[caption caption="Pengendera sepeda motor di ruas jalan tol Medan-Binjai, tepatnya di desa Kelambir V "][/caption]Melewati desa Kelambir V Kebon Kecamatan Hamparan Perak, Deli Serdang usai dari pesta pernikahan kerabat di daerah itu pada Minggu (17/4), saya terperangah dengan pemandangan ruas jalan tol Medan Binjai yang sudah terlihat pembangunan fisiknya.Â
Lebih mengherankan saat menyaksikan banyak warga yang naik ke jalan tol baik dengan berjalan kaki, Â bersepeda atau sepeda motor dari salah satu sisi ruas jalan tol yang curam dan berlumpur.Â
Penasaran, sayapun ikut bersama warga lainnya menaiki jalan tol dengan hati-hati karena jalanan mendaki yang becek. Menurut seorang pengunjung yang saya tanyai, Â Rahmat, warga Kelambir Lima. Sudah sejak dua minggu kemarin ruas jalan tol di desa itu ramai dikunjungi warga terutama anak muda.Â
Seperti yang ramai diberitakan media massa lokal maupun nasional, jalan Tol Medan–Binjai merupakan bagian proyek tol trans Sumatera sepanjang 16,8 kilometer yang akan menghubungkan dua kota di Sumatera Utara, Indonesia yaitu Medan dan Binjai yang peresmian pembangunannya dilakukan oleh Menko Petekonomian,  Chairul Tanjung pada 10 Oktober 2014 serta dilaksanakan ground breaking pada 27 Januari 2015 oleh Presiden Joko Widodo.Â
Bahkan pada 5 April kemarin dikunjungi pula oleh empat menteri yakni menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuk Hadimuljono, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Menteri ATR/BPN Sofyan Djalil memantau perkembangan proyek jalan tol Medan-Binjai yang bertujuan mengurangi beban arus jalan utama Medan-Binjai serta otomatis mengurangi kemacetan yang selama ini menjadi kendala pengguna jalan yang melintasi Medan, Â Binjai menuju kota lainnya.Â
Melirik ruas jalan tol di desa Kelambir V Kebon yang hampir selesai, Â saya yakin target pemerintah untuk merampungkan jalan tol lintas Medan Binjai pada akhir 2017 ini bisa tercapai.Â
Mengenai proses pembangunan yang masih terkendala pembebasan lahan, di Kelambir V tidak memiliki masalah berarti. Masih menurut Rahmat yang merupakan warga di desa itu, Â sebahagian besar lahan yang dipakai untuk pembangunan ruas jalan tol adalah milik PTP Nusantara II. Adapun beberapa tanah warga yang turut tergusur sudah mendapat ganti rugi. "Yah katanya sampai 3 Milyaran. Ada tanah seorang warga etnis Melayu yang dibayar segitu. Padahal dulu, jual serantai dengan harga murah saja susah," ujarnya.Â
Â
Sepanjang ruas jalan tol yang baru selesai itu, Â selain warga yang membawa keluarga jalan-jalan, Â anak-anak bersepeda, Â ada pula sekerumunan anak muda yang mengadakan balapan sepeda motor liar.
Beberapa warga lainnya lalu lalang membawa hasil ladang atau merumput. Satu hal yang harus diperhatikan bagi pejalan kaki adalah kotoran hewan lembu dan kambing berhamburan di sepanjang ruas jalan tol di desa Kelambir V kebon itu.Â
[caption caption="Seorang anak bermain seoeda di ruas jalan tol Medan-Binjai di desa Kelambir V. "]
Menjelang maghrib, setelah puas menyusuri ruas jalan tol yang baru selesai sekitar sepanjang 3 KM saja di desa itu, Â saya pun kembali menuruni jalan keuar yang curam dan berlumpur tanpa sempat beli jajanan kaki lima yang jualan di pinggir ruas jalan tol.
 [caption caption="Jajanan kaki lima di pinggir ruas jalan tol Medan-Binjai di desa Kelambir V."]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H