Mohon tunggu...
Sonny Wibisono
Sonny Wibisono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Buku: 'Message of Monday' - http://www.sonnywibisono.com

Writer | Kuliner | Traveler | Penulis Buku: 'Message of Monday' - Sila kunjungi: www.sonnywibisono.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Jack Grealish dan Kesia-siaan Manchester City

12 Agustus 2021   13:50 Diperbarui: 12 Agustus 2021   16:26 425
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkapan layar twitter Manchester City @ManCity

Manchester City resmi mendatangkan Jack Grealish, gelandang dari Aston Villa pada Jumat, 6 Agustus 2021. Pemain berusia 25 tahun ini dibeli seharga 100 juta pounds atau sekitar 2 triliun rupiah. Pembelian ini menjadikan Grealish sebagai pemain termahal di Premier League.

Kontrak selama 6 tahun diberikan The Citizen kepada gelandang internasional berpaspor Inggris tersebut atau hingga 30 Juni 2027.

Rekor sebelumnya dipegang oleh Paul Pogba, saat dibeli Manchester United dari Juventus senilai 93,25 juta pounds pada musim panas 2016.

Mengapa City rela membeli Grealish dengan harga fantastis seperti itu.  Ya, pertanyaan patut disematkan kepada City, apakah memang City perlu membeli seorang Jack Grealish? Kedua, apakah harganya memang sepadan?

Sebenarnya City memiliki beberapa pemain dengan posisi yang ditempati Grealish saat ini. Untuk posisi gelandang, City tak kekurangan. Sebelum Grealish datang, setidaknya ada 13 pemain berstatus gelandang yang dimiliki City.

Beberapa diantaranya termasuk pemain berkualitas. Disana ada Bernardo Silva, pemain internasional berpaspor Portugal. Ada Kevin de Bruyne, pemain Timnas Belgia, yang selalu menjadi starter pilihan Guardiola. Lalu Philip Foden, pemain Timnas Inggris. Juga ada Gundogan, pemain Jerman. Dan masih ada Rodri, pemain Timnas Spanyol yang masih muda.

Kedatangan Grealish nyatanya membuat Silva menjadi gerah. Dikabarkan ia ingin hengkang musim ini menuju Spanyol. Klub yang ditujunya Barcelona. Jika Silva pergi, ini membuat kerugian bagi City. Gelandang internasional Portugal tersebut terbilang bermain konsisten di City. Dan selalu menjadi andalan Guardiola. Sementara Grealish sendiri belum jaminan bermain bagus dan konsisten.  

Kehebatan Grealish di lapangan sejatinya memang belum terbukti. Ia pemain bagus, tapi bukan yang terbaik. Ujian pertama Grealish tersaji saat bermain di pertandingan Community Shield 2021 melawan Leicester City. Ia memang tak menjadi starter. Gelandang internasional Inggris itu masuk menggantikan Samuel Edozie pada babak kedua dan bermain selama 25 menit. Di pertandingan tersebut, Grealish terhitung kehilangan bola sebanyak tujuh kali. Keraguan langsung muncul di kalangan penggemar. Guardiola pun langsung membela pemainnya. Katanya, Grealish bermain bagus hanya saja belum nyetel. Nampaknya Guardiola ingin menghibur diri.

Banyak pengamat menilai seharusnya City membeli pemain yang benar-benar dibutuhkan. Misalnya untuk posisi striker. Semenjak ditinggal Aquero yang pindah ke Barcelona, belum ada lagi pembelian striker dari City untuk menggantikan Aquero.

Saat ini City memiliki 4 penyerang murni. Raheem Sterling, Ferran Torres, Gabriel Jesus, dan Riyad Mahrez. Dari kesemuanya, tak ada satupun yang istimewa. Mungkin hanya Gabriel Jesus yang mendapatkan poin plus. Karena ia masih muda dan andalan Timnas Brasil saat ini. Juga Ferran Torres, pemain muda andalan Timnas Spanyol.

Riyad Mahrez sudah terlalu tua untuk seorang striker. Umurnya sudah 30 tahun. Kadang-kadang Guardiola menempatkan de Bruyne sebagai penyerang. Itu dilakukan bila ada penyerang City yang dilanda cedera atau tak bisa bermain.

Saya kawatir nasib Grealish tak ubahnya seperti Maguire. Harry Maguire didatangkan Manchester United dari Leicester City dengan label pemain bek termahal di dunia, tak hanya di Liga Inggris.

Saat hijrah ke Manchester United pada musim panas 2019, Maguire didatangkan ke Old Trafford dari Leicester City dengan banderol 80 juta pounds atau sekitar Rp 1,38 triliun. Harga yang terbilang fantastis saat itu.

Tapi dalam perjalanannya, Maguire bermain angin-anginan. Bahkan pada musim 2020 lalu, sejak pertandingan awal, sudah 11 gol bersarang ke gawang De Gea. Hal itu menjadikan United sebagai klub dengan jumlah kebobolan terbanyak kedua setelah West Brom Albion. Karena performa buruk tersebut, saat itu United dikabarkan berburu pemain belakang lagi. Bek asal Prancis, Raphael Varane saat ini masih dalam proses peresmian pemain untuk musim 2021/2022.

Nah, selain striker, City juga ada baiknya membeli pemain bek berkualitas. Varane yang harusnya datang ke Etihad Stadium, bukan ke Old Trafford. Saat City dikalahkan Chelsea dalam Final UCL, terlihat barisan belakang City lemah dalam berkoordinasi yang membuat Kai Havertz mudah menceploskan gol ke gawang Ederson.

Sayang memang City mengeluarkan uang sebanyak itu hanya untuk satu pemain yang belum terbukti kehebatannya. Saat di Aston Villa, nama Grealish memang dikaitkan dengan banyak klub Eropa. Ia pemain incaran banyak klub untuk musim berikutnya.

Tadinya Aston Villa mematok harga tersebut dengan tujuan memagari Grealish agar tidak pindah klub. Asumsinya, mana ada klub yang mau membayar dengan harga fantastis tersebut. Apalagi ditengah pandemi seperti ini, dimana banyak klub yang mengalami kesulitan keuangan. Faktanya, hanya City yang berani beda. Klub-klub lain langsung mundur mendengar tawaran yang dinilai tak masuk akal tersebut.

Bahkan Kepala eksekutif Aston Villa, Christian Purslow sampai tak percaya dan terkaget-kaget bahwa klausul pelepasan 100 juta pounds dalam kontrak Jack Grealish dapat ditebus oleh City.

Bagi Aston Villa ini seperti untung-untungan. Bila Grealish bertahan, itu bagus buat klub. Kalaupun dijual, jelas Aston Villa untung besar. Dengan uang sebanyak itu, klub dapat membeli banyak pemain yang dibutuhkan. Walau mungkin bukan pemain bintang yang dibeli.

Selain di Premier League, City juga akan berlaga di Liga Champion. Belum lagi FA Cup. Rotasi pemain striker dan bek menjadi hal yang penting. Nah, striker dan bek yang harusnya segera diperbaiki oleh City. Bukan gelandang. Kekalahan City di Final Liga Champion sudah membuktikan hal itu.

Kabarnya City masih memburu Harry Kane dari Tottentam Hotspur. Hotspur juga mematok harga yang tinggi untuk Kane. Entahlah, apakah City akan gila-gilaan lagi dalam belanja pemain.

Kita lihat, apakah Grealish mampu membuktikan bahwa harganya sepadan dengan kehebatannya. Atau malah sebaliknya. Saya prediksi sinar Grealish di City tak akan seterang label mahal yang disandangnya. Tanda-tanda itu sudah terlihat saat pertandingan awal di Community Shield. Semoga prediksi saya salah kali ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun