Saya  terus menyusuri puncak Sibayak menuju puncak tertinggi yang dikenal sebagai Puncak Tapal Kuda. Namun sebelum mencapai Puncak Tapal Kuda kita harus dapat mencapai Puncak Menara terlebih dahulu. Semakin mendekati puncak ternyata semakin banyak bertemu dengan orang-orang beradrenalin tinggi. Anak-anak muda yang masih berusia belasan tahun ini ternyata lebih gila. Mereka telah berhari-hari berada di puncak Sibayak ini.
Di Puncak Tapal Kuda inilah kita dapat menikmati pesona deretan bukit barisan, gelombang perbukitan dan gunung yang mengelilingi Sibayak, pepohonan dan ladang petani yang tampak tertata hijau ditambah lagi dengan kumpulan bebatuan serta kawah yang menghembuskan asap berbau belerang. Kawah yang menjadi jejak dahsyatnya letusan Gunung Sibayak di masa silam.
Semua yang tersaji di puncak Sibayak menawarkan panorama alam yang menyimpan tanda tanya dan rasa penasaran. Bayangkan, letusan vulkanik yang telah memporak-porandakan Sibayak telah membentuk struktur dan komposisi keindahan dinding dan bebatuan.
Di antara Puncak Tapal Kuda dan Puncak Menara, letusan vulkanik Sibayak berhasil membangun struktur kawasan kawah. Lebih menakjubkannnya lagi di dalam struktur kawasan kawah ini terbentuk komposisi dan ornament alam yang membuat puncak Sibayak semakin eksotik. Di dalam kawasan kawah ini terdapat danau kawah yang luasnya mencapai 40.000 meter. Pesona danau kawah ini makin diperindah dengan ornament batu-batuan lava andesit yang bertebaran di sekitar kawah. Ditambah dengan suara letupan gas sulphur dan bau belerang, merangkai harmonisasi orkestra alam di puncak Sibayak. Bocoran dari gas sulfur juga menyebabkan perubahan warna asam yang terdapat di dalam permukaan kawah. Letusan vulkanik itu juga menghasilkan struktur alam yang sangat indah di kawasan kawah yang bentuknya mirip seperti sebuah arena permainan ski, karena bentuknya yang memanjang dari atas hingga ke bawah sana.
Matahari mulai bergerak ke atas. Lambat laun kesyahduan sinar matahari terbit memudar. Sayapun mulai menuruni puncak Sibayak. Di perjalanan saya melihat miniatur grand canyon berukuran 3x4 meter setinggi paha orang dewasa. Sebenarnya ini adalah stalagmite yang dibentuk oleh aliran air yang membawa tanah, pasir dan bahan lainnya, maka ketika aliran air mulai mengering lalu terbentuklah stalagmit kecil selama kurun waktu yang lama. Masih banyak misteri keindahan Gunung Sibayak yang belum mampu saya ungkap. Matahari makin menyengat, gelap telah menghilang. Langkah berlahan meninggalkan puncak Siabayak. Sebelum matahari meninggi...
http://www.darmailawati.com/2017/01/13/mejuah-juah-sibayak-misteri-surga-bagi-para-pendaki/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H