Membangun rumah, hotel, toko, dan bangunan lainnya merupakan bentuk usaha manusia dalam memenuhi kebutuhannya yaitu papan (tempat tinggal).Â
Apalagi membangun tempat wisata atau resort seperti Hidden Valley Hills Resort Pirwakarta. Kami Warga Kota, bersama mengunjungi Hidden Valley Hills dalam agenda Launching dan Holiday Trip Warga Kota.Â
Kami terkesan, Â saat disambut oleh sang Manajer Bapak. Â David Chandrawinata, beliau adalah anak dari sang Direktur atau pemilik dari Hidden Valley Hills Resort Purwakarta.Â
Saat itu, Â kami langsung menyelenggarakan kegiatan, pertama adalah sesi bincang-bincang seputar destinasi wisata Hidden Valley Hills. Kebetulan, Â kami bisa bertemu langsung dengan Bapak. Hendry Chandrawinata.Â
Berdasarkan penjelasan beliau, Â bahwa berdirinya Hidden Valley Hills adalah sebuah perjuangan, yang telah beliau mulai sejak tahun 2014 silam.Â
Beliau pun mendapat inspirasi ini karena terpesona dengan pemandangan alam dan legenda-legemda lokal yang ada di Purwakarta. Â Sejauh mata memandang di atas ketinggian Hidden Valley Hills, kurang lebih 362 dpl. Kita bisa melihat gunung-gunung yang tinggi dan saling menyambung satu sama lain. Seperti : Gn. Parang, Gn. Bongkok, Gn. Cupu, Â dan Gn. Lembu. Selain itu, beliau pun tertarik terhadap legenda yang ada seperti Jongrang Kalapitung dan Tapak Kuda Terbang. Apalagi yang membuat beliau terinspirasi adalah karena ada tugu peninggalan zaman Belanda pada tahun 1898 M. Â Dulu, Â bukit dan area sekitar sini adalah perkebunan dan hutan belantara, Â yang sempat dimiliki oleh Belanda.Â
Alasan beliau mendirikan tempat wisata Hidden Valley Hills adalah karena beliau takut tempat ini tidak laku. "Saya takut kalau tempat ini jadi tidak laku... ". Begitu katanya. Ternyata, Â beliau adalah seorang ahli pertanahan dan teknik sipil dan juga menyukai sejarah. Faktanya, dari desain sampai ide pembangunan Hidden Valley Hills, beliau sendirilah yang merancangnya.Â
Bukti nyata beliau menyukai saejarah adalah dengan dibangunnya 7 Pilar Legenda Purba Hidden Valley. Mulai dari pilar ke-1 sampai ke-7, menceritakan seputar awal mula berkembangnya kerajaan Hindu-Buddha sampai keruntuhannya. Be\gitupun saat berbincang-bincang di sebuah taman, Â beliau sangat antusias bercerita, Â dan mempelajari sejarah lokal di tanah Pasundan, Â khususnya di daerah Purwakarta.Â
Beliau mengatakan bahwa selama pembangunan berlangsung, Â beliau mengkaji wilayah ini dengan sangat hati-hati. Karena, Â dibangun di atas bukit agar tidak terjadi longsor. Â Kemudian, Â pembangunan pun bernilai kemanusiaan, Â yakni mengamalkan Pancasila Sila ke-2 Kemanusiaan yang adil dan beradab. Yakni, dengan turut memberdayalan masyarakat sekitar baik dari mulai pembangunan hingga pengelolaan sekarang.
Hasilnya, Â kini Desa Cibkdas, Â Kec Sukatani, Â Kab. Purwakarta menjadi hidup dan ramai. Karena masyarakatnya tumbuh perekonomiannya, Â karena ada objek wisata, dan para wisatawan banyak yang berdatangan baik masyarakat Purwakarta sendiri, Â luar kota, Â bahkan hingga mancanegara.Â
Pembangunan seperti ini haruslah dijalankan, Â yakni dengan mengamalkan Pancasila, Â terutama Sila ke-2. Agar, Â pembangunan yang berlangsung tidak sembarangan, Â karena adil dan beradab.
Kami diajak beliau untuk berkeliling menikmati fasilitas di Hidden Valley Hills Resort Purwakarta. Sungguh lengalaman yang sangat berkesan.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI