E-learning = Bubble Dot Com?
Apakah kamu pernah mendengar istilah fenomena bubble dot com? Jika belum, bubble dot com merupakan fenomena yang terjadi di Amerika pada awal 2000 an. Fenomena dimana banyak orang yang berlomba-lomba berinvestasi secara besar-besaran pada perusahaan online (.com). Karena aggresivitas investor yang tidak terbendung, harga saham perusahaan online semakin tidak masuk akal. Harga saham dengan nilai yang perusahaan online tawaran tidak sebanding. Ketika perusahaan online tidak dapat menghasilkan banyak keuntungan, banyak investor yang menarik diri dan menyebabkan perusahaan online banyak yang bangkrut.
Apa hubungannya dengan bisnis e-learning?
Yang menjadi titik acuan pada fenomena bubble dot com adalah ketidakmampuan management perusahaan online dalam mengembangkan bisnis. Padahal, "online" hanyalah platform perusahaan untuk mengirimkan value / nilai dari produk pada konsumen.
Yang ditakutkan pada bisnis e-learning ini adalah management tidak bisa mengelola bisnis dengan baik. Padahal platform e-learning hanyalah media perusahaan untuk memberikan nilai aktual dari produk perusahaan kepada pengguna.
Bukannya untung kalah rugi, padahal potensi pasar untuk binis e-learning itu mencapai 190 Miliar dolar Amerika pada tahun 2025. Tentu bukan angka yang sedikit, bukan?
3 Perilaku Bisnis E-learning
Untuk itu, yuk ketahui 3 perilaku bisnis yang bisa kamu implementasikan sesuai dengan kemampuan dan kondisi mental kamu:
1. Aggressive
Perilaku aggressive banyak digunakan para pelaku bisnis, jika mereka memiliki pandangan bisnis jangka pendek. Biasanya bisnis jangka pendek ini berkaitan dengan suatu trend yang sedang terjadi di masyarakat. Misalnya trend batu akik.
Pelaku bisnis yang menerapkan aggressivitas dalam berbisnis cenderung untuk memaksimalkan margin keuntungan daripada titik optimal profit. Alasannya tentu karena trend. Ketika suatu produk sedang naik daun, maka pelaku bisnis akan mengambil keuntungan sebanyak yang mereka bisa dapatkah. Dalam catatan, harga jangan sampai merugikan konsumen.
2. Low-Risk
Pemikiran mengenai bisnis low-risk tentu akan berbeda dengan perilaku aggressive. Pandangan pelaku bisnis jenis ini mengarah pada kestabilan bisnis jangka panjang. Oleh sebab itu, pelaku bisnis akan memastikan benar-benar mengenai strategi produk & harga mereka. Tujuannya adalah agar tetap mendapatkan keuntungan secara optimal. Selain itu, pelaku bisnis jenis ini cenderung memilih pasar yang niche. Itu karena yang menjadi fokus bisnis adalah perumbuhan bisnis daripada pertumbuhan profit / keuntungan.
3. Moderate
Pelaku bisnis yang menerapkan perilaku ini memilih untuk mengkombinasikan antara aggressive dan low-risk. Dengan demikian, mereka akan mendapatkan keuntungan yang maksimum dengan kestabilan bisnis jangka panjang. Perlu mental yang cukup berani untuk menerapkan perilaku ini. Alasannya? Karena mengkombinasikan dua jenis perilaku bisnis. Para pelaku bisnis tidak data fokus pada satu target besar. Kecenderungan untuk berubah sesuai trend dan memaksa untuk terus fleksibel mengikuti cuaca bisnis.
3 Pasar potential untuk bisnis e-learning yang menguntungkan
1. Information Security Training
2. Big Data dan Analisis
3. Artificial Intelligence
Simak penjelasan lebih lanjut pada Bisnis E-learning: Trend atau Bertahan?
Pihak yang terlibat dalam bisnis E-learning
1. Penyedia platform E-learning
Pembangunan platform E-learning dapat dilakukan dengan dua metode. Insourcing / outsourcing. Untuk memilih mana yang lebih baik, kamu perlu perhatikan bagian mana yang ingin menjadi "inti" dari platform e-learning. Jika kamu ingin memberikan fokus pada platform e-learning, metode insourcing merupakan pilihan yang terbaik. Namun, kamu perlu waspadai bahwa untuk melakukan insourcing ada banyak hal detail yang tidak boleh kamu lewatkan. Misalnya pada bagian proses recruitment & selection. Jika kamu tidak bisa menemukan tim yang tepat, bukan kematangan produk digital yang didapat, tetapi justru kemungkinan proyek gagal. Untuk itu simak 4 hal yang membuat proyek pembuatan aplikasi  berbasis web gagal.
Namun, jika kamu ingin berfokus pada pengembangan bisnis, metode outsourcing adalah kuncinya. Namun, ada beberapa hal yang perlu kamu tahu untuk mendapatkan hasil proyek IT yang optimal.
2. E-learning Gurus
Talent / guru / mentor yang akan membagikan ilmu melalui platform e-learning milikmu adalah elemen penting dalam bisnis e-learning. Tahukah kamu bahwa profesi e-learning guru merupakan salah satu bisnis online yang menguntungkan pada tahun 2019?
3. Pengguna / User E-learning
Pengguna / user ini yang akan menjadi bagian menarik pada bisnis e-learning. Kebutuhan akan ilmu/ pengetahuan yang beragam, mulai dari area profesionalisme hingga hanya tutorial sederhana buktinya dapat menarik pengguna.
Nah, dari sinilah kamu harus memulai. Pengguna yang memiliki karakter seperti apa, memiliki kebutuhan apa dan lainnya. Pahami siapa yang akan kamu bidik sebagai pasar potensial.
Kesimpulan
Bisnis E-leaning merupakan salah satu bisnis online potensial di tahun 2019. 109 Miliar dolar Amerika diprediksi akan menjadi angka pasar e-learning pada tahun 2025. Meskipun demikian, apakah kamu bisa ikut merasakan meriahnya pasar e-learning ini? Siapkan platform e-learning kamu sekarang! Serahkan Proyek IT kamu pada Software House Profesional untuk mengurangi resiko gagal dalam membangun produk digital.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H