Federasi Sepakbola Belanda (KNVB) resmi merekrut Louis van Gaal untuk menangani Timnas Belanda. Pengumuman pelatih anyar Belanda disampaikan pada 4 Agustus 2021. Pelatih gaek tersebut dikontrak selama satu tahun dengan opsi perpanjangan hingga Piala Dunia 2022 Qatar yang dijadwalkan berlangsung pada akhir tahun depan.
Louis Van Gaal ditunjuk KNVB untuk menggantikan pelatih sebelumnya, Frank de Boer yang mengundurkan diri setelah Timnas Belanda tersingkir di Piala Eropa 2020. Â Pada babak 16 besar Euro 2020, Belanda kalah oleh tim yang tak diunggulkan, Ceko.Â
Kehebatan Belanda dalam Euro 2020 di babak penyisihan grup langsung sirna. Di babak penyisihan grup, Belanda memang menyapu bersih 3 laga pertandingan. Hasil yang sempurna. Pengamat menilai Belanda belum menemui lawan yang sepadan. Di babak penyisihan, Belanda melumat Austria, Ukraina, dan Makedonia Utara.
Nama van Gaal sejatinya tidak asing lagi bagi sepakbola Belanda. Sebelumnya, van Gaal telah membesut Timnas selama 2 periode walau tidak berturut-turut, yaitu pada periode 2000-2002 dan 2012-2014. Jadi ini kali ketiga van Gaal melatih. Nama van Gaal bukanlah yang pertama dalam melatih timnas selama 3 periode. Sudah ada pelatih Belanda sebelumnya yang juga menangani Belanda selama 3 periode. Jadi ini bukan hal yang baru bagi KNVB. Â
Prestasi van Gaal sebenarnya tidaklah buruk. Benar ia dipecat Manchester United pada Mei 2016 setelah gagal membawa kejayaan Red Devils. Tapi van Gaal menaruh torehan apik saat membawa anak asuhannya menempati peringkat ketiga Piala Dunia 2014 Brasil.
Pengalaman van Gaal di berbagai klub juga tak perlu diragukan lagi. Ia pernah melatih klub-klub beken Eropa macam, Ajax, Barcelona, Bayern Munich, hingga Manchester United.
Prestasi van Gaal cukup mentereng di level klub. Ia tercatat meraih tujuh gelar liga, satu Liga Champions, dan satu Piala FA. Walau begitu, untuk level timnas, ia belum meraih gelar.
Banyak pengamat mengatakan keputusan KNVB ini dinilai sudah tepat. Bahkan, ada yang mengatakan seharusnya sejak awal van Gaal melatih Timnas Belanda. Bukan de Boer.
Pemilihan Frank de Boer saat itu dipertanyakan para pemerhati sepakbola negeri kincir angin. Frank de Boer dinilai gagal dalam menangani klub-klub sebelumnya. Saat melatih Inter, de Boer hanya bertahan selama 85 hari. Ia ditunjuk Inter hanya dua minggu sebelum kompetisi bergulir. Di pertandingan pertama Serie A, Nerazzurri mengawali musim dengan kekalahan 0-2 dari Chievo. Selama menangani Inter di Serie A, anak asuh de Boer menderita lima kekalahan, dua hasil imbang, dan empat kemenangan.
Saat melatih Crystal Palace di Inggris tahun 2017, de Boer juga gagal total. Liga Primer Inggris baru menjalankan empat pekan pertandingan. Tapi de Boer sudah didepak manajemen Palace. Bahkan merunut data dari BBC, pemecatan de Boer menjadikan mantan manajer Ajax Amsterdam itu tercatat sebagai pelatih dengan karier terpendek di Liga Primer Inggris.
Klub Ajax Amsterdam merupakan karir awal de Boer. Disini pretasi de Boer terbilang moncer. Ia menjadi pelatih pertama yang meraih gelar Eredivisie dalam empat musim secara beruntun, yaitu pada musim 2013/2014, 2012/2013, 2011/2012, dan 2010/2011. Tapi patut diingat, Ajax merupakan tim terkuat saat itu di negeri Belanda. Bicara Ajax pada musim itu, sama saja bicara Barcelona. Siapapun pelatihnya, tak akan heran bila menjuarai liga di negaranya.
Karena keberhasilan di Ajax inilah, membuat manajemen Inter kepincut meminangnya. Manajemen Inter mungkin lupa, selain karena Ajax merupakan tim terkuat di negaranya, iklim sepakbola di negara Belanda juga berbeda dengan di Italia. Faktanya, de Boer pun tak bisa berbuat apa-apa. Baik di negeri pizza, maupun saat melatih di Inggris.
Pengangkatan de Boer sebagai pelatih kepala Timnas Belanda membuat KNVB banjir kritik. Bagaimana bisa pelatih yang dianggap gagal total di klub-klub yang ditanganinya malah membesut tim sekelas timnas.
Â
KNVB tak mau berjudi lagi. Selepas de Boer, harus dipilih pelatih yang benar-benar berkualitas dan berpengalaman. Sebenarnya van Gaal telah resmi mengumumkan undur diri dari hingar bingar sepakbola pada Mei 2019 lalu. Bahkan kabarnya ia sudah berjanji ke isterinya tak akan kembali ke sepakbola lagi. Waktunya van Gaal menikmati masa tuanya. Maklum, usia juga yang membuat van Gaal mengambil keputusan itu sebelumnya.
Akhirnya, van Gaal luluh juga oleh rayuan KNVB. Misi utama van Gaal jelas, meloloskan Belanda ke Piala Dunia Qatar 2022. Di klasemen sementara Grup G Kualifikasi Piala Dunia zona Eropa, Belanda berada pada posisi ke dua di bawah Turki dengan selisih 1 poin. Di pertandingan pertama, de Oranje, julukan Timnas Belanda, kalah dari Turki. Saat itu timnas masih ditangani de Boer.Â
Hanya juara grup yang berhak lolos langsung ke Qatar. Sedangkan runner up masih harus memainkan pertandingan play-off. Bila harus play-off, tak ada jaminan Belanda bisa lolos. Nah, misi pertama van Gaal ialah meloloskan Belanda sebagai juara grup. Masih ada 7 pertandingan lagi. Belanda juga bisa melakukan revans terhadap Turki.
Dapatkah van Gaal melakukannya? Selama membesut Timnas Belanda dalam dua periode sebelumnya, torehan van Gaal terbilang ciamik. Dalam 44 pertandingan di semua ajang kompetisi, de Oranje meraih 27 kemenangan, 13 hasil imbang, dan hanya 4 kali kalah.
Jika lolos ke Qatar, sesuai opsi kontraknya, van Gaal masih harus mendamping anak asuhannya berlaga di Piala Dunia Qatar. Barulah setelah itu, van Gaal benar-benar bisa beristirahat penuh. Ya, kita tunggu kiprah van Gaal selanjutnya. Mampukah ia membawa kembali kejayaan Timnas Belanda, ataukah ia malah tidur tak nyenyak saat pensiun nanti. Kita lihat saja nanti!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H