Mohon tunggu...
Muhammad Daffa Raihan
Muhammad Daffa Raihan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya ganteng kata mamah saya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Periode Khulafaur Rasyidin, Utsman Bin Affan, Ali Bin Abi Thalib, Tipe Kepimpinan Khalifah Kontribusi

28 November 2023   22:00 Diperbarui: 29 November 2023   07:45 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://pin.it/3MxZL4o

Tujuan saya membuat Artikel ini untuk memenuhi tugas UAS oleh dosen pengampu Dr.H.Syaeful Bahri, S.Ag, MM,CHCM sebagai pengampu mata kuliah sejarah peradaban Islam.

1. Masa  Khulafaur Rasyidin .

  Khulafaur Rasyidin merupakan khilafah pertama yang didirikan setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW pada tahun 632 M. Khulafaur Rasyidin memiliki empat khalifah yaitu Abu Bakar Ash Shiddiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib. Pada masa kepemimpinannya, Khulafaur Rasyidin memberikan kontribusi besar bagi peradaban Islam. Para khalifah yang berkuasa selalu menerapkan nilai-nilai ajaran Islam dalam kepemimpinannya dan  dikenal memiliki perilaku terpuji yang patut ditiru oleh umatnya. Pada masa kejayaannya, Kekhalifahan Rashidun membentang di Jazirah Arab, Levant, Kaukasus, sebagian Afrika Utara, Dataran Iran, dan Asia Tengah.  

Khulafaur Rasyidin berasal dari dua kata  Khulafah dan Ar-Rasyidin. Khulafah adalah bentuk jamak dari Khalifa yang berarti penerus, pemimpin atau penguasa yang diambil dari nama Nabi Muhammad SAW. meneruskan tugasnya sebagai pemimpin agama dan pemimpin pemerintahan, tetapi bukan sebagai nabi atau rasul. 

Padahal Ar-Rasyidin merupakan bentuk jamak dari Ar-Rasyidin yang berarti orang yang mendapat hidayah. Jadi  Khulafaur Rashidin secara bahasa adalah orang yang diangkat sebagai penerus, pemimpin atau penguasa yang selalu mendapat petunjuk dari Tuhan. Ketika Nabi Muhammad wafat, umat Islam mengalami kebingungan karena beliau tidak meninggalkan wasiat  siapa yang akan menggantikannya sebagai pemimpin umat Islam. Hal ini secara tidak langsung memberikan kebebasan bagi umat Islam untuk menciptakan model dalam memilih khalifah.

 Tak lama kemudian, sekelompok tokoh Muhajirin dan Ansar berkumpul di luar balai kota Bani Saaidah di Madinah. Masih diperdebatkan siapa yang akan dipilih sebagai pemimpin berikutnya. Perdebatan menjadi sangat sengit karena masing-masing pihak  merasa berhak menjadi pemimpin umat Islam. Kemudian Abu Bakar turun tangan dengan mengatakan bahwa umat Islam harus, sesuai ajaran Nabi Muhammad, memilih seseorang yang tidak pernah meminta kekuasaan.  

Selain itu, khilafah harus dipimpin oleh orang yang mampu menjaga keimanan, tidak haus kekuasaan, peka terhadap masyarakat, dan tidak dibutakan oleh kekayaan. Berdasarkan kriteria tersebut, umat Islam sepakat memilih Umar bin Khattab. Namun Umar bin Khattab menolaknya dan  meminta Abu Bakar  menjadi pemimpinnya. Pernyataan Umar bin Khattab diamiini oleh kaum Muhajirin dan Ansar serta seluruh umat Islam.  Abu Bakar dengan demikian resmi diangkat menjadi khalifah pertama yang dipercaya untuk meneruskan kekhalifahan Islam.

2. Masa Utsman Bin Affan (644-656 M) 

Utsman bin Affan dijuluki Zunnuarain Walhijratain. Ini berarti dua cahaya dan dua kali hijrah. Ia menikah dengan Rukayah dan Umi Kulsum, dua orang putri Nabi. Utsman pun hijrah dua kali  yakni ke Hasby dan Madinah. Ia disegani karena berasal dari keluarga saudagar kaya.  Naiknya Utsman bin Affan menjadi khilafah yaitu  Umar bin Khattab digantikan oleh khalifah  ketiga. Sebelum wafatnya Umar, Umar mencalonkan enam orang untuk mengangkat khalifah berikutnya. 

Mereka adalah Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Thalhah bin Ubaidillah, Zubair bin Awwam, Abdurrahman bin Auf dan Saad bin Abi Waqas. Enam di antaranya berunding untuk menunjuk penggantinya. Utsman bin Affan dipilih karena ia merupakan anak sulung. Ia pun mengambil sumpah khalifah di Masjid Nabawi pada tahun 23 H atau 644 M. pada usia 70 tahun.  Ekspansi berlanjut pada masa pemerintahan Utsman. Atas saran Muawiyah, Utsman pun membentuk armada. Angkatan laut,Area yang dipantau adalah:  - Afrika: Barkah, Tripoli Barat, Negeri Awan Selatan. Asia: negara bagian  Armenia, Tabaristan, Amu Darya, Balkha, Harah, Kabul dan Haznah di Turkestan.  - Eropa: Siprus. 

Dia membagi pemerintahan Muslim menjadi 10 provinsi, masing-masing dengan seorang emir atau gubernur. Pada masa Utsman, umat Islam mengalami masa paling makmur dan sejahtera. Orang bisa menunaikan haji berkali-kali. Bahkan budak pun dijual berdasarkan beratnya  berikan Dia membangun pertahanan polisi  dan pengadilan. Dulu, persidangan dilakukan di masjid.  Ia membantu membangun bendungan untuk mencegah banjir dan mengairi sawah. Banyak  jalan dan jembatan juga dibangun. Utsman juga dikenang sebagai khalifah pertama yang memperbaiki dan memperluas Masjid Agung di Mekkah dan Masjid Nabawi di Madinah. Demikian pula banyak umat Islam yang menjadikan ibadah haji sebagai rukun Islam yang kelima. 

Prestasi Utsman yang paling gemilang adalah menulis Al-Quran. Akuntansi dipertahankan ketika Islam menjadi populer. Terdapat perbedaan bacaan dan dialek dalam pengucapan Al-Qur'an. Orang pertama yang menyadari hal ini adalah Huzaifah bin Yaman. Huzaifah menyampaikannya kepada Usman. Menyikapi hal tersebut, Utsman membentuk sebuah panitia pencatatan Al-Quran. Setelah itu, Alquran disalin dan dikirim ke Mekah, Suriah, Basra, Kufah dan Madinah.  Pemerintahan Utsman berlangsung selama dua periode masing-masing enam tahun. Kesuksesan set pertama membuatnya memilih memimpin set kedua. Namun, terjadi perselisihan dan kerusuhan di musim kedua.  

Utsman diprotes karena Bani Umayyah memberikan keluarganya posisi strategis di pemerintahan. Hal ini menyebabkan lemahnya Utsman dalam pemerintahan. Dia tidak bisa berbuat banyak untuk keluarganya. Pada tahun 35 H atau 655 M, sekitar 1.500 orang datang ke Madinah untuk memprotes kebijakan Usman. Karena tidak ditanggapi, protes berubah menjadi kerusuhan. Beberapa juga mendapat dorongan dari seorang Yahudi Abdullah bin Sabaand yang diduga berpura-pura masuk Islam dan sering menyebarkan fitnah. Akibatnya rumah Utsman terkepung dan ia terpaksa mengundurkan diri sebagai khalifah. Seorang pemberontak bernama Al-Gafiqi berhasil melewati atap dan membunuh Utsman. Utsman suri berusia 82 tahun  20 tahun pasca 656 M.

3. Ali bin Abi Thalib (656-661 M)

  Ali bin Abi Thalib merupakan khalifah Islam keempat yang  juga merupakan sepupu Nabi Muhammad SAW dan juga  menantu Nabi Muhammad SAW. Beliau merupakan anak dari paman Nabi Muhammad SAW, Abu Thalib, beliau dibesarkan oleh Nabi Muhammad SAW sepeninggal kakeknya Abdul Muthalib. Ia berasal dari suku Bani Hasyim yang dianggap paling bergengsi di antara suku Quraisy. Nabi Muhammad S.A.W. juga termasuk dalam kelompok yang sama. Tugas kelompok ini sangat tinggi yaitu sebagai penjaga rumah suci Ka'bah. 

Dan karena alasan inilah Bani Hasyim dihormati dengan rasa hormat yang khusus di seluruh benua ini. 'Ali lahir pada tahun ketiga belas 'Am al-Fill', atau Tahun Gajah, sepuluh tahun sebelum ia menjadi seorang nabi.  Pada masa Nabi, Ali baru berusia remaja 10 tahun. Sejak kecil ia dibesarkan di rumah Nabi. Jadi dia mengenalnya dengan sangat baik dalam segala hal tentang dia. 

Oleh karena itu, beliau termasuk  orang pertama yang  memeluk Islam. Bahkan ada yang mengklaim bahwa dia adalah orang pertama yang mengantri, namun faktanya adalah bahwa kehormatan itu jatuh ke tangan Khadijah. Setelah itu datanglah Abu Bakar, Zaid bin Harits dan 'Ali. Meski ia masih kecil ketika masuk Islam, Ali menunjukkan keinginannya untuk menyebarkan agamanya. Ketika Nabi mengundang kerabatnya ke sebuah pesta, idenya adalah untuk menyampaikan pesan Islam kepada mereka. Setelah makan malam selesai, dia berbicara dengan orang-orang di pesta itu. "Siapakah di antara kalian," katanya, "yang akan bersumpah demi aku dan dengan demikian menjadi sahabat dan saudaraku?" Semua orang terdiam saat itu. Ali sendiri  bangun dan mengabdikan dirinya untuk membela iman. Ia masih kecil, namun suatu saat pemuda ini ditakdirkan  menjadi  menara  kekuatan Islam.

4. Jenis kepemimpinan khalifah,

 kontribusinya  Pada masa Khulafaur Rasyid khususnya praktik politik dalam  masyarakat Islam. Sepeninggal Nabi Muhammad SAW, Rasyidin Khulafaur meneruskan kepemimpinan bijak pemerintahan Islam. Meski 30 tahun telah berlalu, Khulafaur Rasyidin mampu membentuk peradaban Islam, memantapkan dan memulihkan landasan politik  masyarakat Islam. Misalnya, Khalifah Abu Bakar mengatasi dan menyelamatkan masyarakat Muslim dari perpecahan besar antara orang-orang murtad yang menolak zakat. 

Selain itu, khalifah kedua Umar bin al-Khattab  berhasil memperkuat komunitas Muslim  Arab, mentransformasi masyarakat nomaden menjadi masyarakat berdisiplin patriotik, menghancurkan imperialisme Persia dan Bizantium, mengembangkan imperialisme yang kuat, termasuk Iran, Irak, Kaldera, Suriah.Palestina dan Mesir. Khalifah ketiga, Usman bin Affan, memperluas wilayah kekuasaannya ke seluruh Asia Tengah dan Tripoli. Khalifah terakhir, Ali bin Abi Thalib, berjuang menghadapi kesulitan di tanah airnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun