Lalu, apakah Umma juga marah saat Abba sibuk dengan pekerjaannya sampai rela berpisah jauh dari keluarga? Marahkah Rara (adik Nussa) saat kakaknya mengabaikannya? Apakah Syifa dan Abdul berkurang rasa kasih sayangnya ke Nussa karena Nussa bersikap buruk kepada mereka? Kata "TIDAK" adalah jawaban untuk semua pertanyaan itu.
Secara tersirat, entah memang sudah didesain oleh pembuat film, semua momen itu mengajarkan kepada kita bahwa setiap individu yang hadir dalam kehidupan kita akan (pernah) membuat kita tidak nyaman dan tidak senang.Â
Tidak ada satu saja manusia yang sempurna, sehingga setiap sikap seseorang yang tidak baik itu "harus" kita terima dengan lapang dada. Kemudian, kita perlu mengenal orang-orang yang ada di dekat kita secara baik sebelum memutuskan "posisi" orang tersebut dalam kehidupan kita sebagaimana Nussa yang justru jadi teman baik Joni setelah mereka sama-sama terkurung di ruangan sekolah.
Ingat, yang sempurna adalah Islam, bukan Nussa, bukan manusia, dan tentu bukan penulis dan pembaca tulisan ini. Ketidaksempurnaan kita justru akan membuat kita menjadi sempurna, karena dengan itu kita terus belajar dan berbenah diri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H