Diantara jutaan bintang dilangit bumi,
Tatkala malam tiba menerangi,
Jujur aku hanya bisa meratapi.
Sekujur tubuh seakan-akan mati,
Senyum bak bidadari,
Hantaman keras di denyut nadi,
Sudahlah, aku tidak akan berucap dan berkata lagi.
Tapi,
Siapa itu bulan permadani ?
Apakah bulan untuk bumi,
Ataukah sebaliknya ah jatuh cinta lagi.
Oh, bulan permadani.
Hobi duduk ngopi,
Sembari ngerumpi,
Ketawa-ketiwi.
Burung Nuri,
Cerita kedai kopi,
Terbang tinggi,
Tanpa permisi,
Lalu pergi.
Tatapan mata tiada jeda dan henti,
Ah, aku takut jatuh hati.
Stop tulis apalagi ?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H