Sebagian masyarakat mungkin sepakat bahwa permasalahan kemacetan jalan ini cukup pelik. Tapi kalau kita menyadari pelbagai masalah yang ada, kita bisa mengambil salah satu permasalahan yang paling dominan.Â
Masalah dominan disini disebabkan karena banyaknya bus antar-jemput karyawan dan truk besar pengangkut logistik untuk keperluan industri yang berlalu lalang di sepanjang jalur utama, bersamaan dengan jam pergantian sift karyawan.
Saya dan pengguna jalan lain merasa cukup terganggu dengan kemacetan tersebut. Dengan mencoba berspekulasi terhadap kondisi yang ada, mungkin solusi yang saya ajukan ini perlu adanya konsolidasi antar petinggi serikat pekerja masing-masing perusahaan. Dimana para petinggi melakukan perjanjian bilateral yang sudah ditentukan. Isi perjanjian tersebut bisa mencakup hal-hal yang berkaitan dengan proses pengiriman logistik dan mekanisme antar-jemput karyawan.
Sebagai salah satu contoh, pengiriman untuk truk logistik pengiriman hanya dilakukan dari jam 09.00 - 15.00 dan 20.00-04.00 wib. Sementara untuk  proses antar-jemput dapat di kelompokan per part time. Misal untuk yang bus antar dari pukul 05.00-06.30 wib dan jemput pukul 07.00-08.00 wib. Sementara sift berikutnya untuk antar pukul 16.00-18.00 dan jemput pukul 18.00-19.00 wib.
 Hal ini bertujuan untuk menghindari bentrok yang signifikan dengan pengendara karyawan yang berangkat atau pun sebaliknya
Untuk menunjang konteks di atas, kita juga perlu bekerja sama dengan pemerintah setempat. Buat Perda tentang Peraturan Pengiriman Logistik Perindustrian khususnya untuk wilayah kawasan industri. Selain membuat Perda, perlu juga membangun pos petugas per masing-masing jalur untuk mengantisipasi para pelanggar.Â
Selain dapat menumbuhkan perekonomian warga sekitar yang mayoritas pengusaha mikro dengan tidak terganggunya kemacetan, adanya pembagian jadwal pengiriman logistik ini diharapkan proses transportasi jalur utama Warung Bangkok-Jarakosta menuju kawasan lebih terstruktur sehingga kemacetan di jalur ini lebih bisa diminimalisir.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H