Mohon tunggu...
sonny xavier setiawan
sonny xavier setiawan Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis

Senang mengamati fenomena yang terjadi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Apa dan Bagaimana Krisis Energi Dapat Terjadi di Eropa?

7 November 2022   00:49 Diperbarui: 7 November 2022   00:59 478
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Energi gas atau gas bumi merupakan kebutuhan dominan sebuah negara, kebutuhan gas ini digunakan dalam penuhan kebutuhan rumah tangga seperti kompor dan lain-lainnya. Energi gas sangat dibutuhkan oleh setiap negara, terlebih negara-negara yang mengalami 4 musim yaitu musim dingin, dimana negara-negara yang sedang mengalami musim dingin akan membutuhkan gas untuk kebutuhan rumah tangga di negaranya sebagai penghangat ruangan. Kebutuhan energi ini jika tidak bisa dipenuhi oleh sumber daya alamnya, maka negara tersebut akan melakukan impor energi guna bisa memenuhi kebutuhan negaranya. Salah satu negara yang melakukan impor energi adalah negara-negara di Eropa atau Uni Eropa antara lain: Jerman, Austria, Finlandia, Bulgaria dan negara-negara lainnya di wilayah Eropa.

Negara - negara tersebut memenuhi kebutuhan gasnya dengan mengimpor gas dari Rusia, hal ini terjadi karena Rusia memiliki industri gas dan gas yang melimpah di negaranya, gas-gas yang berasal dari Rusia ini disalurkan melalui saluran-saluran gas ke wilayah Eropa. Ketergantungan gas Eropa kepada Rusia ini sudah berlangsung sejak lama, dalam jangka waktu yang cukup lama yakni 2007 sampai 2020, ketergantungan Eropa pada gas Rusia terus meningkat. Dengan adanya hal seperti itu, Rusia melalui perusahaan Gazprom membuat kebijakan atas kebutuhan gas Eropa tersebut yakni gazprom hanya diizinkan untuk mengekspor gas.

Gazprom merupakan produsen gas alam terbesar di dunia, perusahaan tersebut juga adalah perusahaan pelat merah Rusia. Negara-negara Eropa adalah contoh negara yang pasokan gas alamnya bergantung pada gazprom, hal ini dibuktikan pada tahun 2009 ketika gazprom menutup saluran pipa gas di Ukraina dan wilayah Eropa karena adanya ketidaksepakatan antara Rusia dan Ukraina dalam negosiasi gas serta pada saat itu Ukraina tidak membayar hutang gas yang belum dibayar dari tahun 2008, akibatnya pada saat Eropa mengalami krisis energi hingga pada akhirnya Rusia dan Uni Eropa melakukan diplomasi. Bagaimanapun juga Eropa menggantungkan kebutuhan minyaknya dari wikayah Rusia, begitupun Rusia sebagai produsen membutuhkan konsumen, yakni Eropa. Krisis energi merupakan suatu kondisi dimana sebuah negara mengalami kekurangan pasokan energi sehingga mengganggu jalannya pemerintahan, sosial serta perekonomian negaranya.

Krisis energi di wilayah Eropa kini terjadi kembali, pasalnya Rusia melalui perusahaan Gazprom menutup pasokan gasnya ke wilayah Eropa sehingga menyebabkan beberapa negara di Eropa mengalami kekurangan enegi gas. Hal ini terjadi dampak dari perang antara Rusia dengan Ukraina, dimana Rusia berusaha menganeksasi wilayah-wilayah di Ukraina dengan dalih mengambil wilayah yang menjadi haknya. Kemudian Ukraina melakukan perlawanan hingga terjadinya perang antara Rusia dan Ukraina, dengan adanya perang tersebut Rusia dan negara-negara Eropa mengalami ketegangan sehingga menyebabkan Rusia mengurangi pasokan gasnya ke wilayah Eropa sebagai bentuk hukuman pada negara-negara Eropa, hal ini mengakibatkan pengurangan pasokan gas ke penyimpanan gas terbesar di Eropa, tepatnya di wilayah Jerman yang awalnya sebesar 87%, kemudian pasca Rusia mengurangi pasokannya berkurang menjadi 5%.

Selain itu, penyebab dari adanya krisis energi Eropa pada saat ini adalah pasca terjadinya pandemic covid-19, yang dimana negara-negara di dunia melakukan pembatasan aktivitas hingga hal tersebut menjalar pada turunnya ekonomi dunia dan pemeliharaan fasilitas penyimpanan gas di Eropa tidak maksimal seperti biasanya.

Dampak yang ditimbulkan oleh krisis energi ini akan sangat dirasakan oleh masyarakat Eropa, karena gas tersebut dimanfaatkan dalam berbagai kebutuhan rumah tangga. Selain itu juga, dampak yang dirasakan oleh masyarakat Eropa adalah naiknya bahan-bahan pokok seperti penghangat, transportasi, pupuk hingga roti, hal ini disebabkan karena industry-industri yang memproduksi kebutuhan tersebut menggunakan gas sebagai energi utamanya.

Sebagai bentuk upaya agar bisa memenuhi kebutuhan gas dimusim dingin, negara-negara di Eropa seperti Jerman, melakukan alternatif lain seperti pembelian gas alam cair (LNG). Melansir dari CNBC Indonesia, Jerman dan Austria terus berupaya mendapatkan pasokan gas alam cair, salah satunya adalah ketika Jerman dan Austria ingin membeli gas alam cair dari Indonesia, akan tetapi SKK Migas Indonesia menolak permintaan tersebut karena Indonesia mengutamakan suplai kepada negara-negara yang telah memiliki kontrak terkait LNG ini.

Sebagai cara untuk mengantisipasi terjadinya krisi energi yang semakin parah, beberapa negara di wilayah Eropa seperti Belanda dan Jerman menggunakan kembali pembangkit listrik tenaga uap berbasis batu bara sebagai bentuk usaha untuk memenuhi kebutuhan heater dan kebutuhan lainnya pada saat musim dingin nanti.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun