Kemajuan teknologi informasi telah memberikan perubahan yang luar biasa bagi masyarakat. Perubahan-perubahan yang terjadi memang bertujuan untuk memudahkan pekerjaan manusia.Â
Kemajuan teknologi informasi mendorong untuk percepatan  produksi industri, globalisasi, pendidikan, sosial, ekonomi, dan sebagainya. Hasilnya, dunia yang sudah maju ini banyak menuntut kepada manusia dan menyebabkan timbulnya masalah sosial.
Mungkin kita pernah berada pada situasi yang rumit, seperti beban pekerjaan yang berat, banyaknya tugas kuliah dan praktikum mahasiswa, melihat adik atau saudara kita yang malas dan kurang semangat mengerjakan tugas sekolahnya, dan sebagainya.
Semuanya pasti mengalami hal seperti itu, belum lagi kita menghadapi orang lain yang tidak satu pemikiran, kurang menghargai orang lain, tidak sopan, suka menyalahkan, banyak menuntut, Â rasanya stres dan ingin sekali untuk marah. Misalnya, melempar sesuatu yang ada di sekitar kita, mengobrak-ngabrik meja, atau bahkan sampai memukul seseorang tanpa sebab.
Bahkan, dikutip dari laman Kompas.com, 23/06/2021, menjelaskan bahwa, jika seseorang tidak dapat mengendalikan marah dan emosinya dengan baik, dapat merusak kesehatan dan merusak kepada hal yang lain.Â
Hal itu bisa terjadi karena kita tidak memiliki kecerdasan sosial dan emosi yang baik. Dalam sebuah penelitian Studia Informatika: Jurnal Sistem Informasi, Saputra, dkk (2017), telah menjelaskan bahwa, "kemajuan teknologi informasi telah memberikan pengaruh terhadap kecerdasan emosi, kecerdasan sosial, dan kecerdasan spiritual manusia, dan harus bisa dikendalikan."
Khususnya dalam hal ini kecerdasan sosial emosional manusia di lingkungannya. Karena, banyak sekali orang yang tidak memperhatikan hal ini. Misalnya, karena tidak memperdulikan etika sosial, seseorang dalam sebuah rapat tidak menghargai pendapat orang lain, dan menyanggah pendapatnya dengan sikap tidak hormat, sontak hal ini bisa menimbulkan keributan di ruang rapat.Â
Bisa juga karena kurang menghargai dan menghormati orang lain di lingkungan sosial, bisa sampai memicu permusuhan antar individu atau kelompok, dan retaknya persaudaraan. Apalagi di Indonesia yang merupakan negara yang multikultural, yang di mana masalah sosial kerap kali muncul seputar SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antar Golongan).
Untuk itu diperlukan kecerdasan sosial emosional bagi individu agar hubungan sosial dapat terjalin dengan baik. Apa itu kecerdasan sosial emosional?
Dikutip dari Jurnal Teknodik, Hadi (2011),  menjelaskan bahwa "Kecerdasan  sosial emosional adalah kemampuan untuk memahami, mengelola, dan mengekspresikan aspek-aspek sosial dan emosional kehidupan seseorang. "
Seseorang yang memiliki kecerdasan sosial dan emosional yang baik akan mampu meraih keberhasilan, melaksanakan tugas sehari-hari seperti belajar dan bekerja, membentuk hubungan/ berinterkasi, mampu memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, dan beradaptasi dengan tuntutan pertumbuhan dan perkembangan zaman yang kompleks.
Kecerdasan sosial emosional juga menyangkut kesadaran diri, peduli terhadap diri sendiri dan orang lain, serta dapat mengontrol atau mengendalikan emosinya dengan atau kepada hal baik.
Kecerdasan atau kemampuan sosial emosional ini bisa dibina sejak dini, terutama pada jenjang pendidikan anak usia dini, dan sekolah dasar, berupa pendidikan karakter atau budi pekerti. Peran orang tua dalam mendidik anaknya di rumah bisa menjadi solusi dan bekal bagi masa depan anaknya. Disamping juga memasukkan nilai agama dan pancasila agar pondasinya semakin kuat. Dengan begitu, seseorang jika sudah dewasa, akan lebih mawas diri, lebih bijaksana, dan ramah sosial.Â
Maka dari itu, penulis berharap sebagai anggota masyarakat, kita harus punya kecerdasan sosial emosional yang baik, dengan begitu, kita akan mudah untuk mengontrol emosi, lebih bijaksana, bertanggung jawab, saling menghargai dan menghormati, serta tidak mudah menyakiti perasaan orang lain. Lebih dari itu, akan menciptakan perdamaian, menguatkan persatuan, dan melanggengkan hubungan sosial.
Sumber Referensi:Â
Hadi, S, 2011. Pembelajaran Sosial Emosional Sebagai Dasar Pendidikan Karakter Anak Usia Dini. Jurnal Teknodik Vol. XV, Nomor 2, Desember 2011, 227-240.
Kompas.com-23/06/2021. Penjelasan Marah Secara Ilmiah dan Cara Mengatasinya. Diakses pada Sabtu, 22/01/2022.Â
Saputra, dkk. 2017. Pengaruh Teknologi Informasi Terhadap Kecerdasan (Intelektual, Spiritual, Emosional, dan Sosial) Studi Kasus Anak-Anak. Studia Informatika: Jurnal Sistem Informasi, 10(2), 2017, 77-88.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H