Indragiri Hilir atau Inhil, merupakan kabupaten di Provinsi Riau yang terletak di wilayah pesisir timur Pulau Sumatra. Inhil di kenal sebagai produsen kelapa, berkontribusi terhadap 10% produksi kelapa Indonesia. Terdapat dua perusahaan pengolahan kelapa yang besar, yaitu PT Pulau Sambu Guntung terletak di Kecamatan Kateman dan PT Riau Sakti United Plantations di Kecamatan Pulau Burung, telah memberi andil sangat besar dalam pembangunan kawasan Inhil.
Corak utama mata pencaharian masyarakat sekitar, 50 (lima puluh) persen memiliki kebun kelapa. Sisanya ada yang berdagang, nelayan, kuli bangunan, buruh pabrik, karyawan bank, dan ASN. Sebagaimana, kata falsafah jawa; “Sadhumuk Bhatuk Sanyari Bumi Di Tohi Pati.” Bahwasanya, persoalan tanah tidak bisa di pisahkan dari kehidupan masyarakat petani. Sebagai, lumbung pangan cakrawala sebuah kampung, wilayah maupun cakupannya lebih luas yaitu daerah maupun suatu negara dalam siklus ekonomi global.
Secara geografis dua pabrik besar pengolahan kelapa dan perkebunan kelapa masyarakat memiliki spesifikasi wilayah daratannya tersebar lahan gambut sangat luas. Sedangkan, di pesisir pantainya di dominasi oleh tanah liat Pantai (marine clay). Kedua jenis tanah tersebut menjadi lokasi penanaman kelapa dan mempunyai tantangan dalam pengelolaannya.
Pertama, lahan gambut cukup mudah bagi masyarakat untuk di tanami pohon kelapa. Akan tetapi, kelemahannya kulit ari yang berfungsi untuk menghasil minyak kurang unggul. Efek, dari pada isi kelapa kurang tebal (tipis). Sehingga, berdampak hasil santan yang di hasilkan lebih sedikit jika di produksi.
Ketahanan umur pohonnya bisa di prediksikan berkisar 25 tahun atau bisa kurang dari itu. Dampaknya, sangat sering masyarakat sekitar menanami kembali bibit maupun benih pohon kelapa yang baru. Namun, karena letak geografisnya di daratan. Jarak, yang begitu jauh dari jangkauan air laut. Sehingga, pohon kelapa tersebut tidak gampang kering maupun mati. Hal ini karena di wilayah Kecamatan Kateman dan Pulau Burung di atas berada di pesisir, sewaktu – waktu di musim tertentu akan mengalami banjir rob pasang air dalam.
Kedua, tanah liat bisa menghasilkan minyak lebih unggul, isi kelapa tebal sehingga berdampak hasil santan yang di hasilkan lebih banyak jika di produksi. Sebagaimana, telah di paparkan di atas ketika di musim kemarau tanah liat juga mengalami kekeringan dengan intensitas tinggi daripada lahan gambut. Selain itu, keunggulan tanah liat apabila di tanami dengan intensitas air yang seimbang tidak di banjiri air asin. Maka, bisa di prediksi ketahanan umur pohonnya 60 tahun atau bisa lebih dari itu.
Efeknya, punggung pohonnya tidak mengalami ketinggian. Sehingga, berdampak pohon kelapa tersebut tidak gampang tumbang di tiup angin kencang maupun mati akibat di aliri air asin.
Pengelolaan kebun kelapa untuk mengatasi hal tersebut, beberapa cara dilakukan oleh petani. Hal utama yang dilakukan adalah pemberian pupuk tanaman secara berkala kepada pohon kelapa. Misalnya, bisa menggunakan pupuk organik maupun pupuk sintetis seperti pupuk terusi (CuS04) dan urea. Lahan gambut dan tanah liat wajib senantiasa bersih dari tumbuh – tumbuhan lainnnya. Mengingat, bila keadaannya di biarkan menjadi semak – belukar. Maka, itu akan mengurangi pertumbuhan pohon kelapa tersebut untuk berkembang dan lain sebagainya.
Hal terakhir dan terpenting adalah menjaga irigasi lahan agar selalu mengalami keseimbangan air (https://tayjuhanafoundation.org/resources/the-potential-role-of-coconut-in-improving-the-sustainability-of-agriculture-on-tropical-peatland-a-case-study-of-32-years-practice-in-pulau-burung-district/).
Tanpa, mengalami kekeringan di musim kemarau maupun kebanjiran di musim hujan datang. Serta, menyediakan tanggul atau tembok perkebunan agar lahan maupun tanah yang di tanami pohon kelapa tidak mengalami kebanjiran ketika di musim air pasang besar datang.