanlah orang pertama atau terakhir yang mencoba menggunakan analisis laporan keuangan untuk mendeteksi penipuan/fraud atas laporan Keuangan,namun metodenya bertahan lebih lama dan banyak digunakan serta diuji dibandingkan metode lainnya; dalam makalah lanjutannya pada tahun 2020, "The Cost of Fraud Prediction Errors," ia membuktikan bahwa metodenya memiliki rasio positif palsu dan positif yang lebih rendah dibandingkan metode lain yang diperkenalkan pada tahun 2020
Prof Beneish menggunakan formulanya dengan memeriksa 74 perusahaan yang memanipulasi laba selama periode 6 tahun dan membandingkannya dengan 2.332 perusahaan serupa yang tidak melakukan manipulasi laba.
Prof Beneish mengemukakan delapan faktor untuk mengindikasikan peluang manipulasi yang lebih besar, tujuh faktor di antaranya membandingkan laporan keuangan tahun sekarang dengan tahun sebelumnya. Dari 8 faktor tersebut, hanya lima yang signifikan secara statistik (dan satu dari lima angka tersebut, Asset Quality Index, masih memiliki nilai probability yang cukup tinggi). Dengan menggunakan regresi probit, ia menghasilkan rumus yang mencakup ke 8 faktor, namun memberikan koefisien negatif pada 2 faktor yang secara statistik tidak signifikan dan koefisien yang sangat rendah pada faktor ke 3.