Halo kompasianer, senang sekali saya bisa ikut serta secara langsung di kegiatan seru Kompasiana. Selama ini saya hanya membaca artikel tentang berbagai acara menarik yang di selenggarakan oleh kompasiana, dari traveller, kuliner, dan lainnya.
Sabtu, 13 Maret 2021 Â saya ikut serta di Kelas Membuat Bento, bersama ibu dosen pengampu mata kuliah dekorasi hidangan yakni ibu wiwik wahyuni M.Pd., dan juga ibu endah seorang Beginner Bento Character Class. Pada kesempatan kali ini saya datang bersama berberapa dari teman sekelas saya sekitar 15 orang.
Sederhananya, "bento" mengacu pada berbagai jenis makanan yang dikemas dalam kotak portabel, dengan nasi sebagai fokus utamanya. Selain nasi, beberapa bento memiliki "hidangan utama" yang dikelilingi lauk-pauk. Ada pula bento porsi kecil yang mengandung banyak protein di dalamnya. Bento pada foto di atas, misalnya, berisi porsi mini daging sapi rebus dan ikan. Biasanya, sebagian besar pembuat bento memasukkan berbagai warna, tekstur, dan kelompok makanan agar terlihat indah.
Kata bento berasal dari Cina, dan makna aslinya adalah "mudah" atau "praktis" (walaupun sekarang ditulis dengan kata berbeda). Meskipun sebenarnya orang Jepang telah membuat makanan berbahan nasi yang mudah dibawa selama berabad-abad, kotak bento pernis yang umum kita temui sekarang baru dibuat pada abad ke-16, bertepatan dengan munculnya kata bento pertama kali di dalam kamus. Kemudian, bento benar-benar dipraktikkan secara umum selama zaman Edo (1603-1868), dan pada periode itu pula buku masak ditulis sebagai panduan untuk membuatnya.
Budaya bento saat ini sudah menyebar diseluruh penjuru dunia. Dengan semakin meluasnya budaya bento, kotak bento yang bisa dipakai berulang-ulang (reusable) banyak dijual dipasaran. Hampir setiap rumah tangga pasti memilikinya, khususnya orang-orang yang suka menyiapkan makanan sendiri. Tersedianya beragam pilihan warna, desain, dan bahan juga merupakan daya tarik bagi orang-orang yang gemar mengekspresikan kepribadian dan style mereka.
Bagi kita seorang perempuan, bisa menyiapkan bekal makanan yang lezat adalah hal yang menyenangkan sekaligus sebuah tantangan, karena ternyata menentukan menu beragam setiap hari itu adalah sebuah perjuangan .
Mungkin Anda bertanya-tanya, apa saja yang harus dimasukkan ke dalam bento? Apa pun! Selama itu mudah diambil dengan alat makan Jangan memasukkan makanan yang terlalu lunak atau sedikit berkuah. Anda bisa menggunakan makanan berprotein, makanan sederhana yang dapat dibuat di rumah atau bahkan makanan beku, seperti karaage (ayam goreng), bakso, sosis mini, dan steak hamburger (secaman daging cincang yang dibentuk menjadi patty).
Di sisi lain, sayur-sayuran adalah suatu keharusan. Bagi yang pandai memasak, mungkin suka membuat makanan yang agak rumit, tetapi untuk bento, sedikit brokoli atau bayam rebus saja sudah cukup. Tomat mini juga umum digunakan pada bento untuk memberi aksen warna yang cerah. Selain itu, masukkan beberapa irisan tamagoyaki (telur dadar gulung) agar terlihat lebih berwarna, dan selesai! Bento Jepang yang sehat dan bergizi seimbang siap disantap!
Kita harus pandai dalam berkreasi, supaya makanan yang disajikan terlihat menarik dan bervariasi, meskipun sebenarnya makanan yang kita buat ga jauh dari nasi goreng, nasi uduk atau nasi ceplok telor, agar bisa membangkitkan selera makan, terutama bila bekal ditujukan untuk anak-anak.
Ibu endah mengajarkan membuat Bento yang simple dan lucu juga menarik mata untuk dilihat dan Yummy untuk dinikmati. Dijamin anak-anak pasti akan bangga dengan buatan ibunya saat di sekolah.
Hayoo, siapa sih yang nggak ingin bisa membuat bekal makanan yang menarik dan membanggakan oleh anak-anaknya? Seni membuat bento atau bekal makanan ala Jepang yang artistik ini akan sangat disukai anak. Bento disajikan dengan beragam karakter lucu kartun yang menggemaskan, tapi tetap terjaga keseimbangan nutrisinya untuk anak.
Dalam Bento,semua lengkap tersedia dalam satu kotak bekal, yaitu karbohidrat, protein, lemak, sayuran dan buah. Gizi seimbang harus ada dalam bekal anak-anak, karena kebutuhan tubuh anak dengan aktivitas fisik di sekolah sangat menguras energi mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H