Brantas media_ 5/1/2020_ Saya sangat mengerti , memahami dan menyadari bahwa tugas menjaga Lilin itu tetap menyala adalah tidak mudah & membutuhkan kecerdasan serta integritas yang handal .
Di sisi yang lain banyak pihak yg ingin menciri , merampok dan menjarah Lilin itu.
Saya sudah tidak mengerti lagi dengan cara apa dan cara yang bagaimana menasehati anak-anakku para Aparatur Pemerintah Desa seluruh Negeri ini , agar mereka bisa menjalankan tugasnya dengan sukses tanpa ekses sampai dengan Purna tugasnya .
Jalan satu2nya  para Apartur Pemerintah Desa harus sadar dan mau berjama'ah , berserikat / berorganisasi .Karena dari Organisasi itu disamping dijadikan whana silaturrahmi juga bisa digunakan sebagai media peningkatan kapasitasnya Aparatur Pemerintah Desa .
Akan tetapi dengan bodohnya beberapa organisasi wadah dari Kepala Desa & Perangkat Desa selalu mudah dipecah belah oleh beberapa orang Politisi .
Dan dengan naifnya pengurus Organisasi Kepala Desa dan Perangkat Desa jika sudah didekati Pejabat Pemerintah , sudah tergopoh-gopoh , merunduk dan membungkuk-bungkuk sepertI inlander dijaman kolonial Belanda .
Lupa tipoksi organisasinya bahwa organisasi itu dibentuk tujuan utamanya adalah untuk kepentingan anggotanya .
Saya tidak menganjurkan untuk melawan pejabat supra Desa , tetapi jikapun dekat dengan pejabat dan elit politik harus tetap kritis dan tidak mengorbankan garis besar perjuangan bagi anggotanya .
Akibat sebagian pengurus organisasi masih mengidap penyakit Inlander yg bersikap , loyal tanpa reserve ( loyal yang membabi buta ) yes man , inggih ndoro , siap juragan ,apa kata bapak saja , sendiko dawuh kepada pejabat diatasnya , akibatnya organisasinya menjadi sangat rapuh , dan jika terjadi masalah yg menimpa para Apartur Pemerintah Desa biasanya pejabat atau Politisi tsb . buang muka , menghindar sejauh yg mereka bisa .
Akibatnya nasib Aparatur Pemerintah Desa yg sedang bermasalah ibarat , keatas sudah tidak dapat bergantung dan kebawah telah tercabut dari akarnya . Limbung dan bingung putus asa dan patah harapanya .
Jika paradigma ini tidak segera dirubah , maka meskipun jumlah Aparatur Pemerintah Desa seluruh Indonesia ini sangat besar , tetapi kebesaranya hanya seperti buih didalam lautan , yang mana dari jauh keluhatan besar tetapi kebesaranya tidak bisa membawa arus justru selalu diombang-ambingkan oleh arus laut .