Semisal, Anda telah memutuskan untuk membangun sebuah website dan mendapatkan perusahaan software developer Indonesia atau Software House Professional seperti SoftwareSeni untuk mewujudkan keinginan Anda. Ada beberapa hal yang harus Anda pahami saat berada di tahap ini: bagaimana proses proyek IT diatur dan spesialis dalam tim development yang bertanggung jawab terhadap proyek Anda.
Terbukti di banyak kasus, pemrograman saja tidak cukup untuk membuat website Anda berfungsi dengan maksimal. Itulah mengapa banyak pemangku kepentingan (stakeholders) menaruh perhatian besar pada desain dan pemasaran. Tim web development harus sesuai dengan tujuan proyek dan terdiri dari spesialis dengan beragam keterampilan dan pengetahuan.
Beberapa perusahaan memberi klien struktur tim spesialis komplit yang mereka butuhkan untuk proyek tersebut, namun ada juga perusahaan yang tidak. Hal ini terutama berlaku untuk perusahaan yang masih baru dan memiliki model bisnis yang sempit.
Jadi, setiap perusahaan dapat memiliki spektrum layanan sendiri dan jumlah anggota tim dapat bervariasi. Namun kurang lebih seperti ini:
- Pakar Analisis Requirements (requirement analyst);
- Manajer Proyek (project manager);
- Desainer Grafis (graphic designer);
- Desainer UI/UX (UI/UX designer);
- Web Developer;
- Tester Website (quality assurance tester).
Mari selami peran dan tanggung jawab tiap anggota tim web development.
Pakar Analisis Requirement (requirement analyst)
Baik secara eksplisit atau tidak, seseorang harus melakukan peran analisis requirement pada sebuah proyek website atau software development. Titel resmi bisa saja pakar analisis requirement, analis bisnis, sistem analis, manajer produk, atau sekadar analis, tetapi seseorang perlu menerjemahkan beberapa perspektif ke spesifikasi requirement dan berkomunikasi dengan pemangku kepentingan lainnya. Mungkin yang paling penting, analis membantu menentukan perbedaan antara apa yang client inginkan dan apa yang benar-benar klien butuhkan.
Â
Tugas utama dari spesialisasi ini adalah untuk memahami visi Anda tentang proyek, menganalisanya, kemudian menerjemahkan ke dalam spesifikasi teknis yang komprehensif. Pada gilirannya, spesifikasi tersebut akan digunakan oleh tim website development untuk mengatur kerangka waktu pengerjaan dan persiapan proyek.Dengan kata lain, pakar analisis requirement mempersiapkan dasar untuk pengembangan produk.
 Manajer Proyek (project manager)
Untuk memulai, selalu ada manajemen tim proyek. Pekerja teknis adalah sumber daya kreatif, produktif, dan sangat efektif, tetapi mereka membutuhkan arahan. Sebagian besar proyek mencakup banyak sumber daya yang sangat khusus seperti developer, analis, tester website, desainer grafis, dan penulis teknis. Salah satu fungsi utama dari PM proyek Anda adalah untuk mengkoordinasikan semua sumber daya dan tugas mereka - untuk memastikan bahwa pekerjaan dilakukan dalam urutan yang tepat sesuai dengan tenggat waktu (dan uang) yang dialokasikan, serta memfasilitasi komunikasi antara yang sangat terfokus (tetapi belum tentu memahami "gambaran besar" proyek itu) dan anggota tim proyek software developer yang lain.Seorang manajer proyek layaknya konduktor orkestra tim web development Anda. Hal pertama yang dia lakukan adalah berkenalan dengan spesifikasi teknis dan tanggal jatuh tempo. Berdasarkan informasi ini, rencana proyek disusun dan dibagi menjadi beberapa tahapan yang juga dikenal sebagai sprint (setting fungsional untuk jangka waktu tertentu).
Kemudian, manajer proyek memonitor seluruh proses pengembangan produk untuk memastikan setiap sprint berakhir tepat waktu. Ketika sprint berakhir, manajer proyek menampilkan demo produk untuk mendapatkan umpan balik dan persetujuan Anda untuk melanjutkan. Jika Anda tidak puas dengan apa pun itu, ia meminta anggota tim untuk memperbaiki masalah tersebut.
Selain itu, manajer proyek berkomunikasi dengan Anda sepanjang waktu. Jadi, jika Anda memiliki pertanyaan atau ingin membuat beberapa perubahan pada proyek - dialah orang yang harus Anda hubungi.
 Desainer Grafis (graphic designer)
Dalam arti tertentu, semua desain visual dimulai dengan desain grafis. Sederhananya, desain grafis adalah seni untuk memutuskan bagaimana hal-hal harus dilihat. Desainer Grafis memilih warna dan font, serta mengatur elemen (seperti gambar dan blok teks) dalam tata letak. Ini dapat terjadi baik online (website dan aplikasi seluler) maupun dalam materi cetak (iklan majalah, sampul buku, display di toko). Secara historis, desain grafis terkait dengan media cetak, tetapi tidak adil untuk mendefinisikan dan membatasi lingkup kerja desainer grafis hanya pada industri tersebut.Desain grafis, pada intinya, merupakan kombinasi dari problem solving dan komunikasi visual. Desainer grafis menggunakan warna, gambar, dan tipografi untuk mengkomunikasikan ide atau emosi melalui media cetak, web, dan desain visual. Karena sebagian besar pekerjaan desain grafis berada di bawah payung "branding", desainer tradisional semacam ini mendapat arahan dari tim pemasaran. Meskipun wajar untuk mengaitkan desain grafis hanya dengan daya tarik estetika website, desainer grafis juga menargetkan sistem laman yang mengalir lancar. Psikologi dan fungsionalitas selalu dipertimbangkan selama proses ini.
Gambar statis, bahkan ketika dibuat dan untuk media digital, dianggap desain grafis. Alur kerja desainer grafis dimulai dari meriset kebutuhan grafis klien. Klien biasanya memberikan referensi grafis yang diinginkan, atau terkadang menyerahkan sepenuhnya pada kreativitas desainer. Kemudian desainer grafis mengumpulkan materi/aset berupa photo stock atau font yang diperlukan sebelum akhirnya mengubahnya menjadi logo, newsletter, atau ilustrasi.
 Desainer UI/UX (UI/UX designer)
Desain adalah tonggak yang menentukan arah untuk keseluruhan proyek. Anda akan menemukan setidaknya dua dari berbagai kategori- antarmuka pengguna (User Interface) dan desain pengalaman pengguna (User Experience).UX berjalan satu langkah lebih jauh dari desain grafis dengan memulai proses UX bahkan sebelum pena bertemu kertas atau mouse membuka Adobe Illustrator. UX adalah industri multifaset yang menyatukan riset pengguna, arsitektur informasi, faktor manusia, dan tentu saja, desain grafis. Desain pengalaman pengguna bertujuan untuk menciptakan korelasi antara pengguna dengan produk/merek Anda, melalui cara yang bebas stres dengan menjaga pengguna dan sasaran sebagai inti dari setiap keputusan.
Dalam tahap awal, desainer UI/UX menganalisis requirement proyek (project requirements) dan target audiens proyek tersebut untuk melihat gambaran keseluruhan. Pendekatan semacam ini dilakukan untuk mengidentifikasi kesulitan yang akan dihadapi pengguna, dan secara efektif menyelesaikannya melalui desain. Berdasarkan pemikiran ini, desainer menciptakan wireframe yang merupakan penempatan skematis elemen di website.
Di sinilah bagian desain pengalaman pengguna berakhir dan desainer dapat pindah ke desain antarmuka.
Sementara UX mencakup semua hal tentang penelitian dan struktur, UI adalah singkatan dari tampilan visual. Skema warna, font, ikon, dll. Dengan kata lain, perancang menciptakan prototipe (tampilan akhir website Anda) berdasarkan pada tahap UX dan menguji kegunaannya. Prototipe bisa interaktif atau statis.
Desain Antarmuka Pengguna secara khusus berkaitan dengan desain elemen interaktif, dan karena itu eksis hampir secara eksklusif di media digital, seperti pada komputer, tablet atau smartphone. Elemen interaktif seperti menu tarik-turun, aspek formulir, elemen yang dapat diklik, animasi, rancangan tombol adalah semua alat penting untuk desainer UI di seluruh dunia.
Jadi, kita dapat memahami desain UI sebagai konstruksi yang memperluas definisi Desain Grafis, karena berkaitan dengan cara kita berinteraksi dengan suatu produk. Gambar dengan beberapa jenis interaktivitas adalah UI, bahkan ketika mereka menggabungkan gambar statis.
Steve Jobs pernah berkata "Desain bukan seperti apa dia terlihat, desain adalah cara kerjanya". Maksudnya bukan tentang teknologi apa yang dipakai, tetapi cara orang menggunakan dan berinteraksi dengan sesuatu.
Jadi Anda dapat menyimpulkan bahwa desain UI adalah konsep total dan bagian kompleks dari teks, gambar, tata letak, animasi, video dan elemen yang dapat didengar, pola navigasi, kontrol fisik dan/atau virtual, bahkan taktil dan mungkin pengalaman aromatik - apa pun - untuk terlibat secara aktif dengan pengguna.
 Web Developer
Programmer memainkan peran penting dalam tim website development. Mereka mengubah desain siap pakai Anda menjadi produk yang bisa digunakan oleh siapa saja di dunia internet.Website development setidaknya memiliki dua komponen- sisi client, juga disebut Front-End, dan sisi server - juga disebut Back-End. Sebelum membahas lebih lanjut mengenai peran Front-End dan Back-End developer, mari kita pahami terlebih dahulu komponen development sisi client (client side) dan sisi server (server side).
Seperti namanya, server adalah orang yang melayani.
Klien adalah orang yang meminta server untuk melayani.Jadi ketika seseorang membuka Kompasiana di Internet Explorer (atau browser lain), browser pergi ke mesin Kompasiana di internet, meminta agar konten ditampilkan. Di sini, browser adalah klien dan mesin Kompasiana yang selalu berjalan dan melayani konten adalah server.
Sebagian besar website menggunakan kedua sisi client maupun sisi server. Meskipun ada hal-hal yang dapat dilakukan oleh keduanya, ada beberapa hal yang hanya dapat dilakukan di server-side dan begitu pula sebaliknya.Front-End development bagus untuk semua hal yang membutuhkan interaksi pengguna, contohnya; pembuatan games sederhana. Sedangkan Back-End development digunakan untuk pekerjaan yang memerlukan data dinamis untuk dimuat, contohnya; sebuah pemberitahuan yang memberi tahu user bahwa mereka perlu login.
Singkatnya, developer front-end fokus pada bagaimana user menggunakan website dan apa yang mereka lihat ketika mereka mengakses website tersebut, developer back-end bekerja pada sistem yang memberikan informasi kepada user.
 Tester Website (quality assurance tester)
QA atau tester website adalah anggota tim website development yang juga memiliki peran penting. Dia melindungi produk Anda dari invasi bug dan mengawasi antarmukanya.Proses testing dimulai dengan analisis requirement. Berdasarkan requirements tersebut, para QA menyusun rencana testing. Setelah proyek tersebut dimulai, web developer mengirim setiap versi produk ke QA. Pada gilirannya, mereka memeriksa apakah itu sesuai dengan persyaratan teknis dan tuntutan khusus dari klien (jika ada).
Ketika bug ditemukan, QA menyusun laporan bug, dan mengirimnya kembali ke developer yang mengurus bug tersebut. Kemudian melakukan pemeriksaan balik yang dimaksudkan untuk memastikan masalah benar-benar terpecahkan. Kemudian, QA membaharui dokumen Project Checklist mendokumentasikan perubahan yang terjadi (jika ada). QA bekerja untuk proyek hingga peluncuran dan terkadang jauh setelah pasca-peluncuran.
Perlu disebutkan bahwa QA juga menangani antarmuka (interface). Mereka memeriksa ukuran, font, warna dan elemen lain untuk memenuhi requirement. QA juga dapat melaporkan desainer jika mereka menemukan masalah pada fungsi dan menyarankan mereka sebuah solusi.
Proyek IT adalah pekerjaan sulit dan mungkin saja menelan biaya yang tidak sedikit, sehingga membutuhkan perencanaan yang ekstra hati-hati. Proyek IT atau software development adalah proses yang kompleks. Ada batasan pada kemampuan seseorang, namun tidak ada batasan pada kerja tim yang baik.
Kunci keberhasilan proyek adalah komunikasi yang jelas dan efektif. Bagian penting dari proses komunikasi ini adalah mengidentifikasi para stakeholders dan peran mereka. Label apapun yang Anda sematkan pada setiap peran yang tertera di atas, dengan sistem komunikasi dan ekspektasi yang jelas selama proses development berlangsung, akan meningkatkan peluang keberhasilan proyek Anda.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H