Menjadi Guru IPS yang Hebat di Tengah Pandemi Covid-19

Menjadi seorang guru adalah profesi yang sangat mulia. Pahlawan tanpa tanda jasa disematkan sebagai wujud perjuangan para guru yang tiada pamrih dalam mendidik dan mencerdaskan kehidupan bangsa ini. Tanpa adanya guru, tidak akan tercipta peradaban yang maju.

Setiap guru memiliki keahlian yang berbeda-beda, ada yang ahli dalam Matematika, IPA, Bahasa, IPS, dan sebagainya. Dengan ilmu yang luas, guru mendidik dan mengajarkan siswa di sekolah dengan baik dan sudah dirancang sebelumnya dalam bentuk strategi pembelajaran.

Guru IPS misalnya, di mana seorang guru IPS sebelum mengajar siswa di kelas, pastinya menyiapkan dulu materi dan strategi pembelajaran apa yang cocok diterapkan nanti di kelas. Apalagi dengan materi keterpaduan dari ilmu-ilmu sosial seperti ekonomi, sosiologi, geografi, dan sejarah yang disajikan atau dipadukan menjadi mata pelajaran IPS.

Terutama persiapan sebelum mengajar haruslah matang, agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Namun, dengan kondisi pandemi Covid-19 yang masih merebak di Indonesia, bagaimana bisa guru IPS dapat mencapai tujuan pembelajaran sementara untuk pergi ke sekolah saja kesulitan?

Dapat Menggunakan dan Memanfaatkan Teknologi
Sadar akan kondisi pandemi Covid-19 saat ini, seorang guru IPS haruslah mampu mencari peluang yang ada, yaitu dengan bisa menggunakan dan memanfaatkan teknologi. 

Dengan kondisi pandemi ini, aktivitas belajar dan mengajar tidak dilakukan tatap muka di sekolah, melainkan menjadi PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh). Akibatnya, guru dan siswa akan saling berkomunikasi jarak jauh (daring), dan menggunakan sarana komunikasi misalnya gadget/smartphone.

Guru IPS harus bisa menguasai teknologi, mau tidak mau karena demi terselenggaranya kegiatan pembelajaran tersebut. Terutama, dalam menggunakan berbagai fitur atau aplikasi pendukung pembelajaran yang saat ini banyak digunakan oleh masyarakat, seperti aplikasi Zoom, Google Meet, dan lain-lain. 

Bila belum dapat menguasainya, guru dapat  meluangkan waktu untuk belajar menggunakan teknologi tersebut, atau meminta bantuan kepada keluarga atau kerabat dekat yang ahli dalam teknologi. 

Dengan begitu, kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Guru IPS yang hebat ialah yang mampu menggunakan berbagai media yang ada untuk menunjang pembelajaran siswa.

Mampu Menerapkan Strategi Pembelajaran yang Tepat
Dalam mengajar, guru IPS yang hebat harus mampu menerapkan strategi pembelajaran yang tepat, apalagi dalam PJJ seperti sekarang. Strategi pembelajaran yang efektif digunakan saat ini adalah, mengajak para siswa untuk interaktif dan semangat mengikuti pembelajaran. 

Selain itu, penggunaan model pembelajaran dan metode yang digunakan harus sesuai. Jika guru IPS dalam menerangkan materi mengenai perubahan iklim misalnya, dengan model pembelajaran berbasis masalah dan metode ceramah, jelas ini bukanlah hal yang tepat.

Sebaiknya, metode yang digunakan adalah tanya jawab, jadi siswa seolah diajak untuk aktif mengikuti pembelajaran di kelas daring ini. Juga, siswa akan antusias dan sungguh-sungguh mengikuti pembelajaran.

Tapi, bagaimana untuk guru yang berada di kawasan 3 T (terdepan, terluar, dan tertinggal)?  
Perjuangan yang dilakukan pasti cukup sulit, tapi bukan berarti akan sulit juga untuk dilakukan. Tujuan seorang guru dalam mengajar adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsan dan meningkatkan kualitas pendidikan bangsa. 

Kendala yang pasti dialami adalah ketersediaan sarana dan prasana, akses, terutama teknologi dan jaringan internet serta APD (Alat Pelindung Diri). Namun, berbagai cara mengajar dapat ditempuh, salah satunya adalah dengan belajar door to door (dari pintu ke pintu), hal ini dilatarbelakangi juga dengan kondisi wilayah tempat guru berada.

Interaksi guru dengan siswa tidak berlangsung lama, hanya berkisar antara 10-15 menit saja, menerapkan model pembelajaran bukan berbasis konten, melainkan model pembelajaran berbasis proyek atau yang dikenal dengan project based learning approach untuk mata pelajaran IPS, seperti membuat peta persebaran flora dan fauna, yang sudah guru rancang sebelumnya dalam bentuk paket. Jadi, guru IPS tidak perlu setiap hari mengunjungi rumah siswa, melainkan bisa seminggu sekali saja.

Menjadi guru IPS yang hebat itu tidaklah mudah, melainkan membutuhkan perjuangan. Jerih payah guru akan bernilai ibadah dan menjadi penerang bagi peradaban bangsa. Peran serta pemerintah dalam memperhatikan kesejahteraan guru terutama di tengah pandemi ini harus menjadi perhatian utama, apalagi dalam pemerataan dan peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia.