Mohon tunggu...
Sonia Putri
Sonia Putri Mohon Tunggu... Lainnya - Seorang Mahasiswa Akhir yang berjuang melawan kemalasan untuk membuat Skripsi

Sour fruits enthu' and Avocado lovers. V.I.P, STAY, ONCE, and ATINY.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ikan Asin Layang, Produk Perikanan yang Perlu Dipasarkan secara Luas

21 Desember 2020   09:00 Diperbarui: 21 Desember 2020   14:15 581
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ikan Asin Layang tidak dikemas (Doc. Pribadi)

Oleh: Sonia Putri1 dan Prof. Ir. Junianto2.

  1. Mahasiswa Program Studi Perikanan Unpad
  2. Dosen Matakuliah Manajemen Industri Hasil Perikanan Program Studi Perikanan Unpad

---

Anyer merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Serang yang menjual berbagai olahan ikan, baik di tempat wisata maupun di pasar. Salah satu produk olahan perikanan yang di jual di pasar adalah Ikan Asin Layang. Produk Ikan Asin layang merupakan satu dari berbagai jenis produk ikan asin yang dijual, dan produk ini terbuat dari Ikan Layang (Decapterus sp.) yang merupakan salah satu ikan pelagis kecil. 

Pembuatan Ikan Asin Layang adalah dengan memanfaatkan prinsip penggaraman. Bahan utama yang dibutuhkan tentu saja Ikan Layang Basah yang masih segar yang kemudian dicuci dan dibersihkan sisiknya kemudian disiangi untuk diambil bagian dalam perutnya. Selanjutnya untuk proses penggaraman, garam yang digunakan sebanyak 15-20% dari berat ikan. 

Selanjutnya, taburkan garam di wadah ataupun bak, kemudian ikan disimpan pada bagian atas garam dan lapisi atau taburi lagi dengan garam. Lakukan penyusunan ikan dan garam secara berlapis-lapis, kemudian tutup dengan tutup ataupun anyaman bambu dan beri pemberat di atas, diamkan selama 1 hari. Setelahnya cuci dengan air bersih lalu tiriskan, kemudian susun di atas para-para jemuran untuk proses penjemuran. Bolak-balikan ikan agar ikan cepat kering.

Harga bahan baku untuk membuat Ikan Asin Layang, yaitu ikan Layang dihargai untuk per Kg-nya sekitar Rp. 20.000,- dan harga garam untuk per Kg-nya sekitar Rp. 13.000,-. Harga jual Ikan Asin Layang per Kg  adalah Rp. 30.000,-. Apabila dihitung biaya produksinya, modal yang dibutuhkan untuk membuat 1 Kg Ikan Asin Layang adalah Rp. 20.000,- untuk bahan baku Ikan Layang segar dan untuk garam membutuhkan sekitar 200 gr yang berarti harganya berkisar Rp. 2.600,- dengan kata lain modal total adalah Rp. 22.600. Jadi, untuk nilai tambah produk Ikan Asin Layang ini adalah Rp. 7.400,-. Nilai tambah bukan merupakan laba, karena produksi membutuhkan elemen lain seperti kemasan dan lainnya.

Dilihat dari harganya yang berada di angka Rp.30.000,- untuk ukuran 1 kg, produk olahan ini tidak kalah bergizinya dengan ikan Layang yang belum diolah. Kandungan gizi dalam 100 gram Ikan Asin Layang terdiri dari Energi sebanyak 83,8 kkal, Protein sebanyak 18,2 gr, Lemak sebanyak 0,7 gr, Kalsium sebanyak 13,0 mg, Pospor sebanyak 110, mg, dab Zat Besi sebanyak 0,4 mg. 

Adapun Vitamin yang terkandung dalam Ikan Asin Layang, diantaranya adalah Vitamin A sebanyak 11,0 SI, Vitamin B1 sebanyak 0,1 mg, Vitamin B2 sebanyak 0,1 mg, Vitamin B6 sebanyak 0,2 mg. Jika dilihat dari gizi yang terkandung, Ikan Asin Layang dapat digolongkan sebagai olahan hasil perikanan yang berprotein tinggi dan berlemak rendah. Perbedaan antara ikan yang belum diolah dengan ikan asin yang merupakan ikan olahan adalah air yang di kandungnya. Tidak adanya kandungan air dalam ikan asin dikarenakan ikan asin di jemur ataupun dipanaskan sehingga kandungan air menguap, serta air diserap oleh garam pada ikan asin tersebut.

Cukup tingginya protein yang terkandung dalam produk Ikan Asin Layang menjadikan produk ini cocok dikonsumsi oleh segala usia, karena kebutuhan akan protein tidak mengenal umur. Diharapkan produk Ikan Asin Layang dapat memenuhi kebutuhan protein hewani, karena pemenuh protein hewani lainnya  seperti daging ayam maupun daging sapi juga daging kambing dijual dengan harga yang cukup mahal. Produk Ikan Asin Layang ini ditujukan kepada masyarakat yang berada di sekitar daerah penjualan, yaitu Anyer karena produk di jual dalam keadaan tidak dikemas.

Ikan Asin Layang tidak dikemas (Doc. Pribadi)
Ikan Asin Layang tidak dikemas (Doc. Pribadi)

 Produk Ikan Asin Layang ini tidak dalam keadaan dikemas dan hanya disimpan di atas tampah plastik yang dilapisi oleh kertas nasi. Hal ini sangat kurang menarik dilihat, bahkan bisa menurunkan mutu pada produk. Produk tanpa pengemasan seperti ini kurang menarik perhatian pembeli, dan hanya menarik perhatian pembeli yang memang berniat untuk membeli Ikan Asin Layang. Oleh karena itu, perlu dikemasnya produk ini dengan kemasan yang menarik perhatian atau minimal dikemas dengan kemasan vakum agar lebih terjamin kualitasnya. Kegunaan kemasan produk, selain untuk membuat produk lebih menarik juga menjaga kualitas dari produk tersebut terutama dalam pemasarannya.

Penjualan Ikan Asin Layang ini masih perlu dikembangkan karena peminatnya masih kurang dan masih kalah dengan produk yang berbahan baku ikan Kembung, seperti Ikan Asin Peda. Lokasi dan pemasaran penting bagi penjualan suatu produk, oleh karenanya lokasi penjualan Ikan Asin Layang ini sebaiknya di daerah pasar bagian depan maupun di daerah wisata seperti daerah pantai, mengingat Ikan Asin Layang ini berada di Anyer, Banten. Selain itu, pemasaran Ikan Asin Layang ini dapat dilakukan di media sosial maupun media elektronik serta situs web seperti Instagram, Facebook, juga Youtube dengan melakukan promosi berbayar kepada Influencer yang memang bertempat tinggal di sekitar penjual Ikan Asin Layang Ini. Isi dari promosi berbayar ini dapat mencakup keunggulan produk Ikan Asin Layang, kandungan gizi, serta manfaat juga harga dari produk.

Produk ini merupakan produk yang sudah dipasarkan di pasar tradisional Anyer dan belum dipasarkan di supermarket terdekat yang berada di Cilegon. Perlunya pemasaran secara digital dan pemasaran lainnya seperti dengan menggunakan pengemasan ataupun di jual di tempat wisata, supaya produk ini lebih dikenal dan masuk ke dalam jajaran produk yang diperjual belikan di supermarket.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun