Kampung Tempe Surabaya sudah ada sejak tahun 1970-an. Pada awalnya, hanya ada sekitar 200 orang yang menekuni usaha tempe di kampung ini. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, jumlah perajin tempe semakin bertambah, hingga mencapai sekitar 50 orang pada saat ini.
- Menggunakan bahan baku kedelai lokal
Perajin tempe di Kampung Tempe Surabaya menggunakan bahan baku kedelai lokal yang dipasok dari daerah-daerah di Jawa Timur, seperti Malang, Blitar, dan Pasuruan. Kedelai lokal dipilih karena memiliki kualitas yang baik dan rasa yang gurih.
- Proses pembuatan tempe secara tradisional
Proses pembuatan tempe di Kampung Tempe Surabaya dilakukan secara tradisional, mulai dari perendaman kedelai, penggilingan, peragian, hingga pencetakan. Proses ini membutuhkan waktu sekitar 3 hari hingga tempe siap dikonsumsi.
- Memiliki kualitas yang baik dan rasa yang gurih
Tempe yang dihasilkan oleh perajin di Kampung Tempe Surabaya memiliki kualitas yang baik dan rasa yang gurih. Tempe ini dijual di berbagai pasar tradisional dan modern di Surabaya, serta dikirim ke berbagai daerah di Indonesia.
- Menjadi salah satu destinasi wisata kuliner
Kampung Tempe Surabaya menjadi salah satu destinasi wisata kuliner yang populer di Surabaya. Wisatawan dapat melihat proses pembuatan tempe secara langsung, serta membeli tempe segar untuk dibawa pulang.
- Merupakan salah satu kekayaan budaya Indonesia
Kampung Tempe Surabaya merupakan salah satu kekayaan budaya Indonesia yang patut untuk dilestarikan. Dengan berkunjung ke kampung ini, Anda dapat belajar tentang proses pembuatan tempe secara tradisional, serta menikmati kelezatan tempe khas Surabaya.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H