Mohon tunggu...
SoftwareSeni Indonesia
SoftwareSeni Indonesia Mohon Tunggu... Programmer - Software House

A fast-growing Software House company with 100+ clients around the world.

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Pengangguran Digaji, Masa Sih?

18 Februari 2020   11:25 Diperbarui: 18 Februari 2020   11:56 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Coba deh, kamu melakukan pencarian di Google search menggunakan frase " pengangguran digaji ". Portal media apa saja yang menggunakan headline, yang sayangnya salah dalam mengartikan program pra kerja Jokowi. Yah...... Politik lagi, politik lagi..... Kata siapa? Baca sampai habis.

jokowi-jpg-5e4b6d80097f3670cd13e482.jpg
jokowi-jpg-5e4b6d80097f3670cd13e482.jpg
Ada beberapa alasan kenapa Indonesia perlu menggenjot kualitas Sumber Daya Manusiannya. Pertama, Indonesia sedang berada dalam fase Golden Age. Fase dimana jumlah penduduk usia produktif lebih tinggi daripada usia non produktif. Dengan keuntungan demografis yang cukup strategis, kamu, kita, perlu banget bersinergi untuk tidak membuang kesempatan emas ini. Perlu diapresiasi, pemerintah cukup progressive dalam menyikapi fase Golden Age di Indonesia. 

Nah, dengan maraknya isu "robot menggantikan pekerjaan manusia", apakah keuntungan demografis tersebut masih ada?

Jawabannya adalah MASIH.

Coba lihat tabel di bawah ini.

pengangguran-5e4b6e1d097f36267f0e4ce2.png
pengangguran-5e4b6e1d097f36267f0e4ce2.png
Gimana? Aneh kan? Gencarnya isu "robot menggantikan pekerjaan manusia" seperti tidak relevan. Jika memang robot menggantikan pekerjaan manusia, kenapa justru tingkat pengangguran terus menurun? Setidaknya hingga tahun 2018? 

Banyak jenis pekerjaan baru yang muncul. 

Menurut LinkedIn, berikut adalah skill yang paling banyak dicari pada 2019:

  • Cloud Computing

  • Artificial Intelligence

  • Analytical Reasoning

  • People Management

  • UX Design

  • Mobile Application Development

  • Video Production

  • Sales Leadership

  • Translation

  • Audio Production

  • Natural Language Processing

  • Scientific Computing

  • Game Development

  • Social Media Marketing

  • Animation

  • Business Analysis

  • Journalism

  • Digital Marketing

  • Industrial Design

  • Competitive Strategies

  • Customer Service System

  • Software Testing

  • Data Science

  • Computer Graphics

  • Corporate Communications

Apakah kamu merupakan salah satu orang yang berhasil menguasai salah satu skill di atas?

Coba perhatikan skill-skill tersebut. Sudah sangat spesifik ya? Spesialisasi katanya.

Namun, sayangnya masih jarang pendidikan formal yang memiliki fleksibilitas kurikulum tinggi yang sanggup memenuhi kebutuhan industri. Wah, kalau sudah seperti ini, ijasah sarjana tidak menjamin kamu bisa dapat pekerjaan yang kamu impikan. Lalu, harus bagaimana?

PENCARI KERJA (Job seeker)

Ada dua jenis pencari kerja. Generalist & specialist. Kamu yang mana?

six-woman-standing-and-siting-inside-the-room-1181622-5e4b6c49d541df79ec6cb0e5.jpg
six-woman-standing-and-siting-inside-the-room-1181622-5e4b6c49d541df79ec6cb0e5.jpg
Mulai dari generalist. Apa itu generalist? Ada yang tahu? 

Yap. Dari kata generalist itu sendiri memiliki arti umum. Artinya, jika pencari kerja adalah lulusan management, ia berminat masuk ke perusahaan yang menawarkan pekerjaan berupa marketing, sales, keuangan, hingga HRD. Kebanyakan, para Freshgraduate lah yang mengincar posisi tersebut. Kenapa? Kurangnya pengalaman bekerja secara professional dan kurangnya skill yang spesifik.

Tentu kondisi ini tidak ingin disia-siakan oleh perusahaan. Kondisi freshgraduate yang cenderung masih "segar" dan siap untuk ditempa untuk menjadi seorang professional, menjadi darah segar bagi perusahaan. Sehingga, banyak perusahaan yang membuka program training bagi para freshgraduate. Untuk apa? Agar perusahaan dapat melihat skill spesifik yang dimiliki oleh freshgraduate. 

Nah, dari sini bisa terlihat polanya ya? Bahwa semua pencari kerja generalis akan menjadi spesialis pada waktunya. Eheee.

Namun, ada masalah yang datang nih. Tidak semua perusahaan mampu untuk membuat program training. Kenapa? Program training itu membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Misalnya bagi perusahaan startup yang memiliki dana yang terbatas. Sehingga, banyak perusahaan yang lebih memilih pencari kerja spesialis dengan pengalaman yang jelas. Sedikitnya lowongan training dinilai tidak sebanding dengan banyaknya lulusan sarjana tiap tahunnya. Pengangguran lagi, pengangguran lagi. 

Eits. Jangan sedih, nih ada beberapa tips buat kamu (pencari kerja):

1. Sering-seringlah melihat informasi lowongan pekerjaan

Jemput bola. Percayalah, kamu kudu banget register ke portal-portal job online. Atau mungkin, kalau kamu sudah mengincar suatu perusahaan, kamu cari tahu lowongan pekerjaan yang buka. Pelajari skill apa saja yang dibutuhkan. Nanti, kamu akan menemukan rasa "Ah aku banget ini". Biasanya, teman-teman yang baru lulus dan bingung mau kerja apa. Eheee

2. Cari tahu skill apa yang dibutuhkan pada posisi tersebut

Setelah kamu tahu jenis pekerjaan apa yang ingin kamu jalani, kudu banget kamu cari tahu skill yang dibutuhkan. Misalnya, kamu adalah lulusan teknik informatika. Apakah kamu seorang front-end, back-end, atau devops? Jika back-end, apakah kamu suka dengan PHP atau Node Js? Nah, sudah ketahuankan skill apa saja yang dibutuhkan? Dalami.

3. Cari sertifikasi skill yang dibutuhkan

Memang, kekuatan ijasah sudah tidak sekuat dulu. Tetapi, kamu juga perlu bukti kalau kamu memang memiliki keahlian. Caranya? Ikut sertifikasi. Setidaknya, itu yang akan menjadi bukti untuk HRD bahwa kamu memiliki skill yang terstandarisasi. Misalnya, Google analytics. Kamu tidak bisa tuh, secara verbal bicara "Saya bisa Google Analytics", perlu sertifikat dari Google, yang menunjukan kamu memang memiliki kapabilitas di Google analytics. Begitu kira-kira.

4. Optimasi akun di Job Portal

Sekarang, Job Portal ada banyak macamnya. Mulai dari Job Street, hingga Tech in Asia. Ada juga yang berbentuk social media seperti linkedin. Yuk, sebelum kamu mendaftar pekerjaan di job portal tadi, mulai dari optimasi akun linkedin kamu. Kenapa? Agar perusahaan yang ingin "kepo" sama kamu, bisa jauh lebih professional. Mulai dari portfolio proyek kamu, hingga cara kamu berinteraksi dengan professional lain di Linkedin akan menjadi nilai tambah dimata pemberi kerja. Begini cara optimasi akun linkedin.

PEMBERI KERJA (employer)

Coba, kamu-kamu mas dan mbak HRD yang merasa kesulitan mencari pekerja untuk perusahaan angkat tangan. Eheeee.

woman-wearing-gray-notch-lapel-suit-jacket-2381069-5e4b6da8097f36021b26bb82.jpg
woman-wearing-gray-notch-lapel-suit-jacket-2381069-5e4b6da8097f36021b26bb82.jpg
Banyak yang curhat, "kenapa sih, pencari kerja banyak, tapi kok susah banget ya cari karyawan baru".

Ada 2 hal kemungkinan yang terjadi:

  • Skill pencari kerja yang tidak memadai

  • Perusahaan yang tidak menarik

Kalau hal yang pertama sudah dibahas pada bagian pencari kerja. Sekarang tinggal satu hal yang menyebabkan perusahaan sulit pencari karyawan. Perusahaan tidak menarik.

Jika sudah begitu, apa yang harus dilakukan?

Employer Branding

Apa itu employer branding? Employer branding merupakan citra perusahaan dalam memikat pencari kerja. Strategy yang dilakukan bisa bermacam-macam. Mungkin yang paling sering kamu lihat adalah campus hiring. Perusahaan mencoba mendekatkan diri kepada sarjana-sarjana baru. Siapa tahu, ada yang nyantol .Ehee. Tetapi, dengan berkembangnya dunia digital, sekarang bahkan ada perusahaan yang memiliki karyawan khusus untuk aktivitas employer branding. 

Jika kamu adalah mas dan mbak HRD, ada beberapa hal simple yang bisa kamu lakukan untuk melakukan aktivitas employer branding tanpa harus keluar kantor. 

1. Blog

Cara terbaik untuk memikat pencari kerja adalah bekerja sama dengan digital marketing. Kenapa? Artikel tips & trik mendaftar pekerjaan, hingga informasi lowongan pekerjaan akan lebih "fun", dan google friendly jika kamu kemas dengan artikel. Tentu harus di imbangi dengan visual yang merepresentasikan perusahaan ya. 

Tapi, perusahaan kamu tidak punya website / blog page dalam website? Jangan sedih, Software House siap banget membantu kamu! Sebenarnya ada Medium, buat kamu yang pengen gratisan. Tetapi, perlu diingat, artikel yang kamu tulis merupakan aset berharga, yakin mau berbagi dengan platform lain? Ehee.

2. Career page

Memang, job portal sudah banyak. Tetapi perlu diingat, kamu perlu berbagi data pencari kerja dengan platform job portal tersebut. Setelah tau betapa mahalnya informasi pencari kerja, yakin tidak mau menambahkan fitur career page pada website perusahaan? Mau, tapi tidak tahu caranya? SoftwareSeni siap banget bantu perusahaan kamu.

3. Social Media

Percaya atau tidak, pencari kerja itu banyak bersliweran di social media. Nah, ada social media yang dinamakan linkedin. Itu bisa kamu gunakan untuk memikat pencari kerja untuk mendaftar ke perusahaan kamu. Namun, perlu diingat bahwa social media bukanlah tempat yang baik untuk konversi. Kenapa? Balik lagi karena alasan keamanan data. Bahkan, usut punya usut, ada yang menyalahgunakan linkedin untuk data mining. Jadi, dedicated career page pada website perusahaan masih jadi andalan. Bukan begitu?

OPORTUNIS (Orang yang pandai melihat peluang)

Percaya banget sih, kalau yang baca artikel ini bukan cuma para pencari dan pemberi karja. Pasti ada aja yang nyempil-nyempil mau melihat peluang.

man-wearing-black-and-white-stripe-shirt-looking-at-white-212286-5e4b6c70d541df7c35783155.jpg
man-wearing-black-and-white-stripe-shirt-looking-at-white-212286-5e4b6c70d541df7c35783155.jpg
Iya deh iya. Ini nih yang bisa kamu lakukan dan ikut berkontribusi dalam meningkatkan SDM di Indonesia.

1. E-learning bersertifikat

Semenjak pertumbuhan perusahaan startup yang masif di Indonesia, banyak jenis pekerjaan baru yang belum ada didalam kurikulum perkuliahan. Untuk memenuhi permintaan perusahaan, tentu pencari kerja harus menyesuaikan skill yang mereka miliki. Nah, bisa banget kamu bantu mereka dengan membuat platform e-learning bersertifikat.

2. Job Marketplace

Ah, udah banyak job marketplace. Eits, jangan sedih, bahkan untuk sekelas linkedin saja sering kecolongan lowongan kerja bodong. Kalau kamu mampu menawarkan keamanan data para pencari kerja, hingga menjamin kualitas lowongan pekerjaan yang ditawarkan, kamu masih punya banyak peluang loh. 

3. Talent Aquisition Management System

Mungkin kamu jarang mendengar sistem ini. Memang belum banyak bisnis Talent Aquisition Management System di Indonesia. Biasanya, yang memakai sistem ini adalah perusahaan besar. Sehingga, provider dari sistem tersebut juga perusahaan macam Oracle. 

Namun, masih langka sekali bisnis Talent Aquisition Management System yang menyasar perusahaan startup.

4. All-in-One System

Super App kalau orang bilang. Mulai dari belajar, sertifikasi, mendaftar pekerjaan, hingga proses interview dilakukan didalam satu sistem. Unik. Tetapi, memang memerlukan modal yang tidak sedikit. 

KESIMPULAN

Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia di Indonesia itu bukanlah tugas tunggal Pemerintah. Kamu, kita harus sama-sama berjuang untuk memastikan Indonesia tidak kehilangan masa Golden Age dengan sia-sia. Baik pencari kerja, pemberi kerja, atau masyarakat awam pada umumnya harus gotong royong.

Jangan jadikan "robot menggantikan manusia" sebagai alibi pengangguran. Karena nyatanya tidak seperti itu. Hadirnya robot justru akan membentuk jenis pekerjaan baru. Sehingga, skill-skill baru juga akan terbentuk.

Sekarang pertanyaannya adalah apakah kamu siap dengan perubahan tersebut? Mau belajar lagi? Mau merubah persyaratan pelamar kerja? Mau apa lagi? Semua itu ada ditangan kamu. Bukan begitu?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun