Mohon tunggu...
Sonny Majid
Sonny Majid Mohon Tunggu... Tenaga Pengajar -

Dream Man-penikmat kopi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Melawan Politisasi Agama dengan Budaya

5 Oktober 2015   00:58 Diperbarui: 6 Oktober 2015   17:06 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hal itu juga dibenarkan Pastor Remiygius Ukat yang selama ini mendampingi Dayak Wehea untuk memberikan pemahaman ajaran Katolik. “Mekanisme adat itu untuk menghindari politisasi agama,” katanya. Akar budaya dengan pondasi harmoni dan kepedulian terhadap lingkungan menjadi keyakinan adat Dayak Wehea.

Nilai-nilai harmoni inilah yang memudahkan warga pendatang masuk dan berinteraksi. Akibatnya, nilai-nilai itu mengalir sampai ke kehidupan sosial antara Dayak Wehea dengan pendatang. Budaya yang dilestarikan dimanfaatkan sebagai alat koreksi terhadap sesuatu yang salah. Nilai-nilai ini juga dimanfaatkan sebagai pintu masuk untuk mengajarkan agama. “Ini menjadi tanggung jawab bersama. Meski dibebankan kepada ketua adat,” tutur Remiygius.

Upaya menjaga nilai-nilai budaya seharusnya juga menjadi tanggung jawab pemerintah. Ibarat segi tiga emas, kekuatan pemerintah, agama, dan adat harus dipadukan sebagai landasan ikatan sosial dalam menjalankan kehidupan. Wadah forum lintas agama diharapkan mampu melibatkan unsur tokoh adat. Ini penting, karena selama ini, forum lintas agama hanya menyentuh elit, tidak sampai di akar rumput. “Kerangkanya harus jelas. Agar tidak membunuh identitas budaya masyarakat lokal.” ***

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun