Mohon tunggu...
Soni Gunadis
Soni Gunadis Mohon Tunggu... Swasta -

Suka kebebasan berekspresi dalam menulis, dengan tetap menggunakan rasa dan jiwa anda dapat menemukan arti sebuah kehidupan realita sekaligus imaji yang sesungguhnya.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Perlukah Kebijakan Check-In Tiket PT KAI Dikaji Ulang?

18 September 2016   02:46 Diperbarui: 18 September 2016   17:17 633
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Para calon penumpang mengantri untuk melakukan check in dan boarding pass tiket mandiri. Sistem baru yang diterapkan pertama kali di Bandung pada (22/2) lalu ini mirip dengan sistem bandara, di mana calon penumpang diminta melakukan check in dan cetak boarding pass tiket sesuai dengan kode booking dan identitas diri. Dilangsir dalam situs resminya www.kereta-api.co.id hal tersebut untuk meningkatkan pelayanan, memangkas waktu antrian dan menghindari pemalsuan tiket yang sudah terjadi di sejumlah daerah.

Namun, dengan sistem baru ini membuat beberapa calon penumpang yang belum tahu alur prosesnya terlihat sulit. Seperti malam ini, terlihat beberapa calon penumpang masih harus bertanya ke petugas untuk proses check in-nya. Tentu hal ini membuat antrian menjadi tambah lama, sementara jam terus berputar mendekati jadwal keberangkatan kereta. Kepanikan mulai terlihat di raut muka para calon penumpang ketika sistem server tiba-tiba down kurang lebih dua puluh menit. 

Hanya tulisan TIME OUT GATEWAY yang terpampang di layar monitor. Seorang ibu paruh baya yang sedari tadi sibuk men-touch layar di depannya sontak teriak panik, "Waduuh... Pak security ini gimana sistemnya error, kalau kaya gini saya bisa telat ini, kereta Serayu bentar lagi jalan," teriaknya. Pun komplainan secara tidak langsung dari beberapa calon penumpang lain mulai terdengar sana-sini, "Duh, gimana nih pake sistem ginian malah ribet banget, mana error lagi!" ujarnya ke penumpang lain. 

Seorang bapak mengenakan kemeja kotak-kotak berpaduan jeans hitam lengkap dengan kopor dan beberapa kardus yang berdiri tepat di belakang saya berujar lirih, "Mas enakan cara yang dulu ya, dulu dua hari sebelum berangkat aja udah bisa cetak tiket, kaya gini nyusahin orang-orang tua kaya saya, udah punya tiket asli eh disuruh check-in lagi. Ribet, Mas."

Dari permasalahan tersebut terlihat masih ada gap terhadap informasi yang belum menyeluruh ke masyarakat awam.

Apakah PT KAI perlu mengkaji ulang terhadap sistem baru yang sudah berlaku?

Menurut saya sistem tersebut merupakan terobosan baru bagi transportasi kereta api di Indonesia, selain menambah cost bagi perusahan karena mengurangi ulah oknum yang tidak bertanggung jawab pun memberikan sebuah paradigma baru terhadap penumpang yang selama ini terjebak oleh "permainan" sang calo. STOP pembelian lewat calo, sudah seyogyanya kita patut mendukung program tersebut.

Permasalahan pelik tersebut mungkin juga pasti terjadi di beberapa stasiun lainnya hanya saja untuk kasus di Stasiun Pasar Senen ini pihak PT KAI perlu menambah petugas counter check-in. Bisa dibayangkan dengan 10 counter hanya ada dua petugas yang khusus menangani di ujung kanan-kirinya, alhasil sebagian security ikut membantu proses pencetakan. 

Mungkin solusinya bisa dilakukan dengan memajang video display cara proses check-in dan cetak boarding pass di area antrian sehingga meminimalisir calon penumpang bertanya ke petugas yang berdampak dengan lamanya antrian. Selain itu bisa share ke sejumlah media sosial sehingga informasi lebih mengena ke berbagai kalangan masyarakat.

Nah, bagi Anda yang ingin berpergian menggunakan kereta api dan jauh dari stasiun keberangkatan dihimbau untuk datang lebih awal ya, karena tiket atau struk juga bisa dilakukan check-in dan boarding pass 12 jam sebelum keberangkatan. Bagi calon penumpang yang belum melakukan penyetakan 10 menit sebelum keberangkatan akan dianggap batal. Tetap berhati-hati, selamat jalan dan sampai tujuan, kompasianer.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun