Mohon tunggu...
Ninik Dwiyanti
Ninik Dwiyanti Mohon Tunggu... Buruh - Sudah menikah

Nama:Ninik Dwiyanti Alamat: Rejosari RT 27/RW 09 Kel/desa:Jati Kecamatan: Masaran, Sragen .kode pos:57282

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Memajukan Papua Tanpa Harus Menjauhkan Rimba Sagu

30 Agustus 2022   15:19 Diperbarui: 30 Agustus 2022   15:24 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memajukan Papua Tanpa Harus Menjauhkan Rimba Sagu

Terdengar kabar bahwa warga Papua merasakan penyesal krana hutan sagu mereka diubah atau dibeli dengan harga murah. Hutan sagu yang berhetar-hetar itu pun diubah jadi hutan sawit dan padi. Menurut saya apa yang dilakukan pemerintah memang benar untuk kemajuan Papua. Tapi memajukan Papua tidak harus menghilangkan tanaman sagu yang bagi mereka itu adalah kehidupan. Bagi Papua tanaman sagu adalah makanan pokok mereka yang istimewa berasal dari resep leluhur.

Kita yang berpikiran maju harus menghargai itu krana untuk kemajuan tidak harus serba sama. Pemerintahan harus jadikan hal ini sebagai PR untuk memajukan Papua tanpa harus menghilangkan tanaman sagu.

Contoh saja yang mudah, di setiap desa pasti ada kebiasaan seperti perkataan Jawa yang bunyinya deso wono coro yang artinya tiap desa ada kebiasaan cara sendiri.

Jadi setiap provinsi juga ada kebiasaannya seperti makanan sagu bagi Papua adalah makanan istimewa. Jadi apa yang harus dilakukan pemerintah untuk kemajuan Papua selain membagi dua makanan pokok bagi Papua. Yaitu menanam padi dan sagu menjadikan dua tanaman ini bahan makanan pokok mereka. 

Kedua pemerintah harus meneliti tanaman sagu berapa banyak kandungannya dibandingkan padi. Lalu buat tanaman sagu tanaman ciri khas Papua dan bisa mendunia. Cara pemerintah memajukan Papua tidak salah tapi mungkin tidak tepat dalam penentuan. Pemerintah harus mengembalikan makanan pokok masyarakat Papua yang dianggap istimewa yaitu sagu. Memajukan provinsi tidak harus membunuh adat mereka kebiasaan mereka hidup.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun