EXT. TERAS DEPAN
ZICO tertunduk dekat mamanya di mulut pintu depan.
                        MAMA ZICO
             Nanti pintu dikunci. Anake Bi Inah
             besok baru sampe.
Bocah itu mengangguk. Menyandarkan kepalanya yang lunglai di pintu.Â
INT. HALAMAN TENGAH
ZICO menyandarkan kepalanya di pintu kulkas. Pandangannya kosong.
Ke arah MEJA BATU di depan dapur.
EXT. TERAS DEPAN - SIANG
ZICO duduk mematung di atas motornya. Pandangannya kosong.
Ke arah pintu yang TERTUTUP.
EXT. HALAMAN DEPAN SEKOLAH - SIANG
ZICO duduk di kursi batu dekat gerbang. Kepalanya tertunduk.
Menghela nafas panjang. Berangsur memutar kepalanya ke arah gerbang.
Sepasang kaki dan langkahnya yang indah meluncur masuk.
ZICO melirik. MATANYA mengintip wajah pemiliknya. Mengikutinya terus.
Sampai MENGHILANG di balik pintu utama.
EXT. JALAN TIDAR - MALAM
Berbaju seragam sekolah, ZICO keluar dari sebuah restoran ayam goreng.
Sebuah gerobak mangkal dekat pintu, "TERANG BULAN ASLI BANGKA".
Ia mendekati yang menjual. Sepasang suami istri, 30-an.
                            ZICO
               Koh, terang bulannya berapa?
              PRIA PENJUAL TERANG BULAN
                        Lima ribu aja--
                            ZICO
               Hah?! Lima ribu?! Di Blauran kokÂ
               cuma seribu--
              PRIA PENJUAL TERANG BULAN
             Ini terang bulan dari Bangka, koh!
Sang wanita tampak menaburi TERANG BULAN dengan keju parut.
Sambil menelan air liur, ZICO mengosongkan seluruh kantongnya. Menghitung jumlahnya.
                            ZICO
                 (menyerahkannya semua)
                Mamaku suka terang bulan.
INT. KAMAR MAMA ZICO - MALAM
SEKOTAK terang bulan berikut dua garpu dibawa masuk ZICO.
Mamanya di ranjang. Membaca koran beraksara MANDARIN.
Anak itu duduk di sebelah ibunya. Memamerkan bawaannya.
                         MAMA ZICO
                         Dari mana?
                            ZICO
                            Tidar.
Wanita itu mencicipinya.
                        MAMA ZICO
                       (mengangguk)
                            Enak.
ZICO ikut menggarpu sepotong.
                        MAMA ZICO
                           Piroan?
                            ZICO
                        Lima ribu--
                        MAMA ZICO
                         Lima ribu?
MERAH PADAM, ia memelototi terang bulan di garpunya. Memelototi wajah anaknya.
Garpu di tangan dilemparkannya ke dalam kotak.
                        MAMA ZICO
                  Ndak usah beli lagi, ya!
MENYALA-NYALA, wanita itu langsung berdiri. Menerjang keluar.
Meninggalkan anaknya seorang diri. MEMBEKU memegang sepotong terang bulan di garpunya.
INT. KAMAR ZICO - PAGI
"FLICK OF THE SWITCH" menggetarkan sendi-sendi ruangan.
ZICO tertunduk di lantai. Di antara dua loudspeaker. Rambutnya awut-awutan. Dadanya telanjang.
BEL RUMAH di luar jendela kamarnya berbunyi.
EXT. TERAS DEPAN
ZICO menyembul dari balik pintu. Masih awut-awutan. Masih tak berpakaian. Kepalanya dimiringkan. Matanya dipicingkan.
Sepasang pria dan wanita, 24 dan 19, menganggukkan kepala kepadanya.
                       TAMU WANITA
                Selamat pagi. Saya INDAH,
                anaknya Bi Inah.
Gadis itu ayu parasnya. Rambutnya yang panjang diikat ekor kuda.
Tubuhnya lencir. Dibalut blus putih dan kulot hitam.
Sang pria tersenyum. Mengangguk lagi kepada ZICO.
                         TAMU PRIA
                  Saya cuma nganter, Mas...
Sang tuan rumah mengangguk. Membuka pintunya.
                            ZICO
                       Silakan masuk.
Pasangan muda itu saling melirik.
INT. RUANG TAMU
Semua bawaan diletakkan di lantai dekat meja.
ZICO mengamatinya dari balik pintu.
                         TAMU PRIA
                       (kepada ZICO)
                 Saya langsung pamit, Mas...
                            ZICO
                        Terima kasih.
Pria itu meraih tangan INDAH. Memberinya isyarat agar ikut ke luar.
ZICO melihatnya, lalu cepat-cepat masuk.
LIMA MENIT KEMUDIAN
INDAH melangkah ke dalam dengan tertunduk. ZICO berdiri di balik pintu. Pelan-pelan menutupnya.
Gadis itu membungkuk meraih tas dan kantong plastiknya di lantai.
Sekonyong-konyong DUA TANGAN merebut semuanya dari belakang.
INDAH langsung berpaling. WAJAHNYA merah padam. Matanya melotot.
Bocah itu bergeming.
                            ZICO
                    (setengah berbisik)
                   Aku anter ke kamarmu.
INT. TERAS BELAKANG
INDAH berdiri di luar pintu kamarnya.
ZICO menaruh bawaannya di meja tulis di belakang ranjang.
Bergeming keluar MELEWATI tamunya.
                           INDAH
                    (setengah berbisik)
                        Terima kasih.
INT. KAMAR INDAH - SIANG
Sebuah KETUKAN di pintu. INDAH bergegas membukanya.
SEKONYONG-KONYONG kedua matanya membesar. Wajahnya bersinar.
Di hadapannya kepala sang tuan rumah bersandar di bingkai pintu.
Rambutnya sudah rapi. Badannya sudah berseragam. Harum pula.
INDAH cepat-cepat merapikan rambutnya sendiri yang sudah rapi.
Tanpa mengangkat matanya, bocah itu menyodorinya sekotak terang bulan.
                            ZICO
                         Buat kamu.
INDAH melirik kotak itu. Melirik yang memberi. Menerimanya dengan kedua tangan.
                           INDAH
                     (setengah berbisik)
                        Terima kasih.
Bocah itu mengangguk tanpa melihat.
                            ZICO
                     Sekalian pintunya.
INT. KELAS I-10 - SIANG
Ruangan baru terisi seperempat.
ZICO duduk membolak-balik sebuah buku.
                   SISWI KELAS I-10 (O.S.)
                       LINA! Tunggu!
Seorang siswi berhenti di depan pintu. MENENGOK ke dalam.
ZICO menengok ke luar. Kepalanya tak mau digerakkan lagi.
Lina adalah gadis misterius di auditorium dan di gerbang.
Ia menangkap basah ulah bocah itu. Membalas menatapnya. Sampai tersipu sendiri.
ZICO cepat-cepat berpaling ke jendela. Menyembunyikan wajahnya yang MERAH PADAM.
INT. RUANG TAMU - SENJA
ZICO mendorong motornya masuk dari teras.
Mamanya dan INDAH duduk di sofa.
                            ZICO
                    (melirik mamanya)
                            Mam...
                        MAMA ZICO
                       (kepada ZICO)
                  ZI, masih ingat INDAH?
Bocah itu mengangguk. Memarkirkan motornya di sudut. Melangkah ke dalam.
                        MAMA ZICO
            NDAH, dulu kamu pernah nginep di
            sini, lho. Masih inget? Kapan itu, ya?
                           INDAH
             Iya, Bu. Waktu saya kelas lima SD.
                        MAMA ZICO
             Wih, berarti waktu itu ZICO masih
             kelas dua SD, ya.
INT. RUANG MAKAN - SENJA
ZICO makan sendirian di meja.
Sesekali ia melirik LANTAI Bi Inah biasa duduk menonton TV.
Mengeluarkan MADUMONGSO beraneka warna dari kantong plastik.
Menemukan secarik kertas bertulisan tangan "INDAHSARI".
Ia menghela nafas. Menutup mata. Menengadahkan wajahnya.
TANGANNYA meremas-remas kertas itu. Menggenggamnya erat-erat.
INT. KAMAR INDAH - MALAM
INDAH duduk mematung di meja memegang sebuah pena.
Matanya menatap FOTO pria yang mengantarnya tadi pagi.
Pipinya memerah. Air matanya berlinang.
EXT. TERAS DEPAN - PAGI
INDAH dan mama ZICO berdiri di mulut pintu.
                         MAMA ZICO
             NDAH, ZICO cepet dibangunkan, ya.
INT. RUANG MAKAN
INDAH berhenti di depan kamar ZICO.
Melirik. Menempelkan telinganya di daun pintu.
Mengernyitkan alis. Menahan nafas. Melanjutkan ke belakang.
INT. HALAMAN TENGAH
INDAH belok. Melirik ke kanan.
Gorden jendela kamar bocah itu sudah TERSINGKAP. Tapi SENYAP.
Tiba-tiba raungan "(OH) PRETTY WOMAN" menyentak bingkai jendela dan tubuhnya.
INDAH terbirit-birit masuk ke dapur. Menutup pintunya.
INT. KAMAR INDAH - MALAM
Lampu sudah dimatikan.
INDAH tertidur pulas seperti 'sleeping beauty'.
Dalam gelap yang senyap, "SMOKE ON THE WATER" seolah mencabik-cabik gorden jendela kamarnya.
Gadis itu terjatuh dari ranjang. Membuka mata. Menutup telinga. Menengok jendela.
INT. HALAMAN TENGAH - SIANG
INDAH mematung di lantai. Bersandar di sisi kulkas.
Jari-jarinya lunglai menyuapkan nasi.
INT. RUANG MAKAN - SIANG
Gadis itu tertunduk memegangi gagang telefon.
Mengusap air matanya. Menggelengkan kepalanya.
EXT. HALAMAN DEPAN RUMAH - SENJA
ZICO berdiri di balik pagar melihat kerumunan di jalan.
Seorang pria, 40-an, melintas di depannya.
                            ZICO
                      (kepada pria itu)
                        Ada apa, Pak?
                       PRIA DI JALAN
                 Ada ibu-ibu mati ketabrak.
INT. RUANG TAMU - LIMA MENIT KEMUDIAN
Hening dan remang dari lampu teras.
ZICO bersandar di pintu depan yang berkaca patri.
Pantulan lampu ambulans ada di belakangnya.
INT. LORONG TENGAH
Pelan-pelan ia meninggalkan ruang tamu.
BEL RUMAH menyentak sekujur tubuhnya. Bunyinya terasa jauh lebih nyaring dari biasanya.
Langkahnya terhenti. Seperti patung ia berdiri.
Di kaca patri tampak SOSOK berambut panjang dan berpakaian putih.
EXT. TERAS DEPAN
Pintu dibuka sedikit dari dalam.
Mata ZICO mengintip ke luar. TERBELALAK.
INT. RUANG TAMU
INDAH berdiri tertunduk di teras.
Wajahnya seperti salju. Rambutnya seperti Sadako.
Ada KANTONG PLASTIK HITAM di tangannya.
Tanpa berkedip ZICO membuka pintu.
INDAH meluncur masuk.
Lewat lorong menuju ruang makan. Menaruh kantong plastik di meja.
ZICO mengamatinya dari kejauhan.
INT. HALAMAN TENGAH
INDAH berjalan ke kamarnya. Membuka pintu. Masuk. Membiarkan terbuka.
Di balik meja batu MENYEMBUL kepala ZICO.
INT. TERAS BELAKANG
Bocah itu bersandar di dinding luar pintu kamar.
Pelan-pelan melongokkan kepalanya ke dalam.
INDAH tergolek di ranjang. Kakinya menjulur ke pintu. Wajahnya menghimpit dinding. MENCIUMNYA.
ZICO menarik kepalanya. Menaruh tangannya di tengkuk. Matanya membesar.
SATU MENIT KEMUDIAN
DENGKURAN halus terdengar dari dalam.
Semakin NYARING. NYARING SEKALI. LENYAP seketika.
Sayup-sayup terdengar BISIKAN-BISIKAN. Berubah KEKEH TAWA.
                       "INDAH" (O.S.)
                    (suara nenek-nenek)
                Kasian INDAH, kasian INDAH!
INT. KAMAR MAMA ZICO
ZICO menerjang masuk. Wajahnya pucat. Nafasnya berat.
                            ZICO
                 Mam! INDAH kesurupan!
INT. KAMAR INDAH
Mereka berdiri dekat pintu. Mengawasi INDAH.
                          "INDAH"
                    (suara nenek-nenek)
            Kasian... INDAH kangen sama ibunya.
                            ZICO
                     (kepada "INDAH")
              Kamu yang mati ketabrak itu, ya?
                          "INDAH"
                    (suara nenek-nenek)
                            Bukan!
                         MAMA ZICO
                     (kepada "INDAH")
                     Jadi kamu ini sapa?!
                          "INDAH"
                    (suara nenek-nenek)
                            Lathi.
                            ZICO
                     (kepada "INDAH")
                          Melati?--
                          "INDAH"
                    (suara nenek-nenek)
                            Lathi!
Mama ZICO berbisik di telinga anaknya. Bocah itu mengangguk-angguk, lalu ke luar.
INT. KAMAR INDAH
Ibu dan anak itu bergandengan tangan. Menutup mata. Menundukkan kepala.
SEPULUH MENIT KEMUDIAN
Kepala INDAH tampak bergerak-gerak.
                          "INDAH"
                    (suara nenek-nenek)
                          Siapa itu?!
ZICO dan mamanya saling memandang.
                          "INDAH"
                    (suara nenek-nenek)
                     Dua orang di pintu!!
BEL RUMAH berbunyi.
INT. RUANG TAMU
Pintu depan dibuka lebar-lebar dari dalam.
Dua orang berpakaian pendeta, 50-an, berdiri di teras.
INT. KAMAR INDAH
SLOW MOTION:
Keempatnya berdoa. Menyanyi. Membaca kitab suci bersama.
Kedua pendeta berkonfrontasi dengan "INDAH".
END SLOW MOTION.
INT. HALAMAN TENGAH - PAGI
Pintu kamar INDAH dibuka dari dalam.
Gadis itu keluar menuju meja batu.
Menyalakan air. Mencuci tangan. Membersihkan peralatan dapur.
Mama ZICO menghampirinya. Memeluk pundaknya.
Tersenyum kepadanya. Menyentuh dahinya.
Kedua wanita itu mulai bercakap-cakap.
SUPER: 12 JAM SEBELUMNYA
INT. RUANG MAKAN - SENJA
Berbalut blus putih INDAH duduk di lantai menonton TV.
Wajahnya pucat. Rambut panjangnya tampak basah.
                      MAMA ZICO (O.S.)
           NDAH, tolong belikan pembalut, ya!
EXT. JALAN RAYA ARJUNA - LIMA BELAS MENIT KEMUDIAN
INDAH berjalan memandangi rumah-rumah yang besar.
Mengamati ambulans dan orang banyak di pinggir jalan.
Langkahnya melambat dekat pintu belakang ambulans yang terbuka.
Ia melihat seorang ibu berkebaya duduk di dalamnya.
Wanita itu tersenyum melambaikan tangan. Mengundangnya masuk.
                           INDAH
                            Ibu...!
                                                        CUT TO BLACK.
SUPER: MASA KINI
INT. RUANG MAKAN - SENJA
INDAH duduk di lantai menonton TV. Pandangan matanya kosong.
                          ZICO (O.S.)
                        INDAHSARI...
Gadis itu tersentak. Kedua pipinya memerah.
Ia menengok ke arah ZICO yang duduk makan di meja.
                           INDAH
                            I-iya?
                            ZICO
               Mama bilang kamu mau ikut ke
               persekutuan, ya?
INDAH mengangguk.
                            ZICO
               Sabtu jam lima. Nanti aku anterÂ
               jemput kamu. Ke kursus terus ke
               sana.
INDAH mengangguk lagi.Â
                           INDAH
                     (setengah berbisik)
                        Terima kasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H